Sejarawan Ini Sebut Ahok Tak Mengerti Seni
A
A
A
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dinilai tidak paham seni, sastra, dan budaya. Maka itu, tempat-tempat bernilai seni dan kebudayaan tampak terbengkalai akibat tak ada perhatian dari Pemprov DKI Jkaarta.
Sejarawan JJ Rizal menilai, tutur bahasa calon petahana di Pilgub DKI Jakarta 2017 itu tak sesuai etika. Tutur kata Ahok pun dinilai sebagai bentuk kegilaan pemerintah kota yang sudah mementingkan pembangunan daripada kesenian.
"Dari cara dia (Ahok) bicara, sudah paham dia itu tak kenal sastra. Otomatis, jangan aneh kalau pusat dokumen sastra itu tak dipergunakan secara baik," ujarnya di Gedung Perpustakaan HB Jassin, Taman Ismail Marzuki, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat 26 Agustus 2016.
Rizal menerangkan, Ahok tak peduli dengan historis kebudayaan dan penataan suatu obyek wisata seni menjadi lebih baik. Dia mencontohkan, saat Ahok berkunjung ke Setu Babakan. Bukan nilai kebudayaannya yang dibicarakan, dia justru lebih membicarakan sisi komersilnya, dari situ pun dapat dikatakan kalau Ahok tak paham budaya.
"Belum lagi soal penggusuran Pasar Ikan. Padahal di sana benteng peninggalan Belanda yang berguna untuk mencegah ada rob dari air laut masuk," kata Rizal.
Maka itu, Rizal berharap, agar Gunernur DKI Jakarta mendatang lebih melek soal budaya dan seni dibandingkan dengan Ahok. Pemprov DKI Jakarta pun harus senantiasa memperhatikan tempat-tempat yang memiliki nilai kesenian, kesusastraan, kebudayaan, dan kesejarahan di Jakarta ini.
Sejarawan JJ Rizal menilai, tutur bahasa calon petahana di Pilgub DKI Jakarta 2017 itu tak sesuai etika. Tutur kata Ahok pun dinilai sebagai bentuk kegilaan pemerintah kota yang sudah mementingkan pembangunan daripada kesenian.
"Dari cara dia (Ahok) bicara, sudah paham dia itu tak kenal sastra. Otomatis, jangan aneh kalau pusat dokumen sastra itu tak dipergunakan secara baik," ujarnya di Gedung Perpustakaan HB Jassin, Taman Ismail Marzuki, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat 26 Agustus 2016.
Rizal menerangkan, Ahok tak peduli dengan historis kebudayaan dan penataan suatu obyek wisata seni menjadi lebih baik. Dia mencontohkan, saat Ahok berkunjung ke Setu Babakan. Bukan nilai kebudayaannya yang dibicarakan, dia justru lebih membicarakan sisi komersilnya, dari situ pun dapat dikatakan kalau Ahok tak paham budaya.
"Belum lagi soal penggusuran Pasar Ikan. Padahal di sana benteng peninggalan Belanda yang berguna untuk mencegah ada rob dari air laut masuk," kata Rizal.
Maka itu, Rizal berharap, agar Gunernur DKI Jakarta mendatang lebih melek soal budaya dan seni dibandingkan dengan Ahok. Pemprov DKI Jakarta pun harus senantiasa memperhatikan tempat-tempat yang memiliki nilai kesenian, kesusastraan, kebudayaan, dan kesejarahan di Jakarta ini.
(sms)