Anies Ingin Tempat Ibadah di Jakarta yang Miliki Sejarah Direvitalisasi
loading...
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan revitalisasi pembangunan Masjid Jami Al-Mansur, Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat, Jumat (8/10/2021). Foto: MPI/Indra Purnomo
A
A
A
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menginginkan semua tempat ibadah di Jakarta yang memiliki sejarah segera direvitalisasi. Hal itu disampaikan Anies saat meresmikan revitalisasi pembangunan Masjid Jami Al-Mansur, Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat, Jumat (8/10/2021).
"Kami ingin semua tempat-tempat ibadah di Jakarta yang punya sejarah dirawat, dikembangkan, dan direvitalisasi. Nanti semua tempat itu seperti Masjid Al-Mansur ini kita masih punya banyak. Kita sama-sama selamatkan untuk generasi anak cucu kita," ujar Anies.
Baca juga: Anies Kunjungi Pembangunan Revitalisasi Masjid Jami Al-Mansur di Jakbar
Menurut dia, Masjid Jami Al-Mansur penuh catatan sejarah dan peristiwa sejarah. Masjid Jami ini bukan sekadar bangunan fisik saja melainkan ada sejarah perjuangan untuk menegakkan keadilan dan kebenaran.
Untuk merevitalisasi Masjid Jami Al-Mansur, jangan sampai 4 pilar bangunan masjid yang sudah tegak 300 tahun lalu suatu saat keropos. Karena itu, kini berusaha dengan sungguh-sungguh untuk merevitalisasi Masjid Jami Al-Mansur. Adapun revitalisasi masjid yang didirikan pada tahun 1717 ini bertujuan salah satunya dalam rangka pengembangan destinasi wisata religi oleh Pemprov DKI.
Dinas Kebudayaan DKI Jakarta dengan pertimbangan Tim Sidang Pemugaran telah menerbitkan Surat Rekomendasi Pemugaran No. 4492/-1.853.15 tanggal 26 Juli 2021 terkait pekerjaan revitalisasi arsitektural Masjid Jami Al-Mansur Jakarta Barat.
Baca juga: Lulung Minta Anies Fasilitasi Imam Masjid hingga Marbot dengan BPJS Ketenagakerjaan
"Penerbitan Surat Rekomendasi Pemugaran sendiri merupakan bagian dari upaya perlindungan terhadap Bangunan Cagar Budaya, diduga Cagar Budaya, ataupun bangunan yang berada di kawasan Pemugaran agar setiap proses pemugarannya tetap sesuai kaidah-kaidah pelestarian," kata Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta Iwan Henry Wardhana.
"Pelaksanaan pemugaran Masjid Jami Al-Mansur akan dirancang sebagai wisata religi baru Jakarta bersamaan dengan Masjid Al-Alam Marunda, Masjid Jami Luar Batang, dan Gereja (GPIB) Immanuel Jakarta," lanjutnya.
"Kami ingin semua tempat-tempat ibadah di Jakarta yang punya sejarah dirawat, dikembangkan, dan direvitalisasi. Nanti semua tempat itu seperti Masjid Al-Mansur ini kita masih punya banyak. Kita sama-sama selamatkan untuk generasi anak cucu kita," ujar Anies.
Baca juga: Anies Kunjungi Pembangunan Revitalisasi Masjid Jami Al-Mansur di Jakbar
Menurut dia, Masjid Jami Al-Mansur penuh catatan sejarah dan peristiwa sejarah. Masjid Jami ini bukan sekadar bangunan fisik saja melainkan ada sejarah perjuangan untuk menegakkan keadilan dan kebenaran.
Untuk merevitalisasi Masjid Jami Al-Mansur, jangan sampai 4 pilar bangunan masjid yang sudah tegak 300 tahun lalu suatu saat keropos. Karena itu, kini berusaha dengan sungguh-sungguh untuk merevitalisasi Masjid Jami Al-Mansur. Adapun revitalisasi masjid yang didirikan pada tahun 1717 ini bertujuan salah satunya dalam rangka pengembangan destinasi wisata religi oleh Pemprov DKI.
Dinas Kebudayaan DKI Jakarta dengan pertimbangan Tim Sidang Pemugaran telah menerbitkan Surat Rekomendasi Pemugaran No. 4492/-1.853.15 tanggal 26 Juli 2021 terkait pekerjaan revitalisasi arsitektural Masjid Jami Al-Mansur Jakarta Barat.
Baca juga: Lulung Minta Anies Fasilitasi Imam Masjid hingga Marbot dengan BPJS Ketenagakerjaan
"Penerbitan Surat Rekomendasi Pemugaran sendiri merupakan bagian dari upaya perlindungan terhadap Bangunan Cagar Budaya, diduga Cagar Budaya, ataupun bangunan yang berada di kawasan Pemugaran agar setiap proses pemugarannya tetap sesuai kaidah-kaidah pelestarian," kata Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta Iwan Henry Wardhana.
"Pelaksanaan pemugaran Masjid Jami Al-Mansur akan dirancang sebagai wisata religi baru Jakarta bersamaan dengan Masjid Al-Alam Marunda, Masjid Jami Luar Batang, dan Gereja (GPIB) Immanuel Jakarta," lanjutnya.
(jon)
Explore More