Asal Usul Gedung Istana Negara, Rumah Singgah Pengusaha Belanda yang Kini Simbol Kekuasaan

Selasa, 23 Mei 2023 - 06:00 WIB
Pada tahun 1820 rumah peristirahatan Van Braam ini disewa. Kemudian pada tahun 1821 dibeli oleh pemerintah kolonial untuk digunakan sebagai pusat kegiatan pemerintahan serta tempat tinggal para gubernur jenderal bila sedang ada urusan di Batavia.

Para gubernur jenderal waktu itu kebanyakan memang memilih tinggal di Istana Bogor yang lebih sejuk. Tetapi kadang-kadang mereka harus turun ke Batavia, khususnya untuk menghadiri pertemuan Dewan Hindia, setiap Rabu.



Rumah Van Braam dipilih untuk kepala kolonial, karena Istana Daendels di Lapangan Banteng belum selesai. Tapi setelah diselesaikan pun gedung itu hanya dipergunakan untuk kantor pemerintah.

Pada mulanya bangunan seluas 3.375 meter persegi berarsitektur gaya Yunani Kuno ini bertingkat dua. Tapi pada 1848 bagian atasnya dibongkar; dan bagian depan lantai bawah dibuat lebih besar untuk memberi kesan lebih resmi. Di sisi kiri kanan gedung utama dibangun tempat penginapan untuk para kusir dan ajudan Gubernur Jenderal.

Bentuk bangunan hasil perubahan 1848 inilah yang bertahan sampai sekarang tanpa ada perubahan yang berarti. Di samping untuk penginapan gubernur jenderal, gedung bekas rumah Van Braam juga menampung fungsi sekretariat umum pemerintahan.

Kantor-kantor sekretariat itu terletak di bagian bangunan yang menghadap ke gang yang kemudian diberi nama sebagai Gang Secretarie. Dalam perjalanan waktu, gedung itu kemudian tidak mampu menampung semua kegiatan yang semakin meningkat.

Pada 1869, Gubernur Jenderal Pieter Mijer mengajukan permohonan untuk membangun sebuah gedung baru. Seorang Arsitek bernama Drossares dipercayakan untuk merancang gedung baru yang menghadap ke Koningsplein yang kelak bernama Istana Merdeka.

Gagasan itu baru tuntas diwujudkan sepuluh tahun kemudian. Sementara itu, bangunan lama yang menghadap ke Rijswijk akhirnya diperluas.

Setelah proklamasi kemerdekaan, Istana Negara menjadi saksi sejarah atas penandatanganan naskah Persetujuan Linggajati pada tanggal 25 Maret 1947.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More