6 Kawasan di Jakarta yang Ramah untuk Pejalan Kaki

JAKARTA - Pengembangan kawasan yang ramah bagi pejalan kaki sudah menjadi kebutuhan bagi Kota Metropolitan seperti Jakarta. Oleh karena itu, Jakarta sejak beberapa tahun terakhir terus melakukan pembenahan fasilitas bagi pejalan kaki.

Terdapat beberapa alasan kenapa orang perlu berjalan kaki. Selain dari sisi kesehatan, berjalan kaki di Kota Jakarta juga sebagai salah satu upaya untuk menghindari kemacetan.



Diketahui bahwa Jakarta, terutama di pusat kota, masih dihadapkan dengan persoalan kemacetan. Untuk itu, berjalan kaki merupakan salah satu pilihan jika hanya bepergian dalam jarak yang tidak terlalu jauh.

Pejalan kaki merupakan istilah bagi orang yang berjalan di lintasan tertentu, seperti di pinggir jalan atau trotoar (jalur pedestrian). Di Jakarta, hingga tahun 2022 jalur pedestrian telah terbangun seluas 1.258.594 meter persegi, lengkap dengan fasilitas pendukung.



Penataan trotoar kini telah dinikmati di berbagai kawasan Jakarta, dan masih akan terus diperluas hingga tahun 2026 dengan target mencapai 1.808.594 meter persegi. Saat ini terdapat beberapa jalur pedestrian yang nyaman untuk dilalui. Berikut enam lokasi jalur pedestrian yang perlu dicoba:

1. Trotoar Jalan Jenderal Sudirman-MH Thamrin dan Terowongan Kendal

Bagi masyarakat Jakarta tentu sudah tidak asing lagi dengan kawasan Jalan Jenderal Sudirman-MH Thamrin, Jakarta Pusat. Kini trotoar sepanjang Jalan Sudirman-MH Thamrin telah bertransformasi lebih ramah kepada pejalan kaki di kedua sisi jalan.

Bahkan keramahan trotoar Jalan Jenderal Sudirman-MH Thamrin dipadukan sajian musik, taman, dan pusat-pusat kuliner untuk senjenak melepas lelah dan penat.

Selain kedua sisi jalan, terdapat juga tempat pejalan kaki yang artistik, yakni Terowongan Jalan Kendal. Berlokasi persis di samping Stasiun Sudirman, Terowongan Jalan Kendal juga menjadi salah satu jalur pejalan kaki yang nyaman.

Terowongan ini bagian dari penataan kawasan Dukuh Atas yang merupakan kawasan berorientasi transit atau Transit Oriented Development (TOD). Terowongan Kendal memiliki tinggi tembok sekitar lima meter yang dihiasi lampu berwarna warni sehingga menambah kesan artistik. Jalur pedestrian ini ramai dilewati pejalan kaki lantaran terletak di lokasi yang strategis, yakni Stasiun Sudirman, Stasiun BNI City, dan Stasiun MRT Dukuh Atas.

2. Trotoar Kota Tua

Kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, yang selama ini dikenal sebagai tempat wisata kini telah menyediakan jalur yang ramah bagi pejalan kaki. Jalur pedestrian yang menghubungkan Stasiun Jakarta Kota dan Kawasan Wisata Kota Tua telah selesai direvitalisasi. Kini pejalan kaki bisa berjalan di sana dengan aman dan nyaman.

Jalur pedestrian ini sebelumnya merupakan Jalan Lada dan Jalan Kemukus yang selalu ramai kendaraan bermotor. Namun, sejak Maret 2022 kedua jalan itu ditutup dan diubah fungsinya sebagai jalur pedestrian. Hal ini merupakan bagian dari proyek revitalisasi Kota Tua menjadi kawasan rendah emisi.

Proyek revitalisasi trotoar itu dilakukan di beberapa ruas jalan, di antaranya Jalan Ketumbar, Jalan Kemukus dan Jalan Lada Dalam. Total trotoar yang direvitalisasi sepanjang 2,11 km dengan lebar tiga meter. Trotoar dilengkapi dengan beberapa bangku, pepohonan, jalur sepeda hingga ubin pengarah untuk disabilitas (guiding block).

3. Trotoar Jalan Melawai dan Gunawarman

Jalur pedestrian di Jalan Melawai, Jakarta Selatan, telah berganti wajah dan nyaman bagi pejalan kaki. Trotoar di sisi jalan dihiasi tanaman hijau dan sarana kursi yang bersih sehingga memberikan rasa nyaman untuk pejalan kaki .

Masih di kawasan Jakarta Selatan, trotoar Jalan Gunawarman yang selesai ditata pada November 2022, juga bisa menjadi pilihan untuk lokasi berjalan kaki. Di sepanjang jalan terdapat trotoar dengan lebar sekitar 2 meter. Jadi cukup nyaman untuk pejalan kaki di sepanjang trotoar depan Taman Gunawarman.

4. Trotoar Jalan Proklamasi dan Jalan Penataran

Pemprov DKI Jakarta juga sudah melakukan penataan dan pembangunan jalur pedestrian di Jalan Proklamasi dan Jalan Penataran, Kelurahan Pegangsaan, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat. Penataan trotoar ini membuat pejalan kaki semakin nyaman.

Terlebih di kawasan Pegangsaan terdapat objek wisata kuliner di kawasan Pegangsaan. Jadi masyarakat pejalan kaki bisa sembari menikmati wisata kuliner.

Dalam pembangunan jalur pedestrian ini Pemprov DKI mengusung konsep complete street dengan pembagian ruang yang tepat sesuai aturan yang ada. Konsep penataan trotoar ini berbasis kawasan. Artinya, bukan hanya membangun jalur pedestrian tetapi ada pembangunan saluran, taman, lampu, jalur sepeda, dan wisata kuliner.

5. Trotoar Jalan Wahid Hasyim

Tepat di pusat Kota Jakarta, juga terdapat kawasan yang nyaman buat pejalan kaki, yakni trotoar Jalan Wahid Hasyim. Jalur pedesterian ini terbentang dari kawasan Tanah Abang, melintasi Sarinah hingga Jalan KH Wahid Hasyim-Jalan Menteng Raya-Jalan Taman Cut Mutiah dan Jalan Johar.

Bagi pengguna KRL Commuter Line yang ingin ke kawasan Sarinah maupun Tanah Abang, cukup turun di Stasiun Gondangdia. Selanjutnya tinggal turun dan berjalan di atas trotoar yang nyaman.

6. Trotoar Danau Sunter

Di wilayah Jakarta Utara, juga terdapat kawasan yang ramah bagi pejalan kaki, yakni trotoar Danau Sunter. Jalur pedestrian yang semula hanya memiliki lebar sekitar 2 meter kini telah ditata menjadi 4 meter. Penataan ini membuat masyarakat pejalan kaki semakin nyaman.

Jalur pedestrian Danau Sunter juga memiliki tempat duduk dan jalur sepeda. Terlebih kawaasan Danau Sunter terdapat banyak pohon. Sehingga, trotoar saat ini bisa dijadikan tempat interaksi sosial sekaligus tempat pejalan kaki yang aman dan nyaman.