Sungguh Kejam, Sudah Dipaksa Nyabu Bocah Ini Disiksa jika Tidak Mencuri

Rabu, 11 November 2020 - 18:36 WIB
loading...
Sungguh Kejam, Sudah Dipaksa Nyabu Bocah Ini Disiksa jika Tidak Mencuri
Ketiga bocah malang korban eksploitasi. Foto: SINDOnews/Yan Yusuf
A A A
JAKARTA - Berulang kali disiksa, Rido Rhoma (10), akhirnya bisa bernafas lega. Kini derita penyiksaan , paksaan mencuri, hingga mengkonsumsi narkoba , tidak lagi ia rasakan. Bocah malang ini kini mulai sedikit ceria.

Anak yatim piatu itu ditemukan di kolong tol flyover Pasar Pagi, Tambora, Jakarta Barat, bersama Riki Maulana (9), dan Nabila (5). Saat ditemukan, ketiganya tampak menangis tersedu di pinggiran kolong.

“Kalau enggak maling, saya dipukulin terus,” ujar Rido didampingi petugas Pelayanan Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3RS) Suku Dinas Sosial Jakarta Barat, di Penampungan Gelandangan, Cengkareng Barat, Rabu (11/11/2020).

Masih terlihat jelas tubuh Rido dipenuhi luka memar, rambut depannya sedikit berpitak setelah dicukur oleh pria dewasa yang kerap menyiksanya. (Baca juga: Kekerasan pada Anak Marak, Kak Seto: Melindungi Anak Perlu Orang Sekampung)

Ia mengaku sesekali juga dipaksa untuk mengkonsumsi sabu sebelum mengamen. Dengan tubuh meringkih, Rido hanya gemetar ketakutan mendapat perlakuan itu.

“Di sekitar Senen, aku dipukul di tempat gelap. Waktu itu aku disuruh maling, aku enggak mau, tapi abang itu mukul aku terus,” ucap Rido sembari perlihatkan tangannya yang memar.

Seusai dipukul membabi buta, pria dewasa yang berciri tato bintang di pelipis matanya ini memaksanya untuk ngelem. Di bawah ancaman, Rido kembali disiksa bersama Nabila dan Riki. (Baca juga: Komnas PA Desak Polres Jakarta Barat Usut Kasus Eksploitasi Anak)

Saat terkapar karena mabok, ketiganya malah ditinggalkan di kawasan Pasar Pagi. Di sanalah ketiganya bertemu petugas PPSU yang menyelamatkan mereka.

Hampir sebulan lamanya ketiga bocah malang itu ikut bersama pria yang tidak diketahui namanya itu. Mereka kerap kali dipaksa nyabu saat malam, dan disiksan jika menolak. “Aku enggak mau nyabu, aku mau sekolah,” timpal Riki.

Riki sendiri tak bisa berbuat banyak dengan kondisi ini. Ia hanya rindu dengan orang tuanya yang tinggal di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat. Namun untuk letak pasti rumahnya, Riki tidak hafal pasti. “Aku enggak pernah main jauh,” katanya.

Petugas P3S, Amelia Putri, mengatakan, orang tua Rido diketahui telah meninggal. Sementara orang tua Riki dan Nabila, masih belum jelas keberadaannya. “Yang pasti mereka tinggal di Kemayoran,” katanya.

Untuk menelusuri itu, sejak siang tadi pencarian dilakukan petugas P3S. Informasi sementara, si ayah bekerja sebagai satpam SPBU, dan ibunya berjualan kopi keliling di telusuri.

“Kalau Rido tidak punya famili, kemungkinan untuk pembinaan ke Panti Sosial Bina Insan I Kedoya,” tutup Amalia.
(thm)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3459 seconds (0.1#10.140)