Santriwati Dicabuli Ustaz, Pemkot Depok Berikan Trauma Healing
Sabtu, 02 Juli 2022 - 08:22 WIB
DEPOK - Salah satu pondok pesantren di Depok diduga menjadi tempat terjadi pelecehan seksual yang dilakukan oknum guru dan kakak kelas. Korbannya adalah santriwati ponpes tersebut. Saat ini kasusnya masih didalami penyidik dan belum ditetapkan tersangka.
Ponpes tersebut juga merangkap sebagai panti asuhan. Disana terdapat sejumlah anak yatim dan dhuafa yang diberikan pendidikan cuma-cuma oleh pengasuh ponpes. Ponpes tersebut terdiri dari jenjang PAUD, SD dan SMP.
Wali Kota Depok Mohammad Idris mengatakan, panti asuhan dan ponpes tersebut telah memiliki izin. Izin operasional ponpes didapat dari Kantor Kementrian Agama Kota Depok, sedangkan izin panti asuhan didapat dari Dinas Sosial Kota Depok.
”Ini kan katanya panti asuhan, saya minta cek dan memang ada izin operasional panti asuhan dari Kadinsos tahun 2020. Mereka juga mempunyai izin pesantren dari Kemenag ditandatangani tahun 2020. Secara operasional sudah izin,” katanya, Sabtu (2/7/2022).
Dia mengingatkan agar pengawasan juga dilakukan terkait operasional pesantren tersebut. Misalnya untuk kurikulum dan pembinaan guru.
”Kami (pemantauan) dari sisi pantinya, anaknya (panti asuhan) itu pulang pergi, yang menginap hanya (santri) pesantrennya. Pas kami kesana memang sedang libur, selain itu kita akan berikan trauyma healing kepada korban,” ujarnya.
Lebih lanjut Idris mengaku tidak bisa berkomentar banyak soal kasus ini karena masih tahap pemeriksaan. Namun untuk pendampingan psikologis korban memang akan diberikan.
“Yang diminta oleh Polda sudah bersurat kepada kami untuk dilakukan recovery pendampingan psikologis ya, bukan pendampingan kasus,” tambahnya.
Menurutnya, permasalahan ini memerlukan kerjasama antar seluruh stakeholder seluruh pemerintah. Idris mengaku sudah mendapat surat dari kepolisian untuk memberikan pendampingan psikologis korban.
Sebelumnya diberitakan, Pengasuh Yayasan Pondok Pesantren (Ponpes) Istana Yatim Riyadhul Jannah, KotaDepokangkat suara terkait dugaan pencabulan di lembaganya tersebut. Pihak Ponpes telah menyerahkan kasus tersebut diproses hukum aparat kepolisian.
Ponpes tersebut juga merangkap sebagai panti asuhan. Disana terdapat sejumlah anak yatim dan dhuafa yang diberikan pendidikan cuma-cuma oleh pengasuh ponpes. Ponpes tersebut terdiri dari jenjang PAUD, SD dan SMP.
Wali Kota Depok Mohammad Idris mengatakan, panti asuhan dan ponpes tersebut telah memiliki izin. Izin operasional ponpes didapat dari Kantor Kementrian Agama Kota Depok, sedangkan izin panti asuhan didapat dari Dinas Sosial Kota Depok.
”Ini kan katanya panti asuhan, saya minta cek dan memang ada izin operasional panti asuhan dari Kadinsos tahun 2020. Mereka juga mempunyai izin pesantren dari Kemenag ditandatangani tahun 2020. Secara operasional sudah izin,” katanya, Sabtu (2/7/2022).
Dia mengingatkan agar pengawasan juga dilakukan terkait operasional pesantren tersebut. Misalnya untuk kurikulum dan pembinaan guru.
”Kami (pemantauan) dari sisi pantinya, anaknya (panti asuhan) itu pulang pergi, yang menginap hanya (santri) pesantrennya. Pas kami kesana memang sedang libur, selain itu kita akan berikan trauyma healing kepada korban,” ujarnya.
Lebih lanjut Idris mengaku tidak bisa berkomentar banyak soal kasus ini karena masih tahap pemeriksaan. Namun untuk pendampingan psikologis korban memang akan diberikan.
“Yang diminta oleh Polda sudah bersurat kepada kami untuk dilakukan recovery pendampingan psikologis ya, bukan pendampingan kasus,” tambahnya.
Menurutnya, permasalahan ini memerlukan kerjasama antar seluruh stakeholder seluruh pemerintah. Idris mengaku sudah mendapat surat dari kepolisian untuk memberikan pendampingan psikologis korban.
Sebelumnya diberitakan, Pengasuh Yayasan Pondok Pesantren (Ponpes) Istana Yatim Riyadhul Jannah, KotaDepokangkat suara terkait dugaan pencabulan di lembaganya tersebut. Pihak Ponpes telah menyerahkan kasus tersebut diproses hukum aparat kepolisian.
(ams)
Lihat Juga :
tulis komentar anda