Polda Metro Jaya Sebut Ada 53 Titik Rawan Kriminalitas di Jakarta

Rabu, 14 Juni 2017 - 21:35 WIB
Polda Metro Jaya Sebut Ada 53 Titik Rawan Kriminalitas di Jakarta
Polda Metro Jaya Sebut Ada 53 Titik Rawan Kriminalitas di Jakarta
A A A
JAKARTA - Polda Metro Jaya mencatat sebanyak 53 titik rawan kriminalitas selama Ramadan hingga menjelang Lebaran mendatang. Masyarakat diimbau untuk selalu waspada terutama saat mengambil uang dalam jumlah yang sangat besar.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono mengatakan, kejahatan yang terjadi menjelang Lebaran seperti ini lebih banyak kejahatan jalanan. Selain itu, perampokan nasabah bank juga menjadi perhatian khusus.

Untuk itu, pihaknya menyarankan masyarakat yang hendak mengambil atau menyetor uang untuk meminta pengawalan petugas kepolisian. Selain itu, para pelaku kejahatan juga banyak mengincar pemudik.

Berdasarkan catatan Polda Metro Jaya ada 53 titik rawan kriminalitas saat Ramadan hingga menjelang Lebaran. Puluhan titik rawan kriminalitas tersebut kini menjadi fokus pengamanan yakni, 13 titik di bawah kendali Polda Metro Jaya, Polres Jakarta Pusat 10 lokasi, Polres Jakarta Utara tiga lokasi, Polres Jakarta Timur tiga lokasi, Polres Jakarta Barat enam lokasi, dan Polres Jakarta Selatan tiga lokasi.

Kemudian Polresta Bekasi Kota satu lokasi, Polres Depok satu, Polres Bandara Soekarno-Hatta satu, Polres Pelabuhan Tanjung Priok tiga, Polres Kabupaten Bekasi tiga, Polresta Tangerang Kota tiga dan Polres Kabupaten Tangerang tiga lokasi.

Untuk kawasan rawan seperti perempatan Coca-cola, Jakarta Pusat, Taman Sari, Tambora, Kolong jembatan Grogol Jakarta Barat, Terminal Pulo Gadung, Jakarta Timur, Stasiun Senen, Jakarta Pusat, dan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Menurutnya, beberapa kejahatan tersebut seperti kejahatan jalanan, pencurian kendaraan bermotor serta pencurian rumah kosong bila mendekati pada Hari Raya Idul Fitri. Untuk Ditreskrimum sendiri menyiapkan personel yang melakukan memantau lokasi-lokasi tersebut.
"Kami menempatkan seluruh personel untuk melakukan pemantauan di titik tersebut," ujarnya. Selain itu, lokasi keramaian juga menjadi fokus penempatan personel reserse.

Upaya ini diharapkan dapat meredam kejahatan yang selama ini terjadi selama ramadan, sekaligus memberikan rasa aman kepada masyarakat.
Untuk itu, pihaknya juga meminta masyarakat meningkatkan pengamananan internal seperti siskamling dan lainnya.

Argo menuturkan, walaupun ada peningkatan patroli tetap saja dukungan masyarakat lebih penting. Pada Ramadan ini, biasanya para pelaku memanfaatkan waktu sahur dan salat tarawih untuk beraksi.

Salah satunya aksi perampasan motor. Bahkan, pelaku perampasan tidak segan-segan untuk melukai korbannya. Untuk itu, pihaknya tetap mengimbau agar masyarakat mewaspadai aksi kejahatan di bulan puasa. "Biasanya kesempatan ini dimanfaatkan oleh para penjahat, pasalnya aktivitas masyarakat untuk keluar rumah lebih sering," tuturnya.

Selain itu, target utama lainnya yang menjadi sasaran adalah rumah kosong yang biasanya ditinggal pemiliknya saat salat tarawih. Namun, seminggu menjelang Lebaran, target biasanya bergeser kepada para pemudik di stasiun dan terminal.

Dia meminta masyarakat waspada dengan maraknya aksi kejahatan. "Jangan mudah percaya dengan orang yang baru dikenal, selain itu jika berpergian pastikan rumah sudah dikunci dan terus dijaga oleh petugas keamanan setempat," tegasnya.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6263 seconds (0.1#10.140)