Bogor Barat Penyumbang Kasus Positif Covid-19 Terbanyak di Kota Bogor

Selasa, 05 Mei 2020 - 08:01 WIB
loading...
Bogor Barat Penyumbang Kasus Positif Covid-19 Terbanyak di Kota Bogor
13 kecamatan di Kabupaten Bogor masuk zona merah kasus virus Corona atau COVID-19 dengan jumlah pasien positif 38 orang. Foto/Pemkab Bogor
A A A
BOGOR - Meski luas wilayahnya kecil dan hanya memiliki enam kecamatan yang letaknya persis berada di tengah daerah saudaranya, ternyata kasus Corona Virus Disease (Covid19) di Kota Bogor peta sebarannya masih sangat mengkhawatirkan. Pasalnya sejak sebulan wabah Covid-19, kemudian langsung ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) seluruh kecamatan di Kota Bogor masuk dalam zona merah.

Bahkan berdasarkan data diperoleh dari hasil monitoring tim Komunikasi Publik Pemkot Bogor untuk Siaga Covid-19, hingga pukul 14.00 WIB, Senin 4 Mei 2020 dengan total jumlah kasus positif yang mencapai 91 orang, Kecamatan Bogor Barat ternyata sebagai zona merah penyumbang kasus pasien terkonfirmasi positif terbanyak yakni 22 orang.

Sedangkan dua kecamatan lainnya yakni Bogor Timur dan Tengah masing-masing terdapat 15 kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Sisanya tiga kecamatan lainnya yakni Tanah Sareal, Bogor Utara dan Bogor Selatan semuanya sama-sama memiliki 13 kasus terkonfirmasi positif.

"Update terakhir kasus Covid-19 di Kota Bogor hari ini untuk yang berstatus terkonfirmasi positif tak ada penambahan atau masih tetap sama seperti hari sebelumnya sebanyak 91 kasus, terdiri dari sembuh dan meninggal masing-masing 14 orang dan pasien yang masih dalam perawatan RS sebanyak 36 orang," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno, Senin 4 Mei 2020.

Lebih lanjut Sri yang juga menjabat sebagai Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Bogor menambahkan, untuk kasus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) hingga saat ini total berjumlah 195 orang dengan rincian 71 orang sembuh, masih dalam pengawasan 87 orang dan meninggal dunia 37 orang.

"Jumlah pasien 6 orang yang meninggal dalam status PDP, saat ini masih menunggu hasil laboratorium swab dari Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Jakarta, Labkesda Bandung dan Laboratorium Collaborative Research Center IPB University," katanya.

Adapun untuk kasus yang berstatus Orang Dalam Pantauan (ODP) total jumlahnya mencapai 1.130 orang, terdiri dari selesai 985 orang dan masih dalam pemantauan 145 orang. "Sedangkan kasus Covid-19 yang berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG) hingga saat ini total jumlahnya mencapai 187 orang, meliputi 99 selesai dan sisanya sebanyak 88 orang masih dalam pemantauan," paparnya.

Ia juga sempat menyebutkan 3 dari 325 orang penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) yang sempat menjalani PCR Swab Test di Stasiun Bogor, pekan lalu hasilnya dinyatakan positif Covid-19. "Ketiganya laki-laki. Tidak ada yang warga Kota Bogor. Hasil telusur kami, dua orang tinggal di Jakarta, satu orang tinggal di Sukabumi," ungkapnya.

Ia menjelaskan, ketiga penumpang yang terkonfirmasi positif tersebut diketahui bekerja di Jakarta dan kini sudah mendapatkan penanganan oleh masing-masing Dinas Kesehatan domisili mereka (DKI Jakarta dan Sukabumi). "Mereka setiap hari menggunakan KRL. Yang orang Sukabumi kerja di Jakarta. Dua orang lagi juga sama kerja di Jakarta tapi sedang melakukan tugas ke Bogor. Kami meneruskan ke dinas kesehatan setempat dan kepada yang bersangkutan. Kami sudah memberikan saran untuk segera mendapatkan penanganan," jelasnya.

Pihaknya mengimbau, bagi masyarakat yang benar-benar harus keluar rumah harus tetap memperhatikan protokol PSBB. "Tetap pakai masker, jaga jarak. Kalau tidak penting-penting banget tidak usah keluar rumah. Kalau pakai moda transportasi umum, mempunyai risiko seperti itu yang kita tidak tahu," ujarnya.

Sebab, lanjut dia, tiga orang yang positif itu ternyata masuk dalam kategori status OTG Covid19 yang merasa sehat namun berpotensi menularkan virus itu lebih bahaya karena mereka beraktivitas normal. "Merasa sehat dan merasa tidak memiliki virus. Kalau dia menularkan ke orang yang rentan yang mempunyai penyakit bawaan, itu akan jatuh ke dalam kondisi yang lebih buruk. Itu yang perlu diwaspadai," pungkasnya.
(mhd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1320 seconds (0.1#10.140)