Ini 6 Flora dan Fauna Kandidat Calon Ikon Kabupaten Bekasi
loading...
A
A
A
BEKASI - Pemerintah Kabupaten Bekasi menyiapkan enam jenis flora dan fauna sebagai kandidat ikon khas daerah. Masyarakat dapat turut serta memilih kandidat tersebut melalui jajak pendapat yang digelar secara daring.
Keenam jenis ini terdiri dari tiga flora dan tiga fauna. Melalui jajak pendapat, nantinya akan dipilih masing-masing untuk menjadi ikon Kabupaten Bekasi.
Kepala Bidang Ekonomi dan Pembangunan pada Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Bekasi, Indra Wahyudhi mengatakan, pihaknya telah melakukan kajian flora dan fauna khas ini sejak dua tahun lalu.
Kajian didasarkan atas kondisi lingkungan hidup, sejarah hingga berbagai faktor pendukung lainnya.
“Jadi memang prosesnya cukup panjang sebelum ada enam kandidat ini. Tim ahli sudah melakukan kajian dan kini akan dilempar ke masyarakat untuk jajak pendapat,” ucap Indra.
Ketiga kandidat flora khas yakni bunga teratai, mangga dalban daram dan buah alkesa. Teratai ditetapkan sebagai kandidat karena banyak ditemukan di Kabupaten Bekasi.
Kemudian mangga dalban daram, seperti diketahui, merupakan jenis mangga berukuran besar asli Kabupaten Bekasi.
Dalban daram bahkan lebih dulu diajukan sebagai mangga varietas resmi Kabupaten Bekasi. Sedangkan alkesa atau sering disebut sawo Belanda, kata Indra, tidak hanya banyak ditemukan di Kabupaten Bekasi.
Namun memiliki kekhasan tersendiri. “Jadi bentuknya kuning kayak sawo. Tapi kalau dibuka rasanya kayak ubi jalar, ada kekhasan tersendiri,” ucap dia.
Ketiga kandidat fauna khas yakni lutung jawa, burung blekok bluwek dan betet biasa.
“Rata-rata untuk fauna ini berada di wilayah utara, seperti lutung jawa kan memang ada di Muaragembong. Dan cuma di Muaragembong yang asli karena memang tinggalnya di pohon mangrove,” ucap dia.
Tujuan dari penetapan flora dan fauna khas ini, lanjut Indra, sebagai bagian dari upaya konservasi. “Jadi minimal itu bagaimana flora dan fauna ini tidak punah. Seperti diketahui kan lutung jawa sudah sangat sedikit jumlahnya, ini bisa mencegah dari kepunahan,” ucap dia.
Masyarakat turut dilibatkan dalam menentukan flora dan fauna dengan menggelar jajak pendapat yang digelar daring.
Masyarakat yang ingin turut serta dapat mendatangi kantor kecamatan untuk mendaftar. Jajak pendapat dibuka bagi seluruh masyarakat ber-KTP Kabupaten Bekasi.
“Target kami membuka jajak pendapat untuk diisi oleh masyarakat secara merata di seluruh kecamatan. Jajak pendapat ini sudah dibuka sejak Februari lalu dan masih berjalan hingga saat ini,” ucap Jadi Suriadi, Ketua Tim Jajak Pendapat.
Menurut Jadi, sudah terdapat lebih 800 suara yang turut serta dalam jajak pendapat ini. Jumlah tersebut diharapkan terus meningkat mengingatkan pentingnya antusias masyarakat agar hasil jajak pendapat lebih berkualitas.
“Maka dapat segera menghubungi pihak kecamatan untuk turut serta. Semakin banyak yang turut serta, semakin baik,” ucap dia.
Keenam jenis ini terdiri dari tiga flora dan tiga fauna. Melalui jajak pendapat, nantinya akan dipilih masing-masing untuk menjadi ikon Kabupaten Bekasi.
Kepala Bidang Ekonomi dan Pembangunan pada Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Bekasi, Indra Wahyudhi mengatakan, pihaknya telah melakukan kajian flora dan fauna khas ini sejak dua tahun lalu.
Kajian didasarkan atas kondisi lingkungan hidup, sejarah hingga berbagai faktor pendukung lainnya.
“Jadi memang prosesnya cukup panjang sebelum ada enam kandidat ini. Tim ahli sudah melakukan kajian dan kini akan dilempar ke masyarakat untuk jajak pendapat,” ucap Indra.
Ketiga kandidat flora khas yakni bunga teratai, mangga dalban daram dan buah alkesa. Teratai ditetapkan sebagai kandidat karena banyak ditemukan di Kabupaten Bekasi.
Kemudian mangga dalban daram, seperti diketahui, merupakan jenis mangga berukuran besar asli Kabupaten Bekasi.
Dalban daram bahkan lebih dulu diajukan sebagai mangga varietas resmi Kabupaten Bekasi. Sedangkan alkesa atau sering disebut sawo Belanda, kata Indra, tidak hanya banyak ditemukan di Kabupaten Bekasi.
Namun memiliki kekhasan tersendiri. “Jadi bentuknya kuning kayak sawo. Tapi kalau dibuka rasanya kayak ubi jalar, ada kekhasan tersendiri,” ucap dia.
Ketiga kandidat fauna khas yakni lutung jawa, burung blekok bluwek dan betet biasa.
“Rata-rata untuk fauna ini berada di wilayah utara, seperti lutung jawa kan memang ada di Muaragembong. Dan cuma di Muaragembong yang asli karena memang tinggalnya di pohon mangrove,” ucap dia.
Tujuan dari penetapan flora dan fauna khas ini, lanjut Indra, sebagai bagian dari upaya konservasi. “Jadi minimal itu bagaimana flora dan fauna ini tidak punah. Seperti diketahui kan lutung jawa sudah sangat sedikit jumlahnya, ini bisa mencegah dari kepunahan,” ucap dia.
Masyarakat turut dilibatkan dalam menentukan flora dan fauna dengan menggelar jajak pendapat yang digelar daring.
Masyarakat yang ingin turut serta dapat mendatangi kantor kecamatan untuk mendaftar. Jajak pendapat dibuka bagi seluruh masyarakat ber-KTP Kabupaten Bekasi.
“Target kami membuka jajak pendapat untuk diisi oleh masyarakat secara merata di seluruh kecamatan. Jajak pendapat ini sudah dibuka sejak Februari lalu dan masih berjalan hingga saat ini,” ucap Jadi Suriadi, Ketua Tim Jajak Pendapat.
Menurut Jadi, sudah terdapat lebih 800 suara yang turut serta dalam jajak pendapat ini. Jumlah tersebut diharapkan terus meningkat mengingatkan pentingnya antusias masyarakat agar hasil jajak pendapat lebih berkualitas.
“Maka dapat segera menghubungi pihak kecamatan untuk turut serta. Semakin banyak yang turut serta, semakin baik,” ucap dia.
(ams)