Riwayat 5 Pahlawan Asal Jakarta yang Diabadikan Jadi Nama Jalan
Minggu, 30 Januari 2022 - 05:00 WIB
4. Abdulrachman Saleh
Lahir di Jakarta pada 1 Juli 1909, Abdulrachman Saleh merupakan salah satu pahlawan yang merintis TNI Angkatan Udara, selain juga memiliki keahlian sebagai dokter.
Saleh mengenyam pendidikan di HIS (Hollandsch Inlandsche School), MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs), AMS (Algemene Middelbare School), dan STOVIA (School Tot Opleiding van Inlandsc Art). Ia kemudian mendalami dan mengembangkan ilmu faal (fisiologi) di Tanah Air. Oleh karena itu ia ditetapkan sebagai Bapak Ilmu Faal Indonesia oleh Universitas Indonesia pada 1958.
Pada 1946, Saleh diangkat menjadi Komandan Pangkalan Udara Madiun. Tokoh dari Radio Republik Indonesia (RRI) ini juga merupakan pendiri Sekolah Teknik Udara dan Sekolah Radio Udara yang berlokasi di Malang.Selain itu, agar dapat menyiarkan informasi tentang Indonesia di dalam maupun luar negeri, Saleh turut mendirikan sebuah pemancar.
Saleh tewas karena pesawat yang ditumpanginya ditembak oleh Belanda. Kala itu, Saleh dan Adisutjipto pdiperintahkan ke India. Keduanya singgah di Singapura untuk mengambil bantuan obat dari Palang Merah Malaysia, sebelum kembali ke Tanah Air.
Dalam perjalanan ke Yogyakarta, pada 29 Juli 1947, pesawat mereka ditembaki oleh dua pesawat P-40 Kitty Hawk Belanda. Akibat kehilangan kendali, pesawat menabrak pohon dan Saleh tewas dalam peristiwa itu.
Abdulrachman Saleh dimakamkan di Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. Ia dinobatkan sebagai pahlawan nasional pada 9 November 1974.
5. Wage Rudolf Supratman
Wage Rudolf Supratman atau WR Supratman dikenal sebagai pencipta lagu Indonesia Raya. Lagu yang dikukuhkan sebagai lagu kebangsaan Indonesia ini dibuat WR Supratman dalam kondisi terancam, karena saat itu ia dikejar oleh polisi Hindia Belanda.
Pihak Belanda khawatir lagu tersebut mendorong semangat rakyat dalam meraih kemerdekaan, sehingga lagu tersebut dilarang untuk dinyanyikan. Meski kemudian diizinkan, Belanda mensyaratkan lagu Indonesia Raya dinyanyikan tanpa lirik "merdeka, merdeka".
Lahir di Jakarta pada 1 Juli 1909, Abdulrachman Saleh merupakan salah satu pahlawan yang merintis TNI Angkatan Udara, selain juga memiliki keahlian sebagai dokter.
Saleh mengenyam pendidikan di HIS (Hollandsch Inlandsche School), MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs), AMS (Algemene Middelbare School), dan STOVIA (School Tot Opleiding van Inlandsc Art). Ia kemudian mendalami dan mengembangkan ilmu faal (fisiologi) di Tanah Air. Oleh karena itu ia ditetapkan sebagai Bapak Ilmu Faal Indonesia oleh Universitas Indonesia pada 1958.
Pada 1946, Saleh diangkat menjadi Komandan Pangkalan Udara Madiun. Tokoh dari Radio Republik Indonesia (RRI) ini juga merupakan pendiri Sekolah Teknik Udara dan Sekolah Radio Udara yang berlokasi di Malang.Selain itu, agar dapat menyiarkan informasi tentang Indonesia di dalam maupun luar negeri, Saleh turut mendirikan sebuah pemancar.
Saleh tewas karena pesawat yang ditumpanginya ditembak oleh Belanda. Kala itu, Saleh dan Adisutjipto pdiperintahkan ke India. Keduanya singgah di Singapura untuk mengambil bantuan obat dari Palang Merah Malaysia, sebelum kembali ke Tanah Air.
Dalam perjalanan ke Yogyakarta, pada 29 Juli 1947, pesawat mereka ditembaki oleh dua pesawat P-40 Kitty Hawk Belanda. Akibat kehilangan kendali, pesawat menabrak pohon dan Saleh tewas dalam peristiwa itu.
Abdulrachman Saleh dimakamkan di Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. Ia dinobatkan sebagai pahlawan nasional pada 9 November 1974.
5. Wage Rudolf Supratman
Wage Rudolf Supratman atau WR Supratman dikenal sebagai pencipta lagu Indonesia Raya. Lagu yang dikukuhkan sebagai lagu kebangsaan Indonesia ini dibuat WR Supratman dalam kondisi terancam, karena saat itu ia dikejar oleh polisi Hindia Belanda.
Pihak Belanda khawatir lagu tersebut mendorong semangat rakyat dalam meraih kemerdekaan, sehingga lagu tersebut dilarang untuk dinyanyikan. Meski kemudian diizinkan, Belanda mensyaratkan lagu Indonesia Raya dinyanyikan tanpa lirik "merdeka, merdeka".
tulis komentar anda