Stop Mogok Produksi, Perajin Tahu Tempe di Depok Naikkan Harga Jual
loading...
A
A
A
DEPOK - Perajin tahu dan tempe di Kota Depok akhirnya menyerah dengan kondisi kenaikan harga kedelai. Mau tidak mau mereka terpaksa menaikkan harga jual tahu tempe.
Ketua umum paguyuban perajin tempe dan pedagang Dadi Rukun Kota Depok, Rasjani, mengatakan, setelah mogok selama tiga hari mereka siap kembali memproduksi tahu tempe. Namun, harga jual tahu tempe dipastikan naik. “Kemarin tempe dijual Rp4.000 per potong. Kalau nanti bisa naik jadi Rp5.000. Kalau untuk tahu ada kenaikan Rp20.000 per papan,” ujar Rasjani saat melakukan aksi demo di Cimanggis, Depok, Senin (21/2/2022).
Dalam paguyuban Dani Rukun terdapat 120 perajin tahu tempe di Kota Depok. Selama mereka mogok memproduksi, praktis tidak ada penjual tahu tempe di pasar.
Dia menyebutkan, kenaikan harga kedelai sudah terjadi sejak dua tahun lalu. Kendati kenaikan tidak langsung meroket, namun tetap menjadi beban biaya produksi.
Kenaikan harga kedelai secara signifikan terjadi sejak beberapa hari ini. Semula mereka bisa membeli kedelai seharga Rp8.000 per kg, namun kini menjadi Rp11.025. “Ini masih ada lonjakan lagi sampai bulan Mei,” katanya.
Rasjani menyebutkan, aksi mogok produksi ini mereka lakukan agar masyarakat tahu kalau harga kedelai sebagai bahan pokok pembuatan tahu dan tempe terus melonjak. Mereka kini kesulitan menutupi biaya produksi.
Sebagai pelaku usaha kecil, kata dia, mereka hanya ingin agar harga kedelai normal dan tidak tinggi seperti saat ini. Mereka belum bisa serta merta menaikkan harga jual tempe dan tahu karena khawatir berdampak pada turunnya jumlah pembeli.
“Makanya kami melakukan aksi ini supaya masyarakat tahu kalau harga kedelai mahal. Kalaupun kami produksi lagi, nanti kemungkinan harganya akan naik, ini supaya masyarakat mengetahui hal itu,” tukasnya.
Ketua umum paguyuban perajin tempe dan pedagang Dadi Rukun Kota Depok, Rasjani, mengatakan, setelah mogok selama tiga hari mereka siap kembali memproduksi tahu tempe. Namun, harga jual tahu tempe dipastikan naik. “Kemarin tempe dijual Rp4.000 per potong. Kalau nanti bisa naik jadi Rp5.000. Kalau untuk tahu ada kenaikan Rp20.000 per papan,” ujar Rasjani saat melakukan aksi demo di Cimanggis, Depok, Senin (21/2/2022).
Dalam paguyuban Dani Rukun terdapat 120 perajin tahu tempe di Kota Depok. Selama mereka mogok memproduksi, praktis tidak ada penjual tahu tempe di pasar.
Dia menyebutkan, kenaikan harga kedelai sudah terjadi sejak dua tahun lalu. Kendati kenaikan tidak langsung meroket, namun tetap menjadi beban biaya produksi.
Kenaikan harga kedelai secara signifikan terjadi sejak beberapa hari ini. Semula mereka bisa membeli kedelai seharga Rp8.000 per kg, namun kini menjadi Rp11.025. “Ini masih ada lonjakan lagi sampai bulan Mei,” katanya.
Rasjani menyebutkan, aksi mogok produksi ini mereka lakukan agar masyarakat tahu kalau harga kedelai sebagai bahan pokok pembuatan tahu dan tempe terus melonjak. Mereka kini kesulitan menutupi biaya produksi.
Sebagai pelaku usaha kecil, kata dia, mereka hanya ingin agar harga kedelai normal dan tidak tinggi seperti saat ini. Mereka belum bisa serta merta menaikkan harga jual tempe dan tahu karena khawatir berdampak pada turunnya jumlah pembeli.
“Makanya kami melakukan aksi ini supaya masyarakat tahu kalau harga kedelai mahal. Kalaupun kami produksi lagi, nanti kemungkinan harganya akan naik, ini supaya masyarakat mengetahui hal itu,” tukasnya.