Deretan Gedung Kosong di Jakarta, Nomor 3 Bikin Merinding

Sabtu, 30 Oktober 2021 - 19:00 WIB
loading...
Deretan Gedung Kosong di Jakarta, Nomor 3 Bikin Merinding
Terkenal sebagai Kota Metropolis dengan bangunan-bangunan menjulang nan mewah, Jakarta juga memiliki gedung-gedung kosong yang terbengkalai. Foto: Ilustrasi/SINDOnews/Dok
A A A
JAKARTA - DKI Jakarta menyimpan banyak cerita. Terkenal sebagai Kota Metropolis dengan bangunan-bangunan menjulang nan mewah, Jakarta juga memiliki gedung-gedung kosong yang terbengkalai. Berikut 3 gedung kosong di Jakarta, yang berhasil dirangkum tim Litbang MPI.

1. Toko Merah

Deretan Gedung Kosong di Jakarta, Nomor 3 Bikin Merinding

Foto: Instagram/@toadjie

Bagi masyarakat yang gemar berkunjung ke Kota Tua sudah pasti sangat familiar dengan Toko Merah. Gedung kosong dengan tembok merah ini berada di jalan Kali Besar, Jakarta Barat. Melansir jurnal bertajuk ‘Persepsi Kesesuaian Bangunan Cagar Budaya Toko Merah Terhadap Fungsinya Oleh Masyarakat Sekitar’, gedung ini dibangun oleh Gustaaf Willem Baron van Imhoff (Gubernur Hindia Belanda ke-27) di atas tanah seluas 2.455 meter persegi pada tahun 1730. Gedung tersebut memang ditujukkan sebagai tempat tinggal Gustaaf. Namun, di tahun 1734 – 1755 beralih fungsi menjadi akademi maritim.

Fungsi tempat ini kembali berganti pada tahun 1787 sampai 1808 sebagai rumah singgah bagi pejabat di Batavia. Setelahnya, Toko Merah terus berganti fungsi, seperti kantor dinas kesehatan tentara Jepang dan kantor bank swasta. Baru kemudian di tahun 1990-an gedung ini resmi dijadikan cagar budaya, melalui Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta Noor 475 tanggal 29 Maret 1993.

2. Gedung Bekas Kantor CC PKI

Deretan Gedung Kosong di Jakarta, Nomor 3 Bikin Merinding

Foto: Dok MPI

Satu lagi gedung kosong di Jakarta yang cukup banyak menarik atensi masyarakat adalah bangunan bekas kantor CC (comite central) PKI di Salemba, Jakarta Pusat. Gedung ini dibangun di atas lahan seluas 3 hektare yang ada di kawasan perdagangan. Lahan itu kemudian dibeli oleh pihak partai dan dibangun gedung pada tahun 1954. Biaya yang digunakan untuk pembangunannya berasal dari iuran anggota-anggota partai.

Gedung 4 lantai itu terbengkalai dengan sendirinya usai peristiwa pemberontakan di tahun 1965. Setelahnya, beberapa kali berganti fungsi seperti menjadi asrama tentara dan kantor pemerintahan. Beragam sumber juga menyebut jika gedung ini sudah dibeli oleh pengusaha dan dibiarkan kosong.

3. Menara Saidah
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1500 seconds (0.1#10.140)