Indonesia Care Apresiasi Tim Squad BNPB Hadapi Potensi Bencana Besar, PBI Konsolidasi Relawan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Eskalasi bencana yang kian tinggi di Indonesia serta tak kunjung meredanya penyebaran wabah covid-19 membuat tim Squad Relawan yang tergabung dalam Solidaritas Penanggulangan Bencana Indonesia (PBI) melakukan konsolidasi. Ratusan perwakilan relawan dari berbagai NGO kemanusiaan dan Corporate hadir dalam rapat kordinasi yang digelar di Bekasi pada Jumat, 20 November 2020 kemarin.
Salah satu relawan kemanusiaan senior yang bergabung di Brigade Relawan Nusantara (BRN), Indonesia Care , Anca Rahadiansyah mengapresiasi langkah PBI untuk mengkonsolidasikan para relawan agar saat bencana datang tidak kaget dan cepat penanganannya.
"Seperti waktu Merapi dan beberapa bencana lainnya, gesekan suka timbul antarrelawan lokal dengan relawan dari lembaga di luar daerah tersebut. Tanpa koordinasi yang baik akan sulit dalam penanganan. Akibatnya justru relawan-relawan itu bukannya membantu malah bisa bikin masalah," ujar relawan yang pernah terlibat dalam penanganan pengungsi Rohingya di Bangladesh, Myanmar dan sejumlah negara konflik seperti Suriah serta Somalia tersebut.
Anca berharap konsolidasi yang dilakukan PBI bersama BNPB ini semakin mempersolid para relawan di lapangan. "Bantuan yang diberikan kepada masyarakat yang jadi korban bencana bisa merata dan sinergi dengan relawan lokal bisa jauh lebih baik," imbuh mantan relawan tsunami, likuifaksi serta gempa di Palu dan Lombok tersebut.
Mantan Relawan di banyak NGO kemanusiaan ini mengapresiasi langkah cepat lembaga-lembaga kemanusiaan yang merespon segera peristiwa merapi di Jawa Tengah dan Yogya beberapa hari lalu. Namun langkah cepat yang harus dilakukan bukan hanya dalam urusan bantuan logistik, namun kesiapsiagaan para relawannya juga. (Baca: Satpol PP Dalami Pelanggaran Prokes Covid-19 saat Maulid Nabi di Tebet)
Indonesia CARE sendiri, pada pekan lalu bersama sejumlah relawannya yang tergabung dalam Brigade Relawan Nusantara (BRN) menyalurkan bantuan untuk korban Merapi di kawasan Mertoyudan, Magelang. BRN bertekad akan mengawal langsung bantuan-bantuan dari masyakarat yang disalurkan melalui Indonesia CARE.
"Saat ini di Merapi sangat dibutuhkan masker. Masker ini dibutuhkan selain untuk mencegah covid, dalam bencana erupsi Merapi masker penting mencegah partikel debu yang berbahaya bagi paru-paru terhirup dan merusak jaringan dalam tubuh," tegas Anca.
Dikatakannya Indonesia CARE menganut Total Disaster Management (TDM). "Kita bantu dari pra bencana dengan edukasi, saat bencana dan pascabencana yang disebut masa recovery. Kita juga rencananya bersama relawan dokter hewan akan berupaya untuk melakukan animal rescue memberikan vitamin kepada sapi-sapi ternak yang ditinggalkan oleh para peternak agar saat mengungsi ke bawah lereng bisa tenang meninggalkannya," tambah Anca.
Dia juga berharap kepada NGO-NGO agar dalam memberikan bantuan ke masyarakat dapat membeli logistiknya dari pasar atau warung milik masyatakat setempat sehingga roda ekonomi daerah tersebut tetap bisa berputar.
Ditempat yang sama Ketua tim Squad PBI, Subur Rojinawi mengungkapkan Tim Squad PBI sendiri keanggotaannya dari berbagai lembaga/organisasi dan komunitas yang memiliki relawan kemanusiaan didalamnya. "Lebih dari 100 NGO dan organisasi kemanusiaan yang tergabung di PBI. Tim ini memang lahir karena intensitas pertemuan yang tinggi diantara para relawan kemanusiaan ketika merespon bencana. Mereka butuh saling membantu, berkoordinasi, bersinergi dalam memberikan bantuan," ungkapnya.
Dalam kesempatan ini Indonesia CARE terus mengimbau dan mengajak donatur untuk menguatkan dukungan bagi para penyintas bencana. "Setidaknya setiap keluarga di lokasi potensi bencana bisa teredukasi tentang potensi bencana yang ada di daerahnya dan bagaimana mengevakuasi diri. Bahkan perlu diadakan tas siaga bencana. Tas ini penting saat bencana terjadi dan belum ada bantuan dari manapun. Tas ini perlu minimal satu keluarga dengan satu tas," ujar direktur eksekutif Indonesia CARE, Lukman Azis dihubungi secara terpisah.
Tas siaga bencana sendiri lanjut Lukman isinya meliputi makanan dan minuman ringan yang mengenyangkan seperti biskuit, kue-kue kering tahan lama, berbagai alat bersih diri, obat-obatan, baju satu atau dua stel serta peralatan kedaruratan lainnya.
Salah satu relawan kemanusiaan senior yang bergabung di Brigade Relawan Nusantara (BRN), Indonesia Care , Anca Rahadiansyah mengapresiasi langkah PBI untuk mengkonsolidasikan para relawan agar saat bencana datang tidak kaget dan cepat penanganannya.
"Seperti waktu Merapi dan beberapa bencana lainnya, gesekan suka timbul antarrelawan lokal dengan relawan dari lembaga di luar daerah tersebut. Tanpa koordinasi yang baik akan sulit dalam penanganan. Akibatnya justru relawan-relawan itu bukannya membantu malah bisa bikin masalah," ujar relawan yang pernah terlibat dalam penanganan pengungsi Rohingya di Bangladesh, Myanmar dan sejumlah negara konflik seperti Suriah serta Somalia tersebut.
Anca berharap konsolidasi yang dilakukan PBI bersama BNPB ini semakin mempersolid para relawan di lapangan. "Bantuan yang diberikan kepada masyarakat yang jadi korban bencana bisa merata dan sinergi dengan relawan lokal bisa jauh lebih baik," imbuh mantan relawan tsunami, likuifaksi serta gempa di Palu dan Lombok tersebut.
Mantan Relawan di banyak NGO kemanusiaan ini mengapresiasi langkah cepat lembaga-lembaga kemanusiaan yang merespon segera peristiwa merapi di Jawa Tengah dan Yogya beberapa hari lalu. Namun langkah cepat yang harus dilakukan bukan hanya dalam urusan bantuan logistik, namun kesiapsiagaan para relawannya juga. (Baca: Satpol PP Dalami Pelanggaran Prokes Covid-19 saat Maulid Nabi di Tebet)
Indonesia CARE sendiri, pada pekan lalu bersama sejumlah relawannya yang tergabung dalam Brigade Relawan Nusantara (BRN) menyalurkan bantuan untuk korban Merapi di kawasan Mertoyudan, Magelang. BRN bertekad akan mengawal langsung bantuan-bantuan dari masyakarat yang disalurkan melalui Indonesia CARE.
"Saat ini di Merapi sangat dibutuhkan masker. Masker ini dibutuhkan selain untuk mencegah covid, dalam bencana erupsi Merapi masker penting mencegah partikel debu yang berbahaya bagi paru-paru terhirup dan merusak jaringan dalam tubuh," tegas Anca.
Dikatakannya Indonesia CARE menganut Total Disaster Management (TDM). "Kita bantu dari pra bencana dengan edukasi, saat bencana dan pascabencana yang disebut masa recovery. Kita juga rencananya bersama relawan dokter hewan akan berupaya untuk melakukan animal rescue memberikan vitamin kepada sapi-sapi ternak yang ditinggalkan oleh para peternak agar saat mengungsi ke bawah lereng bisa tenang meninggalkannya," tambah Anca.
Dia juga berharap kepada NGO-NGO agar dalam memberikan bantuan ke masyarakat dapat membeli logistiknya dari pasar atau warung milik masyatakat setempat sehingga roda ekonomi daerah tersebut tetap bisa berputar.
Ditempat yang sama Ketua tim Squad PBI, Subur Rojinawi mengungkapkan Tim Squad PBI sendiri keanggotaannya dari berbagai lembaga/organisasi dan komunitas yang memiliki relawan kemanusiaan didalamnya. "Lebih dari 100 NGO dan organisasi kemanusiaan yang tergabung di PBI. Tim ini memang lahir karena intensitas pertemuan yang tinggi diantara para relawan kemanusiaan ketika merespon bencana. Mereka butuh saling membantu, berkoordinasi, bersinergi dalam memberikan bantuan," ungkapnya.
Dalam kesempatan ini Indonesia CARE terus mengimbau dan mengajak donatur untuk menguatkan dukungan bagi para penyintas bencana. "Setidaknya setiap keluarga di lokasi potensi bencana bisa teredukasi tentang potensi bencana yang ada di daerahnya dan bagaimana mengevakuasi diri. Bahkan perlu diadakan tas siaga bencana. Tas ini penting saat bencana terjadi dan belum ada bantuan dari manapun. Tas ini perlu minimal satu keluarga dengan satu tas," ujar direktur eksekutif Indonesia CARE, Lukman Azis dihubungi secara terpisah.
Tas siaga bencana sendiri lanjut Lukman isinya meliputi makanan dan minuman ringan yang mengenyangkan seperti biskuit, kue-kue kering tahan lama, berbagai alat bersih diri, obat-obatan, baju satu atau dua stel serta peralatan kedaruratan lainnya.
(hab)