Potensi Poros Ketiga di Pilkada Jakarta Sangat Bergantung pada PKB
Senin, 01 Juli 2024 - 15:51 WIB
JAKARTA - Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai potensi poros ketiga di Pilkada Jakarta akan sangat bergantung kepada Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Umam menambahkan, jika PKB akhirnya membelot dari Anies Baswedan, maka hal itu akan menjadi peluang besar bagi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk mengonsolidasikan kekuatan poros ketiga.
Dosen Ilmu Politik dan International Studies Universitas Paramadina melihat PDIP sangat berkepentingan untuk mendekati PKB. “Sebab, PDIP sendiri tidak pernah menjadi makmum atau pengikut dalam pembentukan koalisi di Pilkada Jakarta,” kata Umam dalam keterangan tertulisnya, Senin (1/7/2024).
Umam berpendapat, skema politik Jakarta saat ini betul-betul membuat PDIP gamang. “Mau geser ke KIM (Koalisi Indonesia Maju, red) tentu gengsi besar. Mau bergabung dengan lingkaran Anies, khawatir ada halangan perbedaan ideologis yang bisa membuyarkan basis pemilih loyalnya,” tuturnya.
Karena itu, menurut dia, jika PKB akhirnya bisa diyakinkan PDIP, hal itu bisa menyelamatkan muka partai berlambang kepala banteng bermoncong putih itu untuk tetap menjadi Imam di Pilkada Jakarta. “Situasi inilah yang harus diantisipasi oleh lingkaran Anies Baswedan, untuk mengunci loyalitas dan keberpihakan PKB pada dirinya dan juga pada narasi perubahan yang mereka usung di Pilpres 2024,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, peluang poros ketiga muncul di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2024 dinilai terbuka. Peta politik Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Jakarta masih dinamis saat ini.
“Peluang itu ada, misal peluang 2 pasang cagub-cawagub, peluang 3 pasang cagub-cawagub tentunya masih terbuka, masih cair semuanya,” ujar Juru Bicara PDIP Chico Hakim kepada SINDOnews, Sabtu (29/6/2024).
Dia melihat belum ada satu calon yang secara formal atau definitif memenuhi persyaratan untuk diusung. “Termasuk Anies Baswedan, yang seakan sudah mantap definitif kan baru PKS, kita belum mendengar juga dari partai lain yang secara definitif mengusung Anies Baswedan,” tuturnya.
Dosen Ilmu Politik dan International Studies Universitas Paramadina melihat PDIP sangat berkepentingan untuk mendekati PKB. “Sebab, PDIP sendiri tidak pernah menjadi makmum atau pengikut dalam pembentukan koalisi di Pilkada Jakarta,” kata Umam dalam keterangan tertulisnya, Senin (1/7/2024).
Umam berpendapat, skema politik Jakarta saat ini betul-betul membuat PDIP gamang. “Mau geser ke KIM (Koalisi Indonesia Maju, red) tentu gengsi besar. Mau bergabung dengan lingkaran Anies, khawatir ada halangan perbedaan ideologis yang bisa membuyarkan basis pemilih loyalnya,” tuturnya.
Karena itu, menurut dia, jika PKB akhirnya bisa diyakinkan PDIP, hal itu bisa menyelamatkan muka partai berlambang kepala banteng bermoncong putih itu untuk tetap menjadi Imam di Pilkada Jakarta. “Situasi inilah yang harus diantisipasi oleh lingkaran Anies Baswedan, untuk mengunci loyalitas dan keberpihakan PKB pada dirinya dan juga pada narasi perubahan yang mereka usung di Pilpres 2024,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, peluang poros ketiga muncul di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2024 dinilai terbuka. Peta politik Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Jakarta masih dinamis saat ini.
“Peluang itu ada, misal peluang 2 pasang cagub-cawagub, peluang 3 pasang cagub-cawagub tentunya masih terbuka, masih cair semuanya,” ujar Juru Bicara PDIP Chico Hakim kepada SINDOnews, Sabtu (29/6/2024).
Dia melihat belum ada satu calon yang secara formal atau definitif memenuhi persyaratan untuk diusung. “Termasuk Anies Baswedan, yang seakan sudah mantap definitif kan baru PKS, kita belum mendengar juga dari partai lain yang secara definitif mengusung Anies Baswedan,” tuturnya.
(rca)
tulis komentar anda