Banjir Rendam Sejumlah Wilayah, Anggota DPRD DKI Ini Sidak Rumah Pompa di Jakbar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Banjir merendam sedikitnya 32 rukun tetangga (RT) di beberapa wilayah Jakarta akibat hujan deras yang mengguyur sejak Sabtu 10 Oktober 2020 malam. Selain itu, 15 ruas jalan di Jakarta juga tercatat sempat tergenang.
Banjir merendam wilayah Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Jakarta Barat. Di Jakarta Barat, 19 RT yang terendam, 13 di antaranya terendam air setinggi 10 - 30 cm dan 6 RT lainnya terendam dengan ketinggian air 31 - 70 cm akibat meluapnya Kali Angke. (Baca juga: Wagub DKI Pantau Penanganan Longsor Ciganjur)
Hujan yang mengguyur wilayah Jakarta jelang dini hari tidak menyurutkan anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan Hardiyanto Kenneth untuk terjun langsung memantau kinerja rumah pompa di Jakarta Barat. Pria yang kerap disapa Kent itu mengaku tidak bisa tinggal diam jika wilayah Jakarta Barat mengalami kebanjiran.
Kent pun melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah rumah pompa hingga akhirnya tertuju ke Kembangan Utara, Jakarta Barat di RW 04, RT 10 dan RT 11, serta RT 7 RW 1 ada beberapa daerah yang terendam banjir hingga 50 centimeter.
"Wilayah ini harus dibuat pintu air untuk pembatas karena jadi titik pertemuan antara Kali Mookevart dan Kali Angke. Jadi kalau arus deras pasti mengakibatkan permukiman warga selalu banjir," ujar Kent dalam keterangannya, Minggu (11/10/2020).
Dia meminta Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta memerhatikan rumah pompa stationer yang rusak dan harus segera diperbaiki mengingat saat ini mulai memasuki musih penghujan.
"Saya minta Dinas SDA cek seluruh rumah pompa. Pompa yang rusak harus mendapatkan perhatian khusus dan harus segera diperbaiki karena akhir tahun kita sudah menghadapi musim penghujan dan semua rumah pompa harus siap dan tampil prima," ujar Kent.
Dia bersyukur banjir di Jakarta Barat tidak seperti wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan yang merendam ribuan rumah dan menyebabkan longsor seperti di Ciganjur, Jakarta Selatan.
"Saya prihatin dengan banjir yang menimpa saudara-saudara kita di Jaksel dan Jaktim hingga ada korban jiwa di Ciganjur. Saya berkomitmen akan selalu berkeliling untuk mengecek rumah pompa dan wilayah rentan banjir di Jakarta Barat jika hujan deras guyur Jakarta," katanya. (Baca juga: Anies Investigasi Tanggul Longsor di Ciganjur Jaksel)
Kent juga meminta Kasatpel (Kepala Satuan Pelaksana) di setiap kecamatan agar selalu sigap jika terjadi genangan di sejumlah titik di wilayahnya agar bencana banjir dapat diselesaikan cepat dan tidak sampai warga mengalami kerugian harta benda akibat banjir.
"Jangan kerja setengah-setengah dalam menghadapi banjir di masa pandemi Covid-19 ini. Cek rumah-rumah pompa yang bermasalah dan siapkan semua pompa mobile," tuturnya.
Dalam menyikapi banjir di Jakarta, yang bertanggung jawab tidak hanya Suku Dinas SDA, Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Bina Marga juga mempunyai tanggung jawab dalam hal ini, tetapi seluruh warga Jakarta ikut bertanggung jawab dengan bencana banjir ini.
"Banjir diakibatkan berkurangnya area serapan air karena pembangunan trotoar yang serampangan dan perubahan tata guna lahan, saluran air yang tidak memadai, dan juga perilaku masyarakat yang kurang peduli terhadap lingkungan dan suka buang sampah sembarangan," ujar Kent. (Baca juga: 7 Permukiman di Ciracas Jaktim Terdampak Banjir)
Perlu diketahui, sejumlah wilayah di Jakarta terendam banjir setelah diguyur hujan pada Sabtu 10 Oktober 2020. Sedikitnya 1.333 warga terpaksa mengungsi lantaran rumahnya terendam.
Kepala Pusat Data dan Informasi BPBD DKI Jakarta M Insaf mengatakan, berdasarkan data terakhir yang dimilikinya sebanyak 129 RT yang terendam banjir dengan jumlah pengungsi mencapai 1.333 jiwa.
Dia merinci sembilan tempat pengungsian beserta jumlah pengungsi yang tentunya mengedepankan protokol kesehatan Covid-19. Di Kampung Rambutan, Jakarta Timur, ada tiga tempat pengungsian yang disediakan yakni Aula Kelurahan Kampung Rambutan, Masjid Nurul Hikmah dan musola Al Muhasabah. Sedikitnya 64 jiwa yang mengungsi.
Di Kelurahan Ciganjur, Jakarta Selatan, pengungsi mencapai 1.200 jiwa yang juga ditampung di tiga lokasi yakni Sekolah Citra Alam, Pendopo, dan TK An Nur. Kemudian, di Kelurahan Cilandak, Jakarta Selatan ada 39 warga yang diungsikan di dua tempat yakni musola At Takwa dan musola Al Mamuriah. Sementara Kelurahan Pondok Pinang ada 30 jiwa di musola Al Ikhlas.
Adapun ketinggian air yang merendam kawasan di Jakarta berbeda-beda. Untuk Jakarta Selatan, ada 11 RT yang terendam dengan ketinggian 10 - 30 cm. 25 RT diterjang banjir dengan ketinggian 30 cm. Kemudian air dengan ketinggian 71 - 150 cm merendam 15 RT, dan 2 RT lain terendam dengan ketinggian kurang lebih 150 cm.
Di Jakarta Barat ada 19 RT yang terendam, 13 di antaranya terendam air setinggi 10 - 30 cm dan 6 RT lainnya terendam dengan ketinggian air 31 - 70 cm.
Sementara di Jakarta Timur, terdapat 57 RT terdiri dari 15 RT terendam dengan ketinggian 10 - 30 cm. Lalu 32 RT tergenang dengan ketinggian 31-70 cm dan 10 RT lainnya terendam dengan ketinggian air 71-150 cm.
Banjir merendam wilayah Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Jakarta Barat. Di Jakarta Barat, 19 RT yang terendam, 13 di antaranya terendam air setinggi 10 - 30 cm dan 6 RT lainnya terendam dengan ketinggian air 31 - 70 cm akibat meluapnya Kali Angke. (Baca juga: Wagub DKI Pantau Penanganan Longsor Ciganjur)
Hujan yang mengguyur wilayah Jakarta jelang dini hari tidak menyurutkan anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan Hardiyanto Kenneth untuk terjun langsung memantau kinerja rumah pompa di Jakarta Barat. Pria yang kerap disapa Kent itu mengaku tidak bisa tinggal diam jika wilayah Jakarta Barat mengalami kebanjiran.
Kent pun melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah rumah pompa hingga akhirnya tertuju ke Kembangan Utara, Jakarta Barat di RW 04, RT 10 dan RT 11, serta RT 7 RW 1 ada beberapa daerah yang terendam banjir hingga 50 centimeter.
"Wilayah ini harus dibuat pintu air untuk pembatas karena jadi titik pertemuan antara Kali Mookevart dan Kali Angke. Jadi kalau arus deras pasti mengakibatkan permukiman warga selalu banjir," ujar Kent dalam keterangannya, Minggu (11/10/2020).
Dia meminta Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta memerhatikan rumah pompa stationer yang rusak dan harus segera diperbaiki mengingat saat ini mulai memasuki musih penghujan.
"Saya minta Dinas SDA cek seluruh rumah pompa. Pompa yang rusak harus mendapatkan perhatian khusus dan harus segera diperbaiki karena akhir tahun kita sudah menghadapi musim penghujan dan semua rumah pompa harus siap dan tampil prima," ujar Kent.
Dia bersyukur banjir di Jakarta Barat tidak seperti wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan yang merendam ribuan rumah dan menyebabkan longsor seperti di Ciganjur, Jakarta Selatan.
"Saya prihatin dengan banjir yang menimpa saudara-saudara kita di Jaksel dan Jaktim hingga ada korban jiwa di Ciganjur. Saya berkomitmen akan selalu berkeliling untuk mengecek rumah pompa dan wilayah rentan banjir di Jakarta Barat jika hujan deras guyur Jakarta," katanya. (Baca juga: Anies Investigasi Tanggul Longsor di Ciganjur Jaksel)
Kent juga meminta Kasatpel (Kepala Satuan Pelaksana) di setiap kecamatan agar selalu sigap jika terjadi genangan di sejumlah titik di wilayahnya agar bencana banjir dapat diselesaikan cepat dan tidak sampai warga mengalami kerugian harta benda akibat banjir.
"Jangan kerja setengah-setengah dalam menghadapi banjir di masa pandemi Covid-19 ini. Cek rumah-rumah pompa yang bermasalah dan siapkan semua pompa mobile," tuturnya.
Dalam menyikapi banjir di Jakarta, yang bertanggung jawab tidak hanya Suku Dinas SDA, Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Bina Marga juga mempunyai tanggung jawab dalam hal ini, tetapi seluruh warga Jakarta ikut bertanggung jawab dengan bencana banjir ini.
"Banjir diakibatkan berkurangnya area serapan air karena pembangunan trotoar yang serampangan dan perubahan tata guna lahan, saluran air yang tidak memadai, dan juga perilaku masyarakat yang kurang peduli terhadap lingkungan dan suka buang sampah sembarangan," ujar Kent. (Baca juga: 7 Permukiman di Ciracas Jaktim Terdampak Banjir)
Perlu diketahui, sejumlah wilayah di Jakarta terendam banjir setelah diguyur hujan pada Sabtu 10 Oktober 2020. Sedikitnya 1.333 warga terpaksa mengungsi lantaran rumahnya terendam.
Kepala Pusat Data dan Informasi BPBD DKI Jakarta M Insaf mengatakan, berdasarkan data terakhir yang dimilikinya sebanyak 129 RT yang terendam banjir dengan jumlah pengungsi mencapai 1.333 jiwa.
Dia merinci sembilan tempat pengungsian beserta jumlah pengungsi yang tentunya mengedepankan protokol kesehatan Covid-19. Di Kampung Rambutan, Jakarta Timur, ada tiga tempat pengungsian yang disediakan yakni Aula Kelurahan Kampung Rambutan, Masjid Nurul Hikmah dan musola Al Muhasabah. Sedikitnya 64 jiwa yang mengungsi.
Di Kelurahan Ciganjur, Jakarta Selatan, pengungsi mencapai 1.200 jiwa yang juga ditampung di tiga lokasi yakni Sekolah Citra Alam, Pendopo, dan TK An Nur. Kemudian, di Kelurahan Cilandak, Jakarta Selatan ada 39 warga yang diungsikan di dua tempat yakni musola At Takwa dan musola Al Mamuriah. Sementara Kelurahan Pondok Pinang ada 30 jiwa di musola Al Ikhlas.
Adapun ketinggian air yang merendam kawasan di Jakarta berbeda-beda. Untuk Jakarta Selatan, ada 11 RT yang terendam dengan ketinggian 10 - 30 cm. 25 RT diterjang banjir dengan ketinggian 30 cm. Kemudian air dengan ketinggian 71 - 150 cm merendam 15 RT, dan 2 RT lain terendam dengan ketinggian kurang lebih 150 cm.
Di Jakarta Barat ada 19 RT yang terendam, 13 di antaranya terendam air setinggi 10 - 30 cm dan 6 RT lainnya terendam dengan ketinggian air 31 - 70 cm.
Sementara di Jakarta Timur, terdapat 57 RT terdiri dari 15 RT terendam dengan ketinggian 10 - 30 cm. Lalu 32 RT tergenang dengan ketinggian 31-70 cm dan 10 RT lainnya terendam dengan ketinggian air 71-150 cm.
(jon)