Bupati Ade Yasin Bingung, PPKM Darurat tapi Covid-19 Kabupaten Bogor Terus Meningkat

Sabtu, 17 Juli 2021 - 14:32 WIB
loading...
Bupati Ade Yasin Bingung, PPKM Darurat tapi Covid-19 Kabupaten Bogor Terus Meningkat
Ade Yasin saat diskusi Jalan Terjal PPKM Darurat Polemik MNC Trijaya, Sabtu 17 Juli 2021. Foto: SINDOnews/Haryudi
A A A
BOGOR - Bupati Bogor Ade Yasin mengaku bingung melihat penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang sudah berlangsung sejak 3 Juli 2021, dimana bisa menurunkan mobilitas masyarakat tapi kasus Covid-19 terus melonjak.

Bahkan dalam tiga hari terakhir, kasus Covid-19 di Kabupaten Bogor rata-rata sehari lebih dari 900 orang positif. Data terbaru, Jumat 16 Juli 2021, kasus Covid-19 di Kabupaten Bogor bertambah sebanyak 944 orang.



Sehingga total kasus Covid-19 di Kabupaten Bogor sejak awal pandemi Covid-19 mencapai 28.345 kasus, terdiri dari pasien sembuh 21.634 orang, meninggal dunia 279 oran,g dan konfirmasi aktif atau masih sakit 6.426.

"Kalau ditanya terkait situasi secara keseluruhan akibat pandemi, Kabupaten Bogor pasti tidak baik-baik saja, karena kita sedang PPKM Darurat," ujar Ade Yasin saat diskusi 'Jalan Terjal PPKM Darurat' Polemik MNC Trijaya, Sabtu 17 Juli 2021.

Ade Yasin mengakui bahwa PPKM Darurat telah berhasil menurunkan tingkat keramaian dan mobilitas warga, akan tetapi jumlah kasus Covid-19 terus meledak.

"Untuk yang terkena Covid-19 ini justru semakin banyak, semakin naik. Saya juga bingung, kenapa kok bisa begini," kata Ade Yasin.



Dengan terus melonjaknya angka Covid-19, seluruh rumah sakit di Kabupaten Bogor kewalahan menangani pasien. Tata-rata bed occupation rate (BOR) atau tingkat keterisian tempat tempat tidur rumah sakit sudah lebih dari 90 persen.

"Artinya, ini sebelum PPKM Darurat mungkin mereka (masyarakat yang postif) sudah ada gejala, sehingga pada saat PPKM mungkin mereka sudah tertular," katanya.

Hingga saat ini situasi rumah sakit di Kabupaten Bogor masih keteteran. Meskipun ada 29 rumah sakit di Kabupaten Bogor tetap saja kewalahan menangani pasien Covid-19.

"Terus terang rumah sakit juga agak keteteran, sebab Kabupaten Bogor ini wilayanya cukup luas dengan penduduk paling banyak se-Indonesia. Jadi dalam menangani pasien dimaksimalkan di 29 rumah sakit yang ada," katanya.

Ade menyebutkan dari 4 dari 29 rumah sakit adalah milik pemerintah daerah atau Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), saat ini sudah full.

"Jadi semuanya full. Bahkan di depan rumah sakit dipasang tenda untuk layanan IGD. Tingkat kematian juga cukup tinggi," katanya.

Sehingga, kata Ade Yasin pihaknya cukup dilema saat berjibaku menangani pandemi Covid-19 ini. "Sebab, di satu sisi Pemkab Bogor harus fokus di kesehatan, di sisi lain harus fokus penertiban masyarakat yang memang masih banyak yang tidak taat prokes," jelasnya.

Saat ditanya, apakah PPKM Daurat sejak 3 Juli hingga 20 Juli 2021 mendatang efektif, Ade Yasin mengaku dampaknya cukup besar.

"Sebab, kalau tidak ada PPKM mungkin orang yang tertularnya semakin banyak. Jadi ini dengan adanya PPKM kita juga bisa menahan laju ketertularan ke masyarakat," ungkapnya.

Menurutnya, dengan adanya PPKM Darurat ini memang suka tidak suka masyarakat harus diam di rumah masing-masing.

"Mudahan-mudahan dapat menurunkan, walaupun tidak suka diam di rumah tapi ya ini kita harus memilih apakah kesehatan dulu atau ekonomi dulu. Telat dua-duanya juga agak sulit. Jadi harus kesehatan dulu yang menjadi prioritas," pungkasnya.
(thm)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1567 seconds (0.1#10.140)