Asal Usul Marunda, Jakarta Utara, Pernah Jadi Pos Pertahanan Terdepan Pasukan Mataram

Jum'at, 30 Desember 2022 - 15:05 WIB
loading...
Asal Usul Marunda, Jakarta Utara, Pernah Jadi Pos Pertahanan Terdepan Pasukan Mataram
Asal usul Marunda masih jarang diketahui meskipun memiliki sejarah yang cukup menarik di dalamnya. Foto DOK ist
A A A
JAKARTA - Asal usul Marunda masih jarang diketahui meskipun memiliki sejarah yang cukup menarik di dalamnya. Marunda merupakan nama daerah yang menjadi Kelurahan di wilayah Cilincing, Jakarta Utara.

Konon katanya, Marunda berasal dari nama sungai kecil yang melintas di wilayah Cilincing, atau ada juga yang menyebut dari nama jenis pohon yang banyak tumbuh di tempat tersebut.

Terletak di ujung Timur kawasan Jakarta Utara, Marunda berbatasan langsung dengan Kabupaten Bekasi. Pesisir yang akrab dengan jilatan air laut dari Teluk Jakarta ini menyimpan sejarah panjang perjuangan masyarakat Betawi menentang penjajahan, hingga terbentuknya kota Jakarta.

Baca juga : Ini Asal Usul Nama Ragunan

Marunda dulunya pernah menjadi pusat konsentrasi logistik dan pos pertahanan terdepan pasukan Mataram yang kala itu dipimpin oleh Sultan Agung ketika menyerbu Istana Batavia.

Dilansir dari dinaskebudayaan.jakarta.go.id, terdapat beberapa versi asal usul Marunda yang dapat dikelompokkan dalam tiga tipologi.

Tipe pertama mengacu pada peristiwa sejarah dan dikombinasikan dengan perubahan kata akibat pengucapan yang menyimpang.

Berawal dari peristiwa penyerangan Banten ke Sunda Kelapa. Versi ini bisa juga dihubungkan dengan tulisan F. de Haan yang menyebut daerah Marunda sebagai tempat konsentrasi gerilyawan Islam dari Banten di abad XX.

Tipe kedua berupa cerita rakyat. Disebutkan bahwa "Marunda" berasal dari sebuah pesan gaib yang terlontar oleh dukun setempat yang kesurupan. Pesan itu menyatakan bahwa orang yang mengangkut barang ketika melintasi suatu tempat harus "menunda" perjalanan.

Baca juga : Mengenal Asal Usul Daerah Rawalumbu Bekasi

Tempat itu sekarang disebut Marunda. Kata Marunda juga berasal dari kebiasaan penduduk untuk bersopan santun, bersikap "merendah". Kata "merendah" lama-kelamaan berubah menjadi Marunda. Versi lain menyebutkan bahwa kata marunda berasal dari kata "meronda".

Tipe ketiga lebih merupakan pendapat pribadi. Berawal dari kebiasaan menyingkat kalimat, dari "ke rumah Pak Marunda" diganti menjadi "ke Marunda".

Saat ini corak kehidupan pedesaan yang masih menonjol di Marunda juga tampak pada pola pergaulan hidup yang masih sangat akrab.

Kehidupan sesama tetangga tidak jarang masih diwarnai hubungan saling kenal secara pribadi. Tidak jarang, di sesama tetangga masih ada ikatan darah atau silsilah kekerabatan.
(bim)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1358 seconds (0.1#10.140)