Nur Mahmudi akui banyak rawa dijadikan perumahan
A
A
A
Sindonews.com - Banjir yang terjadi di kawasan Depok selama ini, disebabkan oleh luapan Sungai Ciliwung, serta kesalahan para pengembang dalam membangun perumahan. Banyaknya pengembang yang melanggar peil banjir sehingga beberapa tahun kemudian rumah tersebut terendam banjir.
Sebut saja Perumahan Taman Duta (Sukmajaya), Perumahan Pondok Duta (Cimanggis), Perumahan Cening Ampe (Cilodong), Perumahan Mutiara Depok (Sukmajaya), Perumahan Griya Lembah (Sukmajaya), dan Perumahan Griya Studio Alam (Sukmajaya), Taman Cimanggis (Sukmajaya), dan Bukit Cengkeh (Cimaggis).
Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail mengatakan, Pemerintah Kota Depok mengklaim banyak perumahan dibangun dari wilayah yang dahulunya merupakan sawah, lembah, dan saluran irigasi.
"Sebelum ada Pemkot Depok tahun 1999, di masa-masa kabupaten Bogor. Itu dulunya sawah, lembah dan saluran irigasi, dibangun saja ternyata enggak sadar itu wilayah kabupaten, tak langsung kroscek zamannya Bupati Bogor dulu," ungkapnya kepada wartawan saat mengunjungi longsor di Cinere, Depok, Senin (21/1/2013).
Saat ini, pihaknya tengah menyempurnakan kelancaran Kali Laya, sungai yang menyebabkan banyak perumahan banjir. Hal itu lantaran kondisi sungai berada diatas perumahan warga.
"Sodetan pembuangan berlebihan di Situ Pengarengan, nanti dibuang atau dibelokkan ke Sungai Sugu Tamu. Sekarang kan ke Kali Baru. Ini sebelum ke Kalibaru dibelokkan dulu ke Sugutamu," terangnya.
Dia melanjutkan, untuk Perumahan Taman Duta memang tidak bisa sempurna dan selesai. Mulai dari lambatnya sampai harus dipompa. "Resiko dari kebijakan dahulu kala tanpa dihitung dulu," ungkapnya.
Selama ini, lanjutnya, yang membanjiri perumahan tersebut lantaran limpahan air hujan dan drainase yang buruk. "Kalau hujan di atas 30 mm, pasti ada saluran meluap. Karena drainase itu kurang," paparnya.
Karena itu pihaknya tengah mewacanakan pembuatan City Sanitation untuk menormalisasikan drainase. "Kami akan ciptakan City Sanitation. Akan juga tingkatkan alir dan alur air, serta simulasi cuaca hujan diatas 80 mm," tandasnya.
Sebut saja Perumahan Taman Duta (Sukmajaya), Perumahan Pondok Duta (Cimanggis), Perumahan Cening Ampe (Cilodong), Perumahan Mutiara Depok (Sukmajaya), Perumahan Griya Lembah (Sukmajaya), dan Perumahan Griya Studio Alam (Sukmajaya), Taman Cimanggis (Sukmajaya), dan Bukit Cengkeh (Cimaggis).
Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail mengatakan, Pemerintah Kota Depok mengklaim banyak perumahan dibangun dari wilayah yang dahulunya merupakan sawah, lembah, dan saluran irigasi.
"Sebelum ada Pemkot Depok tahun 1999, di masa-masa kabupaten Bogor. Itu dulunya sawah, lembah dan saluran irigasi, dibangun saja ternyata enggak sadar itu wilayah kabupaten, tak langsung kroscek zamannya Bupati Bogor dulu," ungkapnya kepada wartawan saat mengunjungi longsor di Cinere, Depok, Senin (21/1/2013).
Saat ini, pihaknya tengah menyempurnakan kelancaran Kali Laya, sungai yang menyebabkan banyak perumahan banjir. Hal itu lantaran kondisi sungai berada diatas perumahan warga.
"Sodetan pembuangan berlebihan di Situ Pengarengan, nanti dibuang atau dibelokkan ke Sungai Sugu Tamu. Sekarang kan ke Kali Baru. Ini sebelum ke Kalibaru dibelokkan dulu ke Sugutamu," terangnya.
Dia melanjutkan, untuk Perumahan Taman Duta memang tidak bisa sempurna dan selesai. Mulai dari lambatnya sampai harus dipompa. "Resiko dari kebijakan dahulu kala tanpa dihitung dulu," ungkapnya.
Selama ini, lanjutnya, yang membanjiri perumahan tersebut lantaran limpahan air hujan dan drainase yang buruk. "Kalau hujan di atas 30 mm, pasti ada saluran meluap. Karena drainase itu kurang," paparnya.
Karena itu pihaknya tengah mewacanakan pembuatan City Sanitation untuk menormalisasikan drainase. "Kami akan ciptakan City Sanitation. Akan juga tingkatkan alir dan alur air, serta simulasi cuaca hujan diatas 80 mm," tandasnya.
(san)