Mantan Dewan Ini Ngamuk Rumah Makan Saungnya Disegel: Ini Menyangkut Harga Diri
loading...
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Usaha rumah makan saung yang disegel Satpol PP di Kelurahan Setu, ternyata milik Abdullah Serin, mantan anggota DPRD Kota Tangerang Selatan (Tangsel) periode 2014-2019. Ia pun protes keras atas penyegelan rumah makan Saung Babeh miliknya itu.
Hal yang membuatnya kesal, ia mengaku penyegelan itu dilakukan saat tamunya sedang banyak yang makan dan menjadi tontonan orang sekampung. Sebagai mantan Dewan, Serin merasa harga dirinya diinjak-injak.
"Saya digerebek di warung saya, ini kan jadi enggak lucu. Warga jadi ramai, ini menyangkut harga diri. Jadi ini dianggapnya tanah resapan, padahal ini tanah pribadi (warga)," ujar Serin.
Dengan suara tinggi, Serin sempat memaki petugas Satpol PP yang mendatangi tempat usahanya dan melakukan penyegelan tanpa kompromi terlebih dulu.
Saat disinggung alasan Satpol PP menyegel usahanya karena belum memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB), ia tidak membantahnya. Dia mengakui usahanya itu belum mengantongi IMB.
"Saya jadi bingung, saya digerebek kayak warung pojok, kayak jual narkoba. Memang belum ada izin, saya baru minta izin ke pemilik tanah agar dibantu buat jalan. Saya akan buat izin, saya tahu peraturan dan hukum," bebernya.
Serin menjelaskan, rumah makannya sudah mulai berjualan sejak 50 hari lalu. Pelanggannya pun sudah mulai ada dan berdatangan. Namun pagi hari saat dirinya baru selesai belanja untuk kebutuhan masak, tiba-tiba sebanyak 5 mobil Satpol PP berjumlah sekitar 30, orang mendatangi warungnya. Tidak banyak bicara, mereka langsung melakukan penyegelan.
Menurutnya, sebelum melakukan penyegelan Satpol PP seharunya datang melakukan konfirmasi terlebih dahulu. Tidak langsung bawa pasukan dan melakukan penyegelan, sehingga warga kampung menjadi geger.
"Ini mah menyangkut harga diri saya. Orang kampung tahu warung saya digerebek. Mestinya kan dia klarifikasi dulu, jangan asal segel, jadi bunyinya lain, bahasanya lain. Ini malah yang ditempel gubug," tandasnya.
Meski telah disegel, Serin mengaku akan tetap berjualan. Apalagi semua keperluan belanja sudah dibeli dan besok hari libur. Akan banyak pelanggannya yang datang untuk makan. Terkait dengan papan segel, akan diabaikannya begitu saja.
Hal yang membuatnya kesal, ia mengaku penyegelan itu dilakukan saat tamunya sedang banyak yang makan dan menjadi tontonan orang sekampung. Sebagai mantan Dewan, Serin merasa harga dirinya diinjak-injak.
"Saya digerebek di warung saya, ini kan jadi enggak lucu. Warga jadi ramai, ini menyangkut harga diri. Jadi ini dianggapnya tanah resapan, padahal ini tanah pribadi (warga)," ujar Serin.
Dengan suara tinggi, Serin sempat memaki petugas Satpol PP yang mendatangi tempat usahanya dan melakukan penyegelan tanpa kompromi terlebih dulu.
Baca Juga
Saat disinggung alasan Satpol PP menyegel usahanya karena belum memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB), ia tidak membantahnya. Dia mengakui usahanya itu belum mengantongi IMB.
"Saya jadi bingung, saya digerebek kayak warung pojok, kayak jual narkoba. Memang belum ada izin, saya baru minta izin ke pemilik tanah agar dibantu buat jalan. Saya akan buat izin, saya tahu peraturan dan hukum," bebernya.
Serin menjelaskan, rumah makannya sudah mulai berjualan sejak 50 hari lalu. Pelanggannya pun sudah mulai ada dan berdatangan. Namun pagi hari saat dirinya baru selesai belanja untuk kebutuhan masak, tiba-tiba sebanyak 5 mobil Satpol PP berjumlah sekitar 30, orang mendatangi warungnya. Tidak banyak bicara, mereka langsung melakukan penyegelan.
Menurutnya, sebelum melakukan penyegelan Satpol PP seharunya datang melakukan konfirmasi terlebih dahulu. Tidak langsung bawa pasukan dan melakukan penyegelan, sehingga warga kampung menjadi geger.
"Ini mah menyangkut harga diri saya. Orang kampung tahu warung saya digerebek. Mestinya kan dia klarifikasi dulu, jangan asal segel, jadi bunyinya lain, bahasanya lain. Ini malah yang ditempel gubug," tandasnya.
Meski telah disegel, Serin mengaku akan tetap berjualan. Apalagi semua keperluan belanja sudah dibeli dan besok hari libur. Akan banyak pelanggannya yang datang untuk makan. Terkait dengan papan segel, akan diabaikannya begitu saja.
(thm)