Wabah PMK Sebabkan Harga Hewan Kurban Alami Kenaikan Signifikan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menjelang Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah, harga hewan kurban seperti sapi dan kambing mengalami kenaikan harga dari sebelumnya. Kondisi ini ditengarai karena adanya kekhawatiran wabah penyakit mulut dan kuku ( PMK ) yang menyerang hewan ternak.
Salah seorang pedagang sapi potong, Ipul (45) mengungkapkan, wabah PMK menyebabkan harga sapi dagangannya naik secara signifikan. Menurutnya, kenaikan tersebut berkisar 20 hingga 25 persen.
"Kenaikan harga sapi sekarang bisa sampai 20 persen hingga 25 persen, kalau lebih dari itu konsumen bakal kabur. Faktornya memang wabah PMK penyebabnya," ujar Ipul kepada wartawan, Rabu (22/6/2022).
Ipul yang membuka lapak dagangannya di Jalan Basuki Rahmat, Jatinegara, Jakarta Timur, membeberkan salah satu bukti kenaikan harga sapi kurban di tempatnya. Harga sapi Bali untuk sembelih kurban yang paling murah seharga Rp19,5 juta, sebelumnya Rp17,5 juta.
"Jadi ada kenaikan. Itu jenis sapi dengan berat 280 sampai 310 kilogram," ujarnya.
Ipul mengungkapkan, wabah PMK yang menyebabkan kenaikan harga drastis ini mempengaruhi penjualan sapi kurban di tempatnya. Ia mengaku mengalami penurunan penjualan hingga 30 persen.
"Kalau penjualannya sih saya pribadi akui mengalami penurunan drastis sampai 30 persen sekarang," tutur Ipul.
Sementara itu, salah satu pedagang kambing di Condet, Jakarta Timur, Budi (43) menjelaskan, untuk harga kambing kenaikannya sudah menjadi keniscayaan tiap tahunnya. Ia menjelaskan kenaikan harga tersebut pun masih dalam batas wajar.
"Kalau untuk peningkatan harga kambing kurban di tiap tahun pasti ada. Tapi kenaikannya masih batas wajar lah," jelas Budi.
Menurut Budi, meski ada wabah PMK, untuk kambing kenaikan harganya tidak terlalu signifikan. Jumlah kenaikan harga yang terjadi, lanjut Budi, tetap sama setiap tahunnya.
"Mungkin perbedaanya kalau tahun kemarin harga kambing kisaran empat jutaan rupiah, kemungkinan sekarang jadi lima juta," kata Budi.
Kendati demikian, Budi mengaku wabah PMK belum mempengaruhi tingkat penjualan kambing kurban dagangannya. Baginya, oknum pedagang hewan kurban yang masih memanfaatkan situasi wabah PMK untuk menaikkan harga, itu tidak manusiawi.
"Jadi kemungkinan penjualan kita masih batas wajar. Kalau khawatir sih udah pasti, tapi kalau bisa segera ditangani lah, kasihan yang tidak bisa jualan kan," tutur Budi.
Salah seorang pedagang sapi potong, Ipul (45) mengungkapkan, wabah PMK menyebabkan harga sapi dagangannya naik secara signifikan. Menurutnya, kenaikan tersebut berkisar 20 hingga 25 persen.
"Kenaikan harga sapi sekarang bisa sampai 20 persen hingga 25 persen, kalau lebih dari itu konsumen bakal kabur. Faktornya memang wabah PMK penyebabnya," ujar Ipul kepada wartawan, Rabu (22/6/2022).
Ipul yang membuka lapak dagangannya di Jalan Basuki Rahmat, Jatinegara, Jakarta Timur, membeberkan salah satu bukti kenaikan harga sapi kurban di tempatnya. Harga sapi Bali untuk sembelih kurban yang paling murah seharga Rp19,5 juta, sebelumnya Rp17,5 juta.
"Jadi ada kenaikan. Itu jenis sapi dengan berat 280 sampai 310 kilogram," ujarnya.
Ipul mengungkapkan, wabah PMK yang menyebabkan kenaikan harga drastis ini mempengaruhi penjualan sapi kurban di tempatnya. Ia mengaku mengalami penurunan penjualan hingga 30 persen.
"Kalau penjualannya sih saya pribadi akui mengalami penurunan drastis sampai 30 persen sekarang," tutur Ipul.
Sementara itu, salah satu pedagang kambing di Condet, Jakarta Timur, Budi (43) menjelaskan, untuk harga kambing kenaikannya sudah menjadi keniscayaan tiap tahunnya. Ia menjelaskan kenaikan harga tersebut pun masih dalam batas wajar.
"Kalau untuk peningkatan harga kambing kurban di tiap tahun pasti ada. Tapi kenaikannya masih batas wajar lah," jelas Budi.
Menurut Budi, meski ada wabah PMK, untuk kambing kenaikan harganya tidak terlalu signifikan. Jumlah kenaikan harga yang terjadi, lanjut Budi, tetap sama setiap tahunnya.
"Mungkin perbedaanya kalau tahun kemarin harga kambing kisaran empat jutaan rupiah, kemungkinan sekarang jadi lima juta," kata Budi.
Kendati demikian, Budi mengaku wabah PMK belum mempengaruhi tingkat penjualan kambing kurban dagangannya. Baginya, oknum pedagang hewan kurban yang masih memanfaatkan situasi wabah PMK untuk menaikkan harga, itu tidak manusiawi.
"Jadi kemungkinan penjualan kita masih batas wajar. Kalau khawatir sih udah pasti, tapi kalau bisa segera ditangani lah, kasihan yang tidak bisa jualan kan," tutur Budi.
(mhd)