Cegah Aborsi Ilegal, Akademisi: Kesehatan Reproduksi Harus Diajarkan Sejak Dini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Terbongkarnya klinik aborsi ilegal di Jalan Raden Saleh, Senen, Jakarta Pusat, menambah deretan panjang kasus ini. Karena, kasus aborsi ilegal di Indonesia hingga kini masih tergolong tinggi dan membuat banyak pihak prihatin. Aborsi ilegal seringkali dianggap sebagai jalan keluar terakhir dari masalah kehamilan di luar pernikahan sejatinya sangat berbahaya serta mencerminkan perilaku hidup yang tidak baik.
Menurut dosen di Universitas Islam 45 Rasminto, berdasarkan data KPAI (2020), kasus aborsi di Indonesia setiap tahunnya terjadi 2 juta kasus dan 30% dilakukan oleh kalangan remaja. Maraknya aborsi ilegal adalah salah satu bukti bahwa motivasi hidup sehat sebagian besar remaja atau dewasa muda sangat rendah. Sehingga Ia pun mengusulkan agar materi-materi seperti Big-five personality dan kesehatan reproduksi yang bisa mendorong siswa agar lebih termotivasi untuk hidup sehat bisa diajarkan sejak dini di sekolah.
"Hasil riset kami menunjukkan bahwa siswa atau remaja dengan kepribadian dalam hal ini Big-five Personality dan pengetahuan tentang Kesehatan reproduksi yang baik lebih, motivasi hidup sehatnya lebih tinggi," Jelas Rasminto saat mempertahankan disertasinya di hadapan dewan penguji Program Doktor Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta seperti dalam keterangannya, Senin (24/8/2020).
Dia menjelaskan, model pembelajaran tentang kepribadian dan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi bisa beragam, bahkan bisa masuk dalam pengembangan kurikulum pembelajaran. Hanya saja titik tekannya harus terintegrasi dan kolaborasi dari berbagai pihak bahkan disiplin ilmu. ( )
"Kondisi saat ini materi tentang kesehatan reproduksi baru sekadar memuat aspek biologis atau aspek fisik. Oleh karena itu dalam membentuk pergaulan siswa yang positif agar terhindar dari perbuatan menyimpang seperti seks bebas, penyalahgunaan narkotika, terinfeksi penyakit seks menular dan kegiatan abortus yang membahayakan kesehatan secara fisik, sosial maupun mental, big-five personality dan pengetahuan tentang kespro harus diajarkan secara komprehensif, terintegrasi dan kolaboratif, namun tidak menjadi beban kurikulum yang sudah ada, artinya seluruh bidang studi harus mengajarkan pemahaman ini sedini mungkin agar terbangun kesadaran remaja secara holistik berdasarkan aspek fisik, sosial dan mental," tuturnya.
Idealnya, kata dia, remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab terhadap kesehatan reproduksi. Sebab, remaja sebagai generasi muda merupakan pilar generasi masa depan bangsa, terlebih Indonesia berkomitmen pada pembangunan kesehatan dan kesejahteraan yang termaktub dalam butir ke 3 pada Sustainable development goals (SDGs).
"Remaja merupakan generasi masa depan bangsa, pembangunan generasi muda berarti membangun masa depan bangsa dan negara," ucap Rasminto. ( )
Diketahui, Rasminto adalah salah satu doktor yang harus mempertahankan disertasinya dihadapan para penguji melalui sidang ujian disertasi yang dipimpin Direktur Pascasarjana UNJ Prof. Dr. Nadiroh,M.Pd dan beberapa guru besar antara lain; Dr. Agung Purwanto, M.Si selaku Korprodi S-3 PKLH; Prof. Dr. I Made Putrawan dan Prof. Dr. Ahman Sya selaku penguji senat; serta Dr. Yusriani Sapta Dewi,M.Si selaku penguji luar. Disertasi ini sendiri dipromotori oleh Prof. Dr. Nadiroh,M.Pd selaku Promotor dan Prof. Dr. Yufiarti, M.Pd.
Menurut dosen di Universitas Islam 45 Rasminto, berdasarkan data KPAI (2020), kasus aborsi di Indonesia setiap tahunnya terjadi 2 juta kasus dan 30% dilakukan oleh kalangan remaja. Maraknya aborsi ilegal adalah salah satu bukti bahwa motivasi hidup sehat sebagian besar remaja atau dewasa muda sangat rendah. Sehingga Ia pun mengusulkan agar materi-materi seperti Big-five personality dan kesehatan reproduksi yang bisa mendorong siswa agar lebih termotivasi untuk hidup sehat bisa diajarkan sejak dini di sekolah.
"Hasil riset kami menunjukkan bahwa siswa atau remaja dengan kepribadian dalam hal ini Big-five Personality dan pengetahuan tentang Kesehatan reproduksi yang baik lebih, motivasi hidup sehatnya lebih tinggi," Jelas Rasminto saat mempertahankan disertasinya di hadapan dewan penguji Program Doktor Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta seperti dalam keterangannya, Senin (24/8/2020).
Dia menjelaskan, model pembelajaran tentang kepribadian dan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi bisa beragam, bahkan bisa masuk dalam pengembangan kurikulum pembelajaran. Hanya saja titik tekannya harus terintegrasi dan kolaborasi dari berbagai pihak bahkan disiplin ilmu. ( )
"Kondisi saat ini materi tentang kesehatan reproduksi baru sekadar memuat aspek biologis atau aspek fisik. Oleh karena itu dalam membentuk pergaulan siswa yang positif agar terhindar dari perbuatan menyimpang seperti seks bebas, penyalahgunaan narkotika, terinfeksi penyakit seks menular dan kegiatan abortus yang membahayakan kesehatan secara fisik, sosial maupun mental, big-five personality dan pengetahuan tentang kespro harus diajarkan secara komprehensif, terintegrasi dan kolaboratif, namun tidak menjadi beban kurikulum yang sudah ada, artinya seluruh bidang studi harus mengajarkan pemahaman ini sedini mungkin agar terbangun kesadaran remaja secara holistik berdasarkan aspek fisik, sosial dan mental," tuturnya.
Idealnya, kata dia, remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab terhadap kesehatan reproduksi. Sebab, remaja sebagai generasi muda merupakan pilar generasi masa depan bangsa, terlebih Indonesia berkomitmen pada pembangunan kesehatan dan kesejahteraan yang termaktub dalam butir ke 3 pada Sustainable development goals (SDGs).
"Remaja merupakan generasi masa depan bangsa, pembangunan generasi muda berarti membangun masa depan bangsa dan negara," ucap Rasminto. ( )
Diketahui, Rasminto adalah salah satu doktor yang harus mempertahankan disertasinya dihadapan para penguji melalui sidang ujian disertasi yang dipimpin Direktur Pascasarjana UNJ Prof. Dr. Nadiroh,M.Pd dan beberapa guru besar antara lain; Dr. Agung Purwanto, M.Si selaku Korprodi S-3 PKLH; Prof. Dr. I Made Putrawan dan Prof. Dr. Ahman Sya selaku penguji senat; serta Dr. Yusriani Sapta Dewi,M.Si selaku penguji luar. Disertasi ini sendiri dipromotori oleh Prof. Dr. Nadiroh,M.Pd selaku Promotor dan Prof. Dr. Yufiarti, M.Pd.
(mhd)