Kekalahan Foke dampak dari kinerja yang buruk

Jum'at, 21 September 2012 - 09:54 WIB
Kekalahan Foke dampak dari kinerja yang buruk
Kekalahan Foke dampak dari kinerja yang buruk
A A A
Sindonews.com - Kekalahan Fauzi Bowo (Foke) dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2012 disebabkan kegagalannya saat memimpin Ibu Kota Jakarta.

"Pertama, karena stigma kegagalan periode pertama yang sudah lama melekat pada Foke. Hal ini memalingkan pilihan warga pada sosok penantang yang dianggap mampu memberi harapan," kata Direktur Eksekutif The Political Literacy Institute Gun Gun Heryanto kepada Sindonews, Jumat (21/9/2012).

Dia juga menambahkan, banyaknya program-program yang belum terselesaikan pada masa Foke berjaya, sehingga terlihat hanya pencitraan saja.

"Terlalu pendek waktu bagi Foke untuk mengimplementasikan program-program di fase akhir jabatannya, sehinga terkesan kerja dia sebatas pencitraan belaka."

Dia menilai, kedekatan Foke dengan masyarakat Jakarta masih terbilang kurang, ditambah dengan awak media yang susah untuk mendapatkan konfirmasi jika diperlukan.

"Kedua, adanya kesenjangan hubungan komunikasi politik antara dirinya dengan warga dan media massa. Foke cenderung kurang terbuka dengan media saat dia menjadi gubernur. Dia juga kurang membangun semangat komunitarian dengan warga," katanya.

Pengamat Komunikasi Politik ini mengatakan, akibat kesenjangan itulah kini Foke merasakan balasannya dari masyarakat yang tidak mau lagi dipimpin olehnya.

"Akibatnya, kerap terbangun pola hubungan antagonistik antara Foke dengan media dan 'sense of belonging' warga terhadap Foke juga memudar," ujarnya.

Kemenangan Foke pada 2007 lalu, katanya, merupakan banyaknya partai politik (Parpol) yang mendukung, namun yang penting tidak ada figur alternatif untuk itu menjadi lawan, tidak seperti sekarang.

"Kemenangan Foke di 2007 adalah karena konsep penguasaan gerbong-gerbong partai plus minimnya figur alternatif yang memiliki karakter transformatif. Nah, di Pilkada DKI kali ini penantang sudah lama memiliki karakter low profile, asketis dan dekat dengan warga sehingga dengan sendirinya ini menjad antitesa atas Foke," tandasnya.

Menurutnya, Jokowi telah sukses memposisikan dirinya pada zamannya di Jakarta serta merasakan apa yang dirasakan oleh rakyat Jakarta.

"Jokowi sukses memosisikan brand-nya sebagai 'media icon' dan mentransformasikan kekuatannya dengan tetap mengusung kesederhanaan. Identifikasi politik warga, jauh lebih berhasil masuk ke Jokowi daripada Foke yang lama berada dalam stigma elitis-birokratis," tuturnya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7396 seconds (0.1#10.140)