Jadi Zona Merah, Gugus Tugas Covid-19 Depok Sebut 60% Warganya Commuter
loading...
A
A
A
DEPOK - Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 , Wiku Adisasmito mengatakan Depok menjadi salah satu kota/kabupaten yang masuk dalam zona merah penyebaran COVID-19. Sehingga pemerintah pusat meminta agar hal itu menjadi perhatian serius.
Selain Depok ada wilayah lain yang masuk dalam zona merah, yaitu Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Semarang, Banjar, Banjar Baru, Tabalong, Medan, dan Deli Serdang. Menanggapi hal itu, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan COVID-19 Kota Depok , Dadang Wihana mengatakan, tren penambahan kasus terjadi di Jabodetabek dan banyak daerah.
“Jumlah kasus Covid-19 fluktuatif dari waktu ke waktu,” katanya, Jumat (7/8/2020). Adanya peningkatan jumlah kata dia, dipicu oleh pergerakan individu. Mengingat saat ini perkantoran sudah dibuka kembali sehingga pergerakan individu pun meningkat.
“Penambahan kasus saat ini terjadi lebih banyak dari dampak tingginya pergerakan orang, terutama mereka yang bekerja di perkantoran dan berpotensi menularkan dalam lingkungan keluarga. Tentu saat ini kita tidak bisa membatasi aktivitas orang dalam bekerja, yang saat ini sudah dibuka di semua sektor,” ujarnya.
Dadang menuturkan, wabah virus ini bukan bersifat parsial dan lokal, melainkan global. “Perlu kita pahami, bahwa wabah ini sifatnya bukan lokal semata, akan tetapi ekternalitasnya regional, nasional dan global. Terlebih warga Depok itu commuter, 60% bergerak keluar,” katanya. (Baca: Polda Metro Jaya Jadwalkan Periksa Anji Senin Mendatang)
Saat ini pihaknya sedang berkordinasi dengan Satgas Pusat mengenai penghitungan jumlah. Karena, lanjut Dadang, hitungan dari pusat dilakukan secara mingguan berdasarkan parameter yang telah ditentukan. “Saya sedang coba komunikasi dengan tim pakar epid Satgas Pusat yang menghitung score ini. Karena hitungan mereka adalah mingguan, berdasarkan parameter yang sudah mereka tentukan. Akan tetapi dalam rilis tidak disebutkan periode waktunya dari tanggal berapa ke tanggal berapa,” tuturnya.
Pihaknya pun tak hanya diam, Gugus Tugas sudah melakukan konsolidasi dengan pihak terkait untuk melakukan upaya agar jumlah tidak terus meningkat. “Hari ini gugus tugas dan camat akan melakukan rapat konsolidasi teknis, untuk menindaklanjuti sejumlah kebijakan dan langkah taktis. Yang dilakukan kita saat ini, sesuai arahan Ketua Gugus Tugas, menguatkan kembali upaya pencegahan dan penanganan pada level RW/Kampung Siaga. Terus mengingatkan dan mengawasi pelaks protokol kesehatan, baik individu seperti penggunaan masker maupun di aktivitas kantor, tempat umum dan tempat kerja lainnya,” pungkasnya.
Selain Depok ada wilayah lain yang masuk dalam zona merah, yaitu Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Semarang, Banjar, Banjar Baru, Tabalong, Medan, dan Deli Serdang. Menanggapi hal itu, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan COVID-19 Kota Depok , Dadang Wihana mengatakan, tren penambahan kasus terjadi di Jabodetabek dan banyak daerah.
“Jumlah kasus Covid-19 fluktuatif dari waktu ke waktu,” katanya, Jumat (7/8/2020). Adanya peningkatan jumlah kata dia, dipicu oleh pergerakan individu. Mengingat saat ini perkantoran sudah dibuka kembali sehingga pergerakan individu pun meningkat.
“Penambahan kasus saat ini terjadi lebih banyak dari dampak tingginya pergerakan orang, terutama mereka yang bekerja di perkantoran dan berpotensi menularkan dalam lingkungan keluarga. Tentu saat ini kita tidak bisa membatasi aktivitas orang dalam bekerja, yang saat ini sudah dibuka di semua sektor,” ujarnya.
Dadang menuturkan, wabah virus ini bukan bersifat parsial dan lokal, melainkan global. “Perlu kita pahami, bahwa wabah ini sifatnya bukan lokal semata, akan tetapi ekternalitasnya regional, nasional dan global. Terlebih warga Depok itu commuter, 60% bergerak keluar,” katanya. (Baca: Polda Metro Jaya Jadwalkan Periksa Anji Senin Mendatang)
Saat ini pihaknya sedang berkordinasi dengan Satgas Pusat mengenai penghitungan jumlah. Karena, lanjut Dadang, hitungan dari pusat dilakukan secara mingguan berdasarkan parameter yang telah ditentukan. “Saya sedang coba komunikasi dengan tim pakar epid Satgas Pusat yang menghitung score ini. Karena hitungan mereka adalah mingguan, berdasarkan parameter yang sudah mereka tentukan. Akan tetapi dalam rilis tidak disebutkan periode waktunya dari tanggal berapa ke tanggal berapa,” tuturnya.
Pihaknya pun tak hanya diam, Gugus Tugas sudah melakukan konsolidasi dengan pihak terkait untuk melakukan upaya agar jumlah tidak terus meningkat. “Hari ini gugus tugas dan camat akan melakukan rapat konsolidasi teknis, untuk menindaklanjuti sejumlah kebijakan dan langkah taktis. Yang dilakukan kita saat ini, sesuai arahan Ketua Gugus Tugas, menguatkan kembali upaya pencegahan dan penanganan pada level RW/Kampung Siaga. Terus mengingatkan dan mengawasi pelaks protokol kesehatan, baik individu seperti penggunaan masker maupun di aktivitas kantor, tempat umum dan tempat kerja lainnya,” pungkasnya.
(hab)