Kisruh Penutupan Gang Besan Serpong, DPRD: Pengusaha Butuh Lingkungan, Warga Ingin Peluang Kerja
loading...
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Kisruh penutupan akses jalan Gang Besan, Kampung Cicentang, Rawa Buntu, Serpong , Kota Tangerang Selatan (Tangsel) kian memanas setelah pihak pengusaha ogah membuka jalan meski sejengkal pun. Polemik ini membuat DPRD Tangsel angkat suara.
Anggota DPRD Tangsel Julham Firdaus menyarankan semua pihak yang terlibat tidak mengedepankan ego dan bijak mencari penyelesaian bersama. Pengusaha maupun warga saling membutuhkan satu sama lain.
Baca juga: Gang Besan Serpong Ditutup Beton, Perwakilan Pengusaha: Tak Sejengkal pun Kami Beri Akses Jalan
Kerja sama itu bisa terjalin asalkan komunikasi yang dibangun bukan untuk kepentingan pragmatis sesaat. "Marilah kita membuat suasana menjadi sejuk, nyaman, dan harmonis. Jangan ada yang terlalu mengedepankan amarah dan emosional. Kita harus cari solusi terbaik. Pengusaha pasti membutuhkan lingkungan dan lingkungan juga pasti mendapatkan peluang kerja atas usaha dan investasi yang ada," ujar Julham, Rabu (15/2/2023).
Dia juga mengajak stakeholder tingkat Kecamatan Serpong dari camat, lurah, dan tokoh masyarakat bisa sama-sama membantu komunikasi dan menampilkan peran humanis supaya ada jalan keluar.
Penutupan akses jalan Gang Besan dengan tembok beton setinggi 2 meter berdampak pada ratusan warga yang tinggal di sekitar. Mereka terpaksa memutar sejauh 2 km ke arah jalan raya. Mediasi berupa permohonan akses jalan pun gagal.
Baca juga: Penampakan Proyek Komersial yang Tutup Akses Gang Besan Serpong dengan Tembok Beton
Pihak pengusaha menutup akses jalan itu dengan dasar Sertifikat Nomor 145 Tahun 1982. Bagian depan jalan Gang Besan diklaim masuk ke area lahannya sehingga konblok hingga gapura yang sudah lama terpasang dibongkar.
Sebelumnya, pihak pengusaha yang diwakili Bayu Supranoto (41) menegaskan tak mau lagi berunding soal penutupan akses jalan Gang Besan dengan tembok beton. Sebab, lahan itu segera dibangun tempat komersial yakni gedung parkir.
"Sudah tidak ada lagi yang bisa diperjuangkan, sudah basi. Tidak akan sejengkal pun kami beri akses jalan Gang Besan, itu sudah final," ujar Bayu.
Anggota DPRD Tangsel Julham Firdaus menyarankan semua pihak yang terlibat tidak mengedepankan ego dan bijak mencari penyelesaian bersama. Pengusaha maupun warga saling membutuhkan satu sama lain.
Baca juga: Gang Besan Serpong Ditutup Beton, Perwakilan Pengusaha: Tak Sejengkal pun Kami Beri Akses Jalan
Kerja sama itu bisa terjalin asalkan komunikasi yang dibangun bukan untuk kepentingan pragmatis sesaat. "Marilah kita membuat suasana menjadi sejuk, nyaman, dan harmonis. Jangan ada yang terlalu mengedepankan amarah dan emosional. Kita harus cari solusi terbaik. Pengusaha pasti membutuhkan lingkungan dan lingkungan juga pasti mendapatkan peluang kerja atas usaha dan investasi yang ada," ujar Julham, Rabu (15/2/2023).
Dia juga mengajak stakeholder tingkat Kecamatan Serpong dari camat, lurah, dan tokoh masyarakat bisa sama-sama membantu komunikasi dan menampilkan peran humanis supaya ada jalan keluar.
Penutupan akses jalan Gang Besan dengan tembok beton setinggi 2 meter berdampak pada ratusan warga yang tinggal di sekitar. Mereka terpaksa memutar sejauh 2 km ke arah jalan raya. Mediasi berupa permohonan akses jalan pun gagal.
Baca juga: Penampakan Proyek Komersial yang Tutup Akses Gang Besan Serpong dengan Tembok Beton
Pihak pengusaha menutup akses jalan itu dengan dasar Sertifikat Nomor 145 Tahun 1982. Bagian depan jalan Gang Besan diklaim masuk ke area lahannya sehingga konblok hingga gapura yang sudah lama terpasang dibongkar.
Sebelumnya, pihak pengusaha yang diwakili Bayu Supranoto (41) menegaskan tak mau lagi berunding soal penutupan akses jalan Gang Besan dengan tembok beton. Sebab, lahan itu segera dibangun tempat komersial yakni gedung parkir.
"Sudah tidak ada lagi yang bisa diperjuangkan, sudah basi. Tidak akan sejengkal pun kami beri akses jalan Gang Besan, itu sudah final," ujar Bayu.
(jon)