RPA Perindo Dampingi Ibu Hamil 8 Bulan Korban Kriminalisasi Berobat di RSUD Koja

Kamis, 05 Oktober 2023 - 11:33 WIB
loading...
RPA Perindo Dampingi Ibu Hamil 8 Bulan Korban Kriminalisasi Berobat di RSUD Koja
Ketua DPP RPA Partai Perindo Bidang Hukum Amriadi Pasaribu mendampingi ibu H memeriksa kandungan di RSUD Koja, Jakarta Utara, Kamis (5/10/2023). Foto: MPI/Carlos Roy Fajarta
A A A
JAKARTA - Relawan Perempuan dan Anak (RPA) Partai Persatuan Indonesia (Perindo) mendampingi H (36) memeriksakan kandungan di RSUD Koja Jakarta Utara. H merupakan ibu hamil 8 bulan korban kriminalisasi yang sempat ditahan polisi.

Ibu H dipenjarakan oleh Kantor Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok selama delapan bulan, yakni sejak 7 Juli-3 Oktober 2023 terkait dugaan kasus impor barang.

Ketua DPP RPA Partai Perindo Bidang Hukum Amriadi Pasaribu menyebutkan, pihaknya hadir di RSUD Koja untuk mendampingi H yang tengah memeriksa kandungan di RSUD Koja.



"Hari ini kami melakukan pendampingan untuk periksa kandungan/kesehatan saudari H yang sudah berusia delapan bulan di RSUD Koja, Jakarta Utara," ujar Amriadi, Kamis (5/10/2023).

Amriadi menyebutkan, H menjadi korban kriminalisasi oleh pihak Bea Cukai. Untuk itu, RPA Perindo memberikan pendampingan terhadap H.



"Selama ini kami juga memang sudah mendampingi beliau untuk mencari keadilan dengan melaporkan ke Komnas HAM dan Ombudsman," ungkapnya.

Ia menyebutkan H sudah keluar dari tahanan beberapa hari lalu. Pada hari ini pihaknya mendampingi korban untuk menjalani pemeriksaan kandungan di rumah sakit.

"Harapannya kandungan dalam kondisi sehat dan dapat dilahirkan dengan baik. Pasalnya selama ditahan H kurang sehat karena kondisi fisik dan pikirannya juga kemana-mana," tutur Amriadi.

Amriadi juga memiliki harapan kepada pihak Bea Cukai agar perkara ibu H itu dapat dihentikan.

"Karena kondisi ibu H ini sedang hamil dan mengandung, kita ingin mencari keadilan bahwa bukan dia pelaku yang sebenarnya. H menjadi korban dari dua pemilik barang berinisial PJ dan AA serta oknum terkait lainnya," ungkapnya.

Dugaan kriminalisasi ini bermula saat adanya pengiriman barang impor tekstil dari Vietnam ke Indonesia.

H ditugaskan untuk mengurus barang tersebut. Barang itu merupakan milik seseorang. Pada akhirnya, pihak Bea Cukai Tanjung Priok menahan barang tekstil dan menetapkan H menjadi tersangka.
(thm)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1450 seconds (0.1#10.140)