Polisi di Jakarta Kebobolan Lagi, Dua Motor Warga Kembali Digondol Maling
loading...
A
A
A
JAKARTA - Para pelaku pencurian sepeda motor ( curanmor ) di Ibu Kota makin merajalela. Belum tuntas Polisi mengungkap kejadian lima kasus curanmor di Jakarta Barat, kembali dua kasus serupa terulang lagi.
baca juga: Jakarta Barat Marak Curanmor, Sepekan Lima Motor Digasak Maling
Parahnya lagi, satu dari dua kasus curanmor yang terbaru, peristiwanya terjadi di wilayah hukum Polsek Tanjung Duren , Polres Jakarta Barat . Seperti diketahui, empat dari lima kasus curanmor yang terjadi sepekan lalu, TKP-nya masuk wilayah hukum Polsek Tanjung Duren.
“Kemarin malam, kira-kira jam 08.00, di (jalan) Seni Budaya Raya hilang lagi motor (Honda) Beat warna hitam. Korban saya suruh lapor ke Polsek Tanjung Duren,” kata Ketua RT 4/RW 11, Sugito, kepada KORAN SINDO, Selasa (7/11/2021).
Sementara itu, kasus curanmor satunya lagi terjadi di Jalan Pisangan Baru III, Matraman, Jakarta Timur. Satu unit sepeda motor milik Muhammad Jordan raib, dan pelakunya sempat terekam kamera CCTV yang terpasang di lokasi kejadian.
baca juga: Motor Pedagang Bubur, Tukang Sampah hingga Wartawan Digondol Maling di Jakbar
”Dari rekaman CCTV motor dicuri jam 04.00 WIB. Situasinya itu lagi hujan deras. Pelakunya dua orang datang pakai motor boncengan. ”Dia (pelaku) mondar-mandir lihat-lihat situasi. Pas dirasa aman, langsung mencongkel kontak motor saya pakai kunci letter,” ujarnya.
Pakar kriminologi Leopold Sudaryono menyatakan, dia lebih meyakini kombinasi antara pencegahan dan penindakan harus dilakukan polisi untuk menyikapi maraknya kasus curanmor di wilayah Jakarta. Pencegahan di tingkat masyarakat dan pencegahan oleh Polri dengan cara mengidentifikasi dan melumpuhkan jaringan curanmor, penadah, dan penyalurnya.
"Tanpa ini, kita seperti mengeringkan lapangan yang basah, karena pencurian akan terjadi terus dengan lokasi/grup pemetik yang berganti," ujar Leo saat dihubungi KORAN SINDO, di Jakarta, Selasa (7/12/2021).
baca juga: Residivis Curanmor di Jakbar Pakai Hasil Curian untuk Beli Sabu
Dia berpandangan, polisi harus melakukan tindakan tegas agar para pelaku curanmor jera, sehingga masyarakat tidak resah. Menurut Leo, identifikasi jaringan curanmor tentu membutuhkan kerja sama.
Setidaknya kerja sama itu melibatkan lima fungsi, yakni bimkemas, intelkam, satlantas, reskrim, dan Brimob untuk kekuatan pukul. Ini bisa diperkuat dengan pembentukan satgas khusus yang melakukan penyisiran dinamis (aktif dan berpindah) dan penggalangan wilayah.
"Sindikat curanmor harus dihadapi sebagai organised crimes, tidak bisa dikejar sebagai kejahatan sporadis. Karenanya, harus ada operasi khusus, satgas khusus, anggaran khusus, dan pelaporan rutin kepada publik," ungkapnya.
baca juga: 2 Motor Hilang Dalam Waktu 20 Menit, Warga Cawang Resah
Leo menambahkan, adanya keengganan masyarakat untuk melapor kasus curamor ke polisi, iumumnya diakibatkan ketidakyakinan masyarakat bahwa kasus akan bisa selesai. Jika poin-poin di atas bisa dilakukan, Leo meyakini performa Polri akan meningkat dan kepercayaan masyarakat akan menguat.
baca juga: Jakarta Barat Marak Curanmor, Sepekan Lima Motor Digasak Maling
Parahnya lagi, satu dari dua kasus curanmor yang terbaru, peristiwanya terjadi di wilayah hukum Polsek Tanjung Duren , Polres Jakarta Barat . Seperti diketahui, empat dari lima kasus curanmor yang terjadi sepekan lalu, TKP-nya masuk wilayah hukum Polsek Tanjung Duren.
“Kemarin malam, kira-kira jam 08.00, di (jalan) Seni Budaya Raya hilang lagi motor (Honda) Beat warna hitam. Korban saya suruh lapor ke Polsek Tanjung Duren,” kata Ketua RT 4/RW 11, Sugito, kepada KORAN SINDO, Selasa (7/11/2021).
Sementara itu, kasus curanmor satunya lagi terjadi di Jalan Pisangan Baru III, Matraman, Jakarta Timur. Satu unit sepeda motor milik Muhammad Jordan raib, dan pelakunya sempat terekam kamera CCTV yang terpasang di lokasi kejadian.
baca juga: Motor Pedagang Bubur, Tukang Sampah hingga Wartawan Digondol Maling di Jakbar
”Dari rekaman CCTV motor dicuri jam 04.00 WIB. Situasinya itu lagi hujan deras. Pelakunya dua orang datang pakai motor boncengan. ”Dia (pelaku) mondar-mandir lihat-lihat situasi. Pas dirasa aman, langsung mencongkel kontak motor saya pakai kunci letter,” ujarnya.
Pakar kriminologi Leopold Sudaryono menyatakan, dia lebih meyakini kombinasi antara pencegahan dan penindakan harus dilakukan polisi untuk menyikapi maraknya kasus curanmor di wilayah Jakarta. Pencegahan di tingkat masyarakat dan pencegahan oleh Polri dengan cara mengidentifikasi dan melumpuhkan jaringan curanmor, penadah, dan penyalurnya.
"Tanpa ini, kita seperti mengeringkan lapangan yang basah, karena pencurian akan terjadi terus dengan lokasi/grup pemetik yang berganti," ujar Leo saat dihubungi KORAN SINDO, di Jakarta, Selasa (7/12/2021).
baca juga: Residivis Curanmor di Jakbar Pakai Hasil Curian untuk Beli Sabu
Dia berpandangan, polisi harus melakukan tindakan tegas agar para pelaku curanmor jera, sehingga masyarakat tidak resah. Menurut Leo, identifikasi jaringan curanmor tentu membutuhkan kerja sama.
Setidaknya kerja sama itu melibatkan lima fungsi, yakni bimkemas, intelkam, satlantas, reskrim, dan Brimob untuk kekuatan pukul. Ini bisa diperkuat dengan pembentukan satgas khusus yang melakukan penyisiran dinamis (aktif dan berpindah) dan penggalangan wilayah.
"Sindikat curanmor harus dihadapi sebagai organised crimes, tidak bisa dikejar sebagai kejahatan sporadis. Karenanya, harus ada operasi khusus, satgas khusus, anggaran khusus, dan pelaporan rutin kepada publik," ungkapnya.
baca juga: 2 Motor Hilang Dalam Waktu 20 Menit, Warga Cawang Resah
Leo menambahkan, adanya keengganan masyarakat untuk melapor kasus curamor ke polisi, iumumnya diakibatkan ketidakyakinan masyarakat bahwa kasus akan bisa selesai. Jika poin-poin di atas bisa dilakukan, Leo meyakini performa Polri akan meningkat dan kepercayaan masyarakat akan menguat.
(hdr)