Pengguna Sepeda Makin Marak, Perlu Penambahan Fasilitas Khusus Pesepeda

Jum'at, 19 Juni 2020 - 02:02 WIB
loading...
Pengguna Sepeda Makin Marak, Perlu Penambahan Fasilitas Khusus Pesepeda
Dalam beberapa hari terakhir di Jakarta masyarakat yang beraktivitas menggunakan sepeda cukup banyak. SINDOnews/Helmi Syarif
A A A
JAKARTA - Sudah hampir 15 menit lebih, Theo Yonathan, (33), bersepeda dari kawasan Polda Metro Jaya menuju kantornya di kawasan Palmerah, Jakarta Pusat. Bapak dua anak ini sudah dua tahun bersepeda dari rumahnya Kota di Depok, Jawa Barat.

Menggunakan element troy oranye, Theo kerap bergoes hampir 25 kilometer setiap harinya. “Hitung-hitung mengurangi berat badan,” katanya di temui di kawasan Palmerah, Jakarta Pusat, Kamis (18/6/2020).

Meskipun udara kala itu cukup panas, tapi Theo tak pernah mengeluhkan cuaca. Dia pun kerap menggunakan sepeda lipat yang dibelinya pertengahan 2019. “Dulu saya pakai sepeda lipat model Jepang,” katanya.(Baca juga; Ramai Bersepeda pada Masa Pandemi, Ini Tips agar Aman di Jalan Raya )

Berbeda dengan sepedanya terdahulu, menurut Theo, sepedanya kali ini lebih kokoh. Stand tas di depan jok memudahkan dirinya sehingga tak perlu menggendong tas saat bersepeda. Selain itu, saat ke Jakarta menggunakan Commuter Line, sepeda terbarunya jauh lebih simple, tiga lipatan sepeda membuat sepeda jauh lebih praktis dibandingkan sepeda sebelumnya.

Selama bekerja menggunakan sepeda, Theo selalu membawa tiga stel baju dan satu celana. Dia sadar bersepeda membuat keringat akan keluar lebih deras. Karena itu, dia membawa pakaian ganti, serta sabun mandi dan cuci muka. “Jadi pas sampai kita mandi dan cuci muka,” ucapnya.

Bersepeda di Tengah Pandemik

Bagi Theo, bersepeda di tengah pandemik membuat dirinya kian terbatas. Sebab dalam beberapa hari terakhir banyak masyarakat bersepeda cukup banyak. Kondisi ini tak diimbangi dengan jalur sepeda yang tak begitu luas. (Baca juga; Pengguna Sepeda Meningkat, DKI Buka Jalur Sementara di Jalan Sudirman-Thamrin )

Sekalipun kendaraan dalam beberapa hari terakhir sangat sedikit, namun dirinya enggan menggunakan jalur kendaraan lantaran berisiko. Dia mencontohkan di kawasan Sudirman - Thamrin. Saat empat bulan lalu, sebelum COVID-19 mewabah di Jakarta, jalanan cukup nyaman untuk bersepeda. Namun setelah pandemi mewabah sekitar dua bulan lalu, jalur sepeda cukup padat. “Memang jalur kendaraan sepi, tapi sangat berisiko,” tuturnya.

Saat ini ketika transisi PSBB, Theo mengatakan, jalanan Jakarta cukup menyenangkan untuk bersepeda. Selain sepi kendaraan banyak pesepeda yang mulai berani keluar. “Kasar kata sampai anak kecil pun keluar,” tuturnya.

Pernyataan Theo terlihat saat SINDOnews menyambangi kawasan Senayan, Jakarta Pusat. Setelah Gubernur DKI, Anies Baswedan mengubah masa PSBB menjadi Transisi PSBB kawasan Senayan mulai dijamuri oleh masyarakat yang bersepeda.

Setiap sore, di pinggiran Stadion Gelora Bung Karno ini dipenuhi pesepeda. Tua, muda, anak anak, pria dan wanita memenuhi kawasan itu. Lingkaran sebelum masuk ke kawasan GBK menjadi lokasi favorit para pesepeda.

Para pesepeda kemudian harus berjalan seirama dengan masyarakat lainnya yang berolahraga. Ada yang berlari, senam, maupun beraktivitas olahraga lainnya.

Sementara bagi pengguna sepeda yang ingin lebih jauh, mereka biasanya bersepeda di jalanan di sekitar Senayan. Melintasi kawasan Gerbang Pemuda, Asia Afrika, Gerbang Senayan, hingga ke Jalan Sudirman. Biasanya sehabis Magrib, pengguna sepeda di kawasan ini akan jauh lebih banyak.

Hana Suryani, (35), pesepeda lainnya mengamini ucapan theo. Semenjak gadis, Hana suka bersepeda, saat ini dia tergabung dalam komunitas sepeda. Hampir setiap hari, Hana bersepeda dari rumahnya di Kota Depok menuju tempat kerjanya di Blok M.

Hana menggunakan KRL Commuter Line untuk memperlancar perjalanannya. “Apalagi sekarang KRL agak sepi, jadi nggak perlu nunggu berdesak-desakan,” katanya.

Setiap sore, Hana berkeliling Jakarta menggunakan sepeda brompton. Hanya saja dibanding sebelum PSBB, Hana mengakui dirinya agak waswas saat bersepeda di atas pukul 22.00 WIB. Nilai sepeda yang cukup mahal membuat dirinya sangat khawatir menjadi korban kejahatan.

Meski pun geliat bersepeda kini mulai menjamur, namun Hana menyayangkan fasilitas yang belum ada di miliki sejumlah tempat. Dia mengatakan banyak pusat perbelanjaan maupun perkantoran yang masih memandang kecil pesepeda. “Tempat parkir pun banyak belum tersedia,” katanya.

Tak heran dalam beberapa kesempatan, Hana kerap terlibat cekcok dengan sejumlah orang mulai dari petugas keamanan hingga pemilik tempat. Keributan tak lain karena banyak fasilitas sepeda yang belum dapat. “Seperti hari ini, masa pesepeda harus parkir di lantai basement GI,” keluhnya.

Karena itu, Hana mengharapkan Pemprov DKI lebih mendorong dan mendesak kantor pemerintah, gedung, hingga pusat perbelanjaan untuk menyediakan layanan parkir sepeda.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1515 seconds (0.1#10.140)