Jualan Barang Antik, Bapak Ini Kuliahkan Anak hingga S2
Rabu, 06 Juli 2022 - 16:18 WIB
JAKARTA - Siapa bilang barang antik dianggap tidak berguna. Barang antik justru menjadi opsi berjualan yang cukup menjanjikan, contohnya yang dilakukan Dahlan. Meskipun terlihat kuno, nyatanya barang antik dapat membawa rezeki lebih bagi pria berusia 60 tahun itu.
Sejak 1987, Dahlan sudah menjadi pedagang barang antik di Jalan Surabaya, Menteng , Jakarta Pusat. Banyak yang dia tawarkan, mulai dari jam lama, televisi, patung, hingga bagian-bagian kapal yang sudah dipisahkan satu per satu. Dulu, banyak sekali pembeli yang sengaja datang dari luar kota bahkan luar negeri untuk membeli barang dagangannya.
Baca juga: 5 Barang Antik Paling Diburu Kolektor
"Barang antik di Jalan Surabaya juga terkenal bisa ditawar, beda dengan tempat lain. Banyak pembeli yang datang dari Semarang, Solo, Surabaya, dan Yogyakarta," ujar Dahlan, Selasa (5/7/2022).
Saat ini, kolektor barang antik semakin berkurang terlebih akibat pandemi. Tapi, barang antik tetap punya peminat walaupun sedikit dan tak akan kehilangan pasarnya.
Walau semakin hari kian tergerus, namun Dahlan tidak ingin kalah. Dia tetap berjualan dengan tabah. “Bagian dari cobaan,” ucapnya.
Di bawah terik matahari, Dahlan menceritakan masa-masa indah selama menjadi pedagang barang antik. Bahkan, pendapatannya pernah mencapai Rp10-25 juta dalam sehari. "Kalau kayak gini bisa Rp10 juta harga ornamen kapal. Pernah Rp25 juta, apalagi kalau diborong, tapi masih bisa ditawar jadi Rp15 juta," katanya.
Dia bercerita soal pekerjaannya dengan sangat semangat. Dia berbangga karena hasil dari penjualan barang antik dapat menyekolahkan tiga anaknya hingga perguruan tinggi. Bahkan, anaknya yang paling tua telah menyelesaikan S2.
"Selama 35 tahun jual-beli barang antik bisa nyekolahin anak. Anak ada tujuh, meninggal tiga, jadi sekarang ada empat. Paling besar sudah selesai S2, tapi saya masih begini-begini saja," ujarnya.
Sejak 1987, Dahlan sudah menjadi pedagang barang antik di Jalan Surabaya, Menteng , Jakarta Pusat. Banyak yang dia tawarkan, mulai dari jam lama, televisi, patung, hingga bagian-bagian kapal yang sudah dipisahkan satu per satu. Dulu, banyak sekali pembeli yang sengaja datang dari luar kota bahkan luar negeri untuk membeli barang dagangannya.
Baca juga: 5 Barang Antik Paling Diburu Kolektor
"Barang antik di Jalan Surabaya juga terkenal bisa ditawar, beda dengan tempat lain. Banyak pembeli yang datang dari Semarang, Solo, Surabaya, dan Yogyakarta," ujar Dahlan, Selasa (5/7/2022).
Saat ini, kolektor barang antik semakin berkurang terlebih akibat pandemi. Tapi, barang antik tetap punya peminat walaupun sedikit dan tak akan kehilangan pasarnya.
Walau semakin hari kian tergerus, namun Dahlan tidak ingin kalah. Dia tetap berjualan dengan tabah. “Bagian dari cobaan,” ucapnya.
Di bawah terik matahari, Dahlan menceritakan masa-masa indah selama menjadi pedagang barang antik. Bahkan, pendapatannya pernah mencapai Rp10-25 juta dalam sehari. "Kalau kayak gini bisa Rp10 juta harga ornamen kapal. Pernah Rp25 juta, apalagi kalau diborong, tapi masih bisa ditawar jadi Rp15 juta," katanya.
Dia bercerita soal pekerjaannya dengan sangat semangat. Dia berbangga karena hasil dari penjualan barang antik dapat menyekolahkan tiga anaknya hingga perguruan tinggi. Bahkan, anaknya yang paling tua telah menyelesaikan S2.
"Selama 35 tahun jual-beli barang antik bisa nyekolahin anak. Anak ada tujuh, meninggal tiga, jadi sekarang ada empat. Paling besar sudah selesai S2, tapi saya masih begini-begini saja," ujarnya.
tulis komentar anda