Rawan Penularan Covid-19, DKI Perlu Waspadai Tradisi Berkumpul saat Lebaran
Rabu, 13 Mei 2020 - 10:15 WIB
JAKARTA - Kesadaran masyarakat akan bahaya Covid-19 dinilai masih kurang dan terkesan menyepelekan. Hal itu terlihat dari masih banyaknya pelanggaran saat masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Tahap II di Jakarta.
“Kesadaran kolektifnya masih kurang karena ada kelonggaran dari Pemprov. Jangan ada kelonggaran satu dua orang mengakibatkan ketaatan jutaan orang terkorbankan,” ujar Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono, saat dihubungi wartawan, Rabu (13/5/2020).
Gembong mencontohkan peristiwa di McD Sarinah pada 10 Mei 2020 lalu, dimana ada kerumunan orang dalam satu lokasi. Bahkan jumlahnya capai ratusan. “Kayak gitu, enggak boleh. Itu musti ada ketaatan dari Pemprov,” tegasnya. (Baca juga: Berkerumun, Polisi Bubarkan Warga yang Bernostalgia di McD Sarinah)
Ia juga melihat ketidaktegasan Pemprov DKI dalam menjalankan aturan PSBB ini. Gembong berharap PSBB Tahap II bisa memberikan hasil yang baik.
“Kalau yang saya lihat dari dua tahap ini, justru kesadaran masyarakat makin muncul tapi kedisplinan Pemprov untuk menegakkan belum nampak. Jadi dua periode ini kesadaran makin meningkat tapi penegakkan dari Pemprov justru tidak nampak. Sekarang mungkin mau menghadapi yang ketiga sudah mengeluarkan rambu-rambu itu. Tapi bagi kita yang terpenting, yang pertama Pemprov harus ketat, yang kedua kesadaran kolektif masyarakat, ketiga konsisten,” terang Gembong.
“Berikutnya adalah evaluasi dari Pemprov. Evaluasinya apa kita belum tahu. Apakah selama dua kali PSBB grafiknya naik atau turun sih? Kan musti dievaluasi, kita belum tahu. Mudah-mudahan hasil evaluasinya menurun sehingga tidak perlu ada PSBB tahap ketiga supaya bisa kembali normal,” sambungnya. (Baca juga: Masa PSBB, Pemprov DKI Beri Teguran Tertulis Bagi Pelanggar Kegiatan Keagamaan)
Namun yang lebih ia khawatirkan yakni pada saat perayaan Hari Raya Idul Fitri mendatang. Sudah menjadi tradisi di Tanah Air setiap Lebaran masyarakat kumpul dengan keluarga besar dan handai taulan. Gembong khawatir masyarakat mengabaikan protokol kesehatan dan aturan PSBB saat bersilaturahim dengan sanak keluarga pada saat Idul Fitri.
“Di situ ada ruang yang mengkhawatirkan bagi saya. Fraksi PDIP ada satu kekhawatiran di saat Lebaran, saat Lebaran kultur kita seperti itu. Pemprov harus hati-hati betul, menerapkannya perlu kajian yang komprehensif, lengkap supaya pelaksanaan Lebaran betul-betul bisa menjaga semua. Silaturahmi bisa berjalan baik, tetapi kita tetap terjaga protokol kesehatannya. Saya khawatir di Lebaran itu,” tutupnya.
“Kesadaran kolektifnya masih kurang karena ada kelonggaran dari Pemprov. Jangan ada kelonggaran satu dua orang mengakibatkan ketaatan jutaan orang terkorbankan,” ujar Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono, saat dihubungi wartawan, Rabu (13/5/2020).
Gembong mencontohkan peristiwa di McD Sarinah pada 10 Mei 2020 lalu, dimana ada kerumunan orang dalam satu lokasi. Bahkan jumlahnya capai ratusan. “Kayak gitu, enggak boleh. Itu musti ada ketaatan dari Pemprov,” tegasnya. (Baca juga: Berkerumun, Polisi Bubarkan Warga yang Bernostalgia di McD Sarinah)
Ia juga melihat ketidaktegasan Pemprov DKI dalam menjalankan aturan PSBB ini. Gembong berharap PSBB Tahap II bisa memberikan hasil yang baik.
“Kalau yang saya lihat dari dua tahap ini, justru kesadaran masyarakat makin muncul tapi kedisplinan Pemprov untuk menegakkan belum nampak. Jadi dua periode ini kesadaran makin meningkat tapi penegakkan dari Pemprov justru tidak nampak. Sekarang mungkin mau menghadapi yang ketiga sudah mengeluarkan rambu-rambu itu. Tapi bagi kita yang terpenting, yang pertama Pemprov harus ketat, yang kedua kesadaran kolektif masyarakat, ketiga konsisten,” terang Gembong.
“Berikutnya adalah evaluasi dari Pemprov. Evaluasinya apa kita belum tahu. Apakah selama dua kali PSBB grafiknya naik atau turun sih? Kan musti dievaluasi, kita belum tahu. Mudah-mudahan hasil evaluasinya menurun sehingga tidak perlu ada PSBB tahap ketiga supaya bisa kembali normal,” sambungnya. (Baca juga: Masa PSBB, Pemprov DKI Beri Teguran Tertulis Bagi Pelanggar Kegiatan Keagamaan)
Namun yang lebih ia khawatirkan yakni pada saat perayaan Hari Raya Idul Fitri mendatang. Sudah menjadi tradisi di Tanah Air setiap Lebaran masyarakat kumpul dengan keluarga besar dan handai taulan. Gembong khawatir masyarakat mengabaikan protokol kesehatan dan aturan PSBB saat bersilaturahim dengan sanak keluarga pada saat Idul Fitri.
“Di situ ada ruang yang mengkhawatirkan bagi saya. Fraksi PDIP ada satu kekhawatiran di saat Lebaran, saat Lebaran kultur kita seperti itu. Pemprov harus hati-hati betul, menerapkannya perlu kajian yang komprehensif, lengkap supaya pelaksanaan Lebaran betul-betul bisa menjaga semua. Silaturahmi bisa berjalan baik, tetapi kita tetap terjaga protokol kesehatannya. Saya khawatir di Lebaran itu,” tutupnya.
(thm)
tulis komentar anda