Dituding Akan Mengcovidkan Pasien, Begini Penjelasan RSUD Cipayung

Senin, 21 Februari 2022 - 05:42 WIB
loading...
Dituding Akan Mengcovidkan Pasien, Begini Penjelasan RSUD Cipayung
Pemilik akun TikTok @tirtasiregar bercerita dipaksa menandatangani surat persetujuan mengubah hasil tes PCR dari negatif menjadi positif Covid-19 di RSUD Cipayung, Jakarta Timur.Foto/Tangkapan Layar/TikTok @tirtasiregar
A A A
JAKARTA - Media sosial dikejutkan dengan pengakuan pengguna TikTok atas nama akun @tirtasiregar yang menyebut dipaksa menandatangani surat persetujuan dari RSUD Cipayung, Jakarta Timur. Adapun berdasarkan pengakuan wanita tersebut isi surat untuk mengubah hasil tes PCR dari negatif menjadi positif Covid-19 .

“Hati-hati nih ya, kalau sakit jangan langsung dibawa ke rumah sakit atau UGD apalagi kalau batuk, pilek, dan sebagainya. Ini baru kejadian sama kami. Saya bawa ibu saya ke RSUD Cipayung itu saya diminta tandatangan bersedia dicovidkan. Walaupun hasilnya negatif,” kata wanita dalam video tersebut sebagaimana dilihat Senin (21/2/2022).

Kemudian, wanita dengan berbaju merah itu melanjutkan beberapa hari sebelum membawa sang ibu ke rumah sakit pihak keluarga melakukan tes PCR di klinik swasta dan hasilnya dinyatakan negatif. Oleh karena itu, dirinya tidak terima ketika pihak rumah sakit memintanya menandatangani surat persetujuan tersebut.

“Karena sebelum dibawa ke situ sebelumnya dites dan hasil tesnya negatif covid, nah saya tunjukkan. Tetapi dibilang di sini aturannya walaupun hasil negatif tetapi harus mau dicovidkan. Coba kayak begitu, Rumah sakit umum daerah loh Cipayung, itu punya pemerintah,” ujarnya.

Hingga Senin (21/2/2022) dini hari video yang diunggah telah disukai 1.749 dan 489 komentar. Selain itu, 37.700 lebih telah disaksikan netizen melalui laman TikTok tersebut.

Sementara itu, Direktur RSUD Cipayung,Ekonugroho Budhi Prasetyo menegaskan tayangan TikTok akun @tirtasiregar yang telah beredar luas dan meresahkan publik itu tidak benar.

Budhi menjelaskan pada kasus tersebut, pasien berinisial M (64), berobat ke RSUD Cipayung pada 16 Februari 2022 pukul 22.15 WIB, dengan keluhan batuk dan sesak sejak satu minggu sebelumnya. Pasien juga membawa hasil pemeriksaan swab rapid antigen yang dilakukan 5 hari sebelumnya dengan hasil negatif.

“Berdasarkan pemeriksaan dokter, mempertimbangkan kondisi pasien saat itu, dengan perjalanan sakit yang telah satu minggu, ditambah lagi pasien yang berusia lanjut serta mempunyai penyakit komorbid hipertensi dan asma, maka dokter merencanakan untuk melakukan pemeriksaan dengan rapid antigen ulang sekaligus akan dilakukan pemeriksaan PCR. Hal ini semata-mata agar pasien mendapat penanganan yang sesuai dengan jenis sakit dan kebutuhan pengobatannya,” kata Budhi dalam keterangannya dikutip, Senin (21/2/2022).

Kemudian, pemeriksaan tersebut juga untuk memastikan agar tempat perawatan sesuai, mencegah pasien Covid-19 bercampur tempat perawatan dengan pasien non-Covid. Pada saat penjelasan dan permintaan persetujuan tertulis tentang rencana pemeriksaan dan penempatan sementara pasien, sebelum pasti apakah pasien menderita Covid-19 atau bukan

"Keluarga menganggap bahwa prosedur tersebut sebagai ‘mengcovidkan’ pasien. Keluarga menolak mengikuti rencana penanganan pasien dan selanjutnya membawa pulang pasien," terangnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1544 seconds (0.1#10.140)