Gangguan Konsentrasi Kerja dan Belajar Jarak Jauh Teratasi Berkat Teknologi Ini

Rabu, 06 Oktober 2021 - 18:36 WIB
loading...
Gangguan Konsentrasi Kerja dan Belajar Jarak Jauh Teratasi Berkat Teknologi Ini
Pembatasan aktivitas selama pandemi telah mengubah kebiasaan masyarakat baik di lingkungan kerja maupun dunia pendidikan. Foto: Ilustrasi/Dok SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pembatasan aktivitas selama pandemi yang dihadapi oleh setiap negara termasuk Indonesia telah mengubah kebiasaan masyarakat baik di lingkungan kerja maupun dunia pendidikan. Para pekerja maupun peserta didik “dipaksa” beraktivitas dari rumah secara daring. Alhasil, bekerja dari rumah atau WFH maupun Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) tidak hanya sekadar jargon namun menjadi metode beraktivitas yang mau tidak mau harus dipraktikkan oleh masyarakat saat ini dan seterusnya.

Namun, efektivitas kegiatan dari rumah belum dapat dilakukan maksimal layaknya aktivitas tatap muka. Selain tergolong baru bagi masyarakat, Peneliti Keluarga dan Kesehatan Pusat Penelitian Kependudukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Deshinta Fibriyanti mengatakan, ada banyak tantangan baru yang harus dihadapi masyarakat ketika beraktivitas secara daring. Tantangan terbesar di antaranya koordinasi yang tidak selancar ketika tatap muka karena gangguan teknis yang berujung pada permasalahan administrasi.
Baca juga: Tips Bekerja dari Rumah saat Pandemi Covid-19

Selain tantangan bagi organisasi, aktivitas baru ini menimbulkan tantangan tersendiri di mana para pekerja maupun peserta didik menghabiskan waktu berjam-jam menatap layar komputer dan minimnya ruang gerak yang berpotensi menimbulkan kebosanan. Aktivitas yang monoton ini dapat menurunkan konsentrasi sehingga memberikan hasil tidak maksimal.

“Beradaptasi adalah kunci utama dalam menjalani hidup di masa pandemi. Bisa dipastikan itu tidak mudah, namun kita tidak punya pilihan yang banyak. Berbagai proyeksi dan hitungan para ahli menyatakan kondisi ini akan berlangsung lama. Pertanyaan yang sering muncul apakah kehidupan bekerja kita akan kembali normal? Mungkin saja jawabannya adalah tidak,” ujar Deshinta seperti dikutip dari LIPI, Rabu (6/10/2021).

Hal tersebut dibenarkan oleh Rizky Eka Prasetya. Tenaga pengajar di salah satu universitas swasta nasional di Jakarta menyatakan daya serap dan atensi peserta didik PJJ tidak seperti tatap muka. “Gangguan koneksi bisa terjadi kapan saja dan ketika itu terjadi, konsentrasi mereka dapat terganggu,” katanya.

Dalam sebuah survei yang dilakukan JAKPAT dan Jabra pada 14 Juli 2021, ada berbagai permasalahan utama yang membuat masyarakat sulit berkonsentrasi dalam berkegiatan jarak jauh. Survei berjudul Indonesia Educator Survey mengungkapkan seperlima responden mengeluhkan lingkungan kerja atau belajar yang tidak kondusif menyebabkan sulitnya mereka berkonsentrasi.

Selain itu, 74,7 persen responden juga mengeluhkan perangkat yang digunakan kurang mumpuni sehingga memunculkan permasalahan teknis seperti hilangnya suara akibat koneksi internet yang kurang stabil. Sebanyak 13,3 persen dari responden juga menghadapi permasalahan lain terkait kualitas suara di mana perangkat headset yang kurang tepat kerap menimbulkan suara di sekitar area pengguna belajar dan bekerja yang mengganggu aktivitas pertemuan jarak jauh.

Country Manager, Enterprise, Jabra Indonesia Brodjo Koesworo Hadiputro membenarkan hal ini. Menurutnya, dukungan perangkat teknologi informasi dan komunikasi (TIK) mumpuni menjadi solusi permasalahan yang masyarakat rasakan saat ini.

“Bukan hanya kualitas jaringan internet yang baik, perangkat headset dengan teknologi terbaru juga menjadi penghubung yang menentukan pertemuan daring dapat berjalan maksimal. Perangkat dengan teknologi terbaru harus mampu menyelesaikan masalah yang kerap terjadi pada kegiatan WFH dan PJJ seperti gangguan noise dan suara yang terdengar kurang jelas akibat jaringan internet naik-turun. Adanya masalah ini, perangkat headset diharapkan mampu mengatasi masalah tersebut sehingga dapat mengakomodasi tingkat konsentrasi dan fleksibilitas penggunanya,” papar Brodjo.
Baca juga: 5 Aplikasi Persentasi Terbaik untuk Bekerja dari Rumah

Sejalan dengan ini, Jabra menghadirkan Evolve2 sebagai solusi untuk mengatasi berbagai masalah di atas. Evolve2 dirancang sebagai profesional headset terbaik guna meningkatkan produktivitas kerja maupun menjaga konsentrasi para peserta didik selama proses PJJ.

Untuk mewakili kebutuhan pelajar, Jabra menawarkan Evolve2 30 yang dirancang untuk menangkal distraksi selama kegiatan PJJ berlangsung. Dengan keberadaan tiga teknologi microphone call, headset ini dapat mengenali suara pelajar saat pembelajaran daring berlangsung dan meredam distraksi suara asing.

Dengan Evolve2 30 baik pelajar maupun guru dapat mendengar kualitas audio yang jernih berkat speaker berukuran 28 mm yang didukung chipset digital mutakhir. Dengan demikian, kenyamanan dan konsentrasi pelajar dan guru dapat terjaga. Selain itu, Evolve2 30 juga memiliki fitur boom arm yang memungkinkan pelajar untuk mematikan atau menyalakan suara secara instan sehingga guru tidak perlu khawatir akan kebocoran suara dari para murid selama PJJ berlangsung.

Adapun Jabra Evolve2 30 juga telah memenuhi persyaratan Microsoft Open Office, yang membuat produk ini tidak hanya kompatibel digunakan di mana saja tapi juga dapat digunakan di software apa saja. Fitur plug-and-play yang ada di dalamnya juga memudahkan pelajar untuk menghubungkan Evolve2 30 ke perangkat apapun melalui USB tipe A atau C.

Bagi kalangan pekerja, Jabra menawarkan Evolve2 85 dengan aneka fitur canggih yang bisa meminimalisir hilangnya suara ketika jaringan internet terganggu. Dilengkapi dengan chip pintar, Evolve2 85 mampu menyiasati minimnya kualitas jaringan internet ketika mengalami gangguan. Chip pintar memungkinkan Evolve2 85 untuk tetap menghasilkan suara jernih pengguna dengan menekan kualitas suara non esensial seperti suara background musik ataupun suara sekitar yang turut mengonsumsi kuota internet.

“Dengan begitu pengguna bisa terus terjaga konsentrasinya di tengah tantangan pertemuan daring. Evolve2 85 juga bisa jadi rekan andal karena durasi daya baterainya mencapai 37 jam. Headset ini juga dilengkapi fitur fast charging yang memungkinkan pengguna untuk mendapatkan daya baterai untuk penggunaan 8 jam hanya dengan charging selama 15 menit. Hal ini memungkinkan pengguna untuk beraktivitas dengan lancar tanpa khawatir terlalu sering kehabisan baterai,” ujar Brodjo.

Selain dapat memfasilitasi jenis aktivitas daring lainnya yaitu aktivitas plesir internet seperti mendengarkan lagu dan menonton film, Evolve2 85 yang telah tersertifikasi UC (Unified Communications) juga dilengkapi fitur top lainnya di antaranya desain yang modern dan fitur boom-arm mikrofon yang dapat disembunyikan agar aktivitas bekerja dapat disesuaikan dengan tempat di mana pengguna sedang berada.

Dia juga tidak menampik bahwa kesiapan diri para pengguna perangkat juga menjadi hal esensial yang harus terpenuhi. Salah satu kesiapan yang dimaksud dengan membuat jadwal kegiatan beserta durasi yang dibutuhkan dengan disiplin tinggi. Adapun faktor tempat juga menjadi penentu bagi seseorang menjaga daya konsentrasi sehingga penting untuk menyediakan tempat yang nyaman dalam mendukung aktivitas daring.

“Banyak yang mengeluhkan, WFH dan PJJ justru membuat durasi kegiatan terasa tidak ada batasnya. Bila semua tips telah diterapkan, namun masih belum maksimal. Mungkin kita perlu melihat kembali, apakah perangkat yang kita gunakan adalah perangkat yang tepat. Karena bila tidak, maka potensi terjadinya burnout akan lebih sering terjadi,” ungkapnya.
(jon)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1140 seconds (0.1#10.140)