Persentase Kesembuhan Pasien Covid-19 di Depok Tertinggi se-Jabar dan Nasional
loading...
A
A
A
DEPOK - Kota Depok menjadi wilayah yang memiliki persentase kesembuhan pasien Covid-19 tertinggi baik di level Jawa Barat maupun nasional.
Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 pada Kamis (16/7/2020), jumlah kasus yang sembuh mencapai 728 orang dari 924 kasus konfirmasi positif atau persentase kesembuhan pasien mencapai 78,79%.
Wali Kota Depok Mohammad Idris mengatakan, perhitungan ini didasarkan pada data yang ada di aplikasi Pusat Informasi Covid-19 Kota Depok (Picodep). Sebab, pelaporan perkembangan penyebaran Covid-19 di aplikasi ini dilakukan secara langsung (realtime) setiap harinya.
”Kalau kita lihat data dari provinsi, rasio angka kesembuhannya sebanyak 38,87 persen. Adapun di level nasional mencapai 48,8 persen dari yang terkonfirmasi," ujar Idris, Jumat (17/7/2020). (Baca juga: PSBB Transisi Diperpanjang, Pelanggar Harus Diberi Sanksi Tegas)
Persentase yang meninggal (angka mortalitas) di Kota Depok saat ini 3,8%. Sementara, di Jawa Barat sebanyak 3,5% dan data di Pusat sebanyak 4,7%. Dari data itu, kasus konfirmasi meninggal terbanyak pada kelompok lanjut usia yang memiliki faktor risiko dan lebih rentan, yaitu 24 kasus dari 38 kasus.
Angka kematian ini terus menurun dibandingkan sejak awal kasus ditemukan di Depok. Berdasarkan data picodep juga didapatkan bahwa angka kematian pada akhir Maret sebesar 11,6%, dan terus menurun pada akhir April 6,2%, akhir Mei 5,4%, akhir Juni 4,4%, dan per 16 Juli sebesar 3,8%.
"Angka tersebut dihitung dari kasus yang meninggal dibagi jumlah terkonfirmasi," katanya.
Idris yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok mengatakan, kasus penyebaran Covid-19 di wilayahnya menjadi tinggi karena jumlah penduduk Depok yang cukup padat, yaitu 2,4 juta jiwa. Jadi, apabila dihitung berdasarkan per 100.000 penduduk, dia menilai perhitungan tersebut kurang mewakili kondisi sebenarnya, karena perhitungan angka kematian per 100.000 penduduk lebih bermakna jika diimbangi kemampuan tes yang sudah memadai.
"Jadi, kalau mau menggunakan perhitungan per 100 ribu penduduk, maka angka kematian mencapai 1,44 kasus per 100.000 penduduk," ujar Idris.
Terkait insidens rate (IR), perhitungannya dilihat dari perkembangan kasus setiap satu atau dua pekan. Adapun IR di Kota Depok dalam dua pekan terakhir mencapai 8,6. (Baca juga: Keluar Masuk Jakarta Tak Perlu SIKM, Terminal Pulogebang Berlakukan CLM)
Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 pada Kamis (16/7/2020), jumlah kasus yang sembuh mencapai 728 orang dari 924 kasus konfirmasi positif atau persentase kesembuhan pasien mencapai 78,79%.
Wali Kota Depok Mohammad Idris mengatakan, perhitungan ini didasarkan pada data yang ada di aplikasi Pusat Informasi Covid-19 Kota Depok (Picodep). Sebab, pelaporan perkembangan penyebaran Covid-19 di aplikasi ini dilakukan secara langsung (realtime) setiap harinya.
”Kalau kita lihat data dari provinsi, rasio angka kesembuhannya sebanyak 38,87 persen. Adapun di level nasional mencapai 48,8 persen dari yang terkonfirmasi," ujar Idris, Jumat (17/7/2020). (Baca juga: PSBB Transisi Diperpanjang, Pelanggar Harus Diberi Sanksi Tegas)
Persentase yang meninggal (angka mortalitas) di Kota Depok saat ini 3,8%. Sementara, di Jawa Barat sebanyak 3,5% dan data di Pusat sebanyak 4,7%. Dari data itu, kasus konfirmasi meninggal terbanyak pada kelompok lanjut usia yang memiliki faktor risiko dan lebih rentan, yaitu 24 kasus dari 38 kasus.
Angka kematian ini terus menurun dibandingkan sejak awal kasus ditemukan di Depok. Berdasarkan data picodep juga didapatkan bahwa angka kematian pada akhir Maret sebesar 11,6%, dan terus menurun pada akhir April 6,2%, akhir Mei 5,4%, akhir Juni 4,4%, dan per 16 Juli sebesar 3,8%.
"Angka tersebut dihitung dari kasus yang meninggal dibagi jumlah terkonfirmasi," katanya.
Idris yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok mengatakan, kasus penyebaran Covid-19 di wilayahnya menjadi tinggi karena jumlah penduduk Depok yang cukup padat, yaitu 2,4 juta jiwa. Jadi, apabila dihitung berdasarkan per 100.000 penduduk, dia menilai perhitungan tersebut kurang mewakili kondisi sebenarnya, karena perhitungan angka kematian per 100.000 penduduk lebih bermakna jika diimbangi kemampuan tes yang sudah memadai.
"Jadi, kalau mau menggunakan perhitungan per 100 ribu penduduk, maka angka kematian mencapai 1,44 kasus per 100.000 penduduk," ujar Idris.
Terkait insidens rate (IR), perhitungannya dilihat dari perkembangan kasus setiap satu atau dua pekan. Adapun IR di Kota Depok dalam dua pekan terakhir mencapai 8,6. (Baca juga: Keluar Masuk Jakarta Tak Perlu SIKM, Terminal Pulogebang Berlakukan CLM)