Kasus Positif Covid-19 Terus Bertambah, Warga Harus Lebih Disiplin

Sabtu, 29 Agustus 2020 - 06:55 WIB
loading...
Kasus Positif Covid-19 Terus Bertambah, Warga Harus Lebih Disiplin
Foto: dok/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Kasus positif virus corona (Covid-19) belum juga reda. Kian hari angkanya terus bertambah. Bahkan kemarin jumlah terkonfirmasi positif mencapai rekor baru dengan penambahan 3.003 kasus sehingga total mencapai 165.887 kasus di seluruh Indonesia. (Baca: Ada Pegawai Kena Covid-19, Kantor Kominfo Lockdown)

Di sisi lain pemerintah terus berupaya memperbaiki perekonomian dengan membuka sektor-sektor usaha yang sebelumnya sempat tutup karena Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Dengan kondisi seperti ini tidak ada pilihan lain bagi masyarakat agar tetap disiplin menerapkan kesehatan di setiap aktivitas di luar rumah.

DKI Jakarta merupakan wilayah dengan penambahan kasus positif terbanyak. Kemarin, berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 , penambahan kasus positif di DKI Jakarta sebanyak 869 orang, diikuti Jawa Barat 526 orang dan Jawa Timur 417 orang.

“Jumlah kasus positif nasional ini merupakan hasil tracing melalui pemeriksaan sebanyak 33.082 spesimen yang dilakukan dengan metode real time polymerase chain reaction (PCR) dan tes cepat molekuler (TCM),” demikian rilis Satgas Penanganan Covid-19 kemarin. (Baca juga: Mencekam, Polsek Ciracas Dibakar gerombolan Tak Dikenal)

Selain itu Satgas Penanganan Covid-19 juga melaporkan kasus sembuh per Jumat (28/8) tercatat bertambah 2.325 orang sehingga total sebanyak 120.900 orang sembuh. Adapun jumlah yang meninggal kembali bertambah 105 orang sehingga yang meninggal menjadi 7.169 orang.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito juga mengakui disiplin masyarakat dalam menerapkan protokol masih rendah. Hal ini sangat rentan sehingga menyebabkan terjadinya penularan Covid-19.

“Apalagi apabila kedisiplinan di dalam keramaian pun masih belum tinggi, potensi penularan akan terjadi. Ya apabila itu tidak kita pegang teguh di dalam penyelenggaraan itu,” ujarnya.

Selain di Ibu Kota, penambahan kasus positif yang cukup signifikan juga terjadi di Kota Bogor, Jawa Barat. Merespons hal tersebut, Pemerintah Kota Bogor menerapkan kebijakan baru dengan membatasi aktivitas usaha warga hanya sampai pukul 18.00 WIB. Kebijakan tersebut diambil sehari setelah Kota Bogor ditetapkan sebagai zona merah Covid-19 . (Baca juga: Bopog Senjata dan Radar Canggi, Pesawat F-16 TNI AU Semakin Garang)

"Kita berlakukan PSBB mikro mulai besok, selama 14 hari ke depan. Dalam PSBB itu ada pembatasan aktivitas warga. Batas operasional usaha hingga pukul 18.00 WIB dan pembatasan aktivitas warga hingga pukul 21.00 WIB," kata Wali Kota Bogor Aria Bima Sugiarto di Bogor kemarin.

Bima menyebut diberlakukannya PSBB pra-adaptasi kebiasaan baru (AKB) berskala mikro itu dalam penerapannya lebih fokus pada tingkat RT/RW. Pembatasan tersebut, menurut dia, karena warga Kota Bogor masih kurang disiplin dalam menjalani protokol kesehatan. Menurutnya hal itu terlihat dari dua pekan terakhir di mana lebih dari 10 orang terkonfirmasi positif baru.

Bima menuturkan, dari 797 RW di Kota Bogor, sebanyak 104 RW di antaranya masuk zona merah. Paling dominan berada di Kecamatan Bogor Barat dan Bogor Utara. Di RW yang masuk zona itu, setiap aktivitas sosial dan keagamaan dihentikan. "Untuk pernikahan hingga salat Jumat dihentikan sementara," katanya.

Mengenai sanksi, Pemkot Bogor akan memperkuat unit lacak dan pantau di wilayah agar aktif mendeteksi kasus positif. Bima juga meminta kepada warga untuk memberikan aduan apabila ada pelanggaran atau kasus positif, orang tanpa gejala (OTG) yang lolos lewat aplikasi Si Badra. (Baca: Memanas, China Usir Kapal Perang AS dari Laut China Selatan)

Jatim Gencarkan Tes

Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim) yang merupakan daerah dengan kasus positif kedua terbesar setelah Jakarta terus berupaya melakukan serangkaian tes kepada warga. Selama periode 22 Mei–22 Agustus 2020, tesPCR di Jatim mencapai 132.338 tes, kedua tertinggi setelah DKI Jakarta ( 221.812 tes). Daerah lainnya Jawa Tengah 103.879 tes dan Jawa Barat 102.875 tes.

“Per hari ini tes PCR yang dilakukan Jawa Timur sudah mencapai 206.368 tes dengan 53 lab PCR. Kapasitas testing hariannya sudah sampai 4.000–5.000 sampel,” kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi Surabaya kemarin.

Ketua Umum PP Muslimat NU itu menambahkan, upaya testing dan tracing di Jatim juga dilakukan secara masif dengan bantuan tes cepat atau rapid test. Per hari ini Jatim menjadi provinsi dengan penggunaan rapid test tertinggi untuk tracing dan screening di Indonesia dengan total 927.529 tes. "Jika dianalogikan dengan jumlah penduduk Jatim yang sekitar 40 juta, ibaratnya 1 dari 43 penduduk Jatim telah menjalani tes cepat," terangnya. (Lihat videonya: Dua Kali Ditangkap Warga, Macan Tutul Jawa Dilepas Liarkan ke Habitatnya)

Sebelumnya pada awal Juli lalu, Jatim khususnya Surabaya Raya pernah hampir overload atau penuh. Pemprov Jatim pun segera mengupayakan ekspansi bed isolasi dan meningkatkan jumlah RS Rujukan. Per hari ini, berdasarkan data dari Kemenkes dan RS Online, bed isolasi Jatim mencapai 7.551 buah dengan 127 RS rujukan Covid-19 .

Angka itu jauh melebihi Jakarta yang tercatat 4.955, Jabar 4.945, dan bahkan hampir dua kali lipat dari Jawa Tengah yang sebesar 3.860. “Alhamdulillah upaya Jatim dalam menyediakan perawatan kini membuahkan hasil. Bed occupancy rate yang dulunya di bulan Juli mencapai lebih dari 80%, bahkan dulu ada beberapa rumah sakit yang isolasinya penuh, kini berhasil turun menjadi 44,8%,” ungkapnya. (Binti Mufarida/Lukman Hakim/Haryudi)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1147 seconds (0.1#10.140)