Warga Apartemen Kalibata City: Lebih Banyak Hal Positif Dibanding yang Negatif
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kasus pembunuhan dan mutilasi yang ramai diberitakan beberapa pekan terakhir membuat warga Apartemen Kalibata City geram. Pasalnya, aksi pembunuhan dan mutilasi dilakukan di apartemen wilayah Pasar Baru, Jakarta Pusat. Namun warga Apartemen Kalibata City yang terkena dampak negatifnya.
“Pelaku melakukan aksinya itu di Pasar Baru, dan menitipkan di salah satu unit Kalibata City. Rencananya pelaku mau mengubur di Depok tapi ketahuan polisi duluan. Hal itu juga sudah di rilis oleh Kepolisian, tapi pemberitaan yang muncul justru banyak negatif ke Kalibata City,” kata Syachrul, 49, salah satu penghuni Tower Damar, Apartemen Kalibata City.
Syahrul melihat bukan kali ini saja tempat tinggalnya menjadi headline pemberitaan media massa, meski demikian, ia mengaku tetap nyaman dengan lingkungan Kalibata City. Menurutnya, publik hanya melihat ketika terjadi suatu kasus saja. Padahal, katanya, banyak sisi positif lain yang ada dilingkungannya itu.
Sejak tinggal di Apartemen Kalibata City tahun 2011 lalu, Syahrul mengakui dirinya kian solid. Menurutnya rasa kekeluargaan antar penghuni ini sulit didapat apabila tinggal di apartemen lainnya. “Kalau di apartemen lain mungkin individulitasnya tinggi, tapi disini tidak,” ujarnya. ( )
Satu buktinya, di Kalibata City ini banyak memiliki komunitas. Mulai dari komunitas religius, komunitas sosial, komunitas hewan peliharaan, hingga komunitas berdasarkan hobi seperti catur, tenis meja, futsal, renang, senam, dan lainnya. Syachrul mengatakan, sudah 7 tahun berturut-turut sebelum pandemi Covid-19, warga apartemen Kalibata City memiliki beragam kegiatan di setiap komunitas-komunitas tersebut.
Tak hanya itu, berbagai fasilitas yang ada di kawasan ini membuat berbagai kebutuhan para penghuni mudah didapat. Begitu pun dengan sarana moda transportasi mulai dari stasiun kereta listrik (KRL), shelter ojek online hingga halte Transjakarta.
“Dulu ada tetangga saya pindah ke rumah tapak di pinggir Jakarta, setelah setahun dia balik lagi kesini. Saya tanya kenapa balik lagi, dia jawab lebih enak di Kalibata City karena semua ada disini. Kalau lapar tengah malam, tinggal turun ke bawah masih ada warung makan yang buka,” cerita Syachrul yang juga menjabat sebagai Ketua Komunitas Tenis Meja dan Futsal di Kawasan Kalibata City.
Rudi, penghuni apartemen Kalibata City lainnya menambahkan rasa kepedulian antar penghuni juga tidak hanya antar penghuni apartemen saja, tetapi juga kepada lingkungan sekitar. ( )
Misalnya, pada saat Ramadhan, setiap buka puasa penghuni selalu mengadakan buka puasa bersama anak yatim dan memberikan sembako. Baik itu kepada warga sekitar, maupun kepada para penjaga keamanan, office boy, engineering dan lainnya.
“Begitu pun pada saat natalan. Jadi hubungan antar agama di Kalibata City ini terjalin dengan sangat baik. Acara Agustusan dan donor darah juga rutin kami lakukan,” ujarnya.
“Pelaku melakukan aksinya itu di Pasar Baru, dan menitipkan di salah satu unit Kalibata City. Rencananya pelaku mau mengubur di Depok tapi ketahuan polisi duluan. Hal itu juga sudah di rilis oleh Kepolisian, tapi pemberitaan yang muncul justru banyak negatif ke Kalibata City,” kata Syachrul, 49, salah satu penghuni Tower Damar, Apartemen Kalibata City.
Syahrul melihat bukan kali ini saja tempat tinggalnya menjadi headline pemberitaan media massa, meski demikian, ia mengaku tetap nyaman dengan lingkungan Kalibata City. Menurutnya, publik hanya melihat ketika terjadi suatu kasus saja. Padahal, katanya, banyak sisi positif lain yang ada dilingkungannya itu.
Sejak tinggal di Apartemen Kalibata City tahun 2011 lalu, Syahrul mengakui dirinya kian solid. Menurutnya rasa kekeluargaan antar penghuni ini sulit didapat apabila tinggal di apartemen lainnya. “Kalau di apartemen lain mungkin individulitasnya tinggi, tapi disini tidak,” ujarnya. ( )
Satu buktinya, di Kalibata City ini banyak memiliki komunitas. Mulai dari komunitas religius, komunitas sosial, komunitas hewan peliharaan, hingga komunitas berdasarkan hobi seperti catur, tenis meja, futsal, renang, senam, dan lainnya. Syachrul mengatakan, sudah 7 tahun berturut-turut sebelum pandemi Covid-19, warga apartemen Kalibata City memiliki beragam kegiatan di setiap komunitas-komunitas tersebut.
Tak hanya itu, berbagai fasilitas yang ada di kawasan ini membuat berbagai kebutuhan para penghuni mudah didapat. Begitu pun dengan sarana moda transportasi mulai dari stasiun kereta listrik (KRL), shelter ojek online hingga halte Transjakarta.
“Dulu ada tetangga saya pindah ke rumah tapak di pinggir Jakarta, setelah setahun dia balik lagi kesini. Saya tanya kenapa balik lagi, dia jawab lebih enak di Kalibata City karena semua ada disini. Kalau lapar tengah malam, tinggal turun ke bawah masih ada warung makan yang buka,” cerita Syachrul yang juga menjabat sebagai Ketua Komunitas Tenis Meja dan Futsal di Kawasan Kalibata City.
Rudi, penghuni apartemen Kalibata City lainnya menambahkan rasa kepedulian antar penghuni juga tidak hanya antar penghuni apartemen saja, tetapi juga kepada lingkungan sekitar. ( )
Misalnya, pada saat Ramadhan, setiap buka puasa penghuni selalu mengadakan buka puasa bersama anak yatim dan memberikan sembako. Baik itu kepada warga sekitar, maupun kepada para penjaga keamanan, office boy, engineering dan lainnya.
“Begitu pun pada saat natalan. Jadi hubungan antar agama di Kalibata City ini terjalin dengan sangat baik. Acara Agustusan dan donor darah juga rutin kami lakukan,” ujarnya.