Kisah Mayor Madmuin Hasibuan, Pahlawan Bekasi Terlupakan Pernah Jadi Target Pembunuhan PKI
loading...
A
A
A
BEKASI - Banyak pahlawan kemerdekaan yang berjasa bagi Indonesia, tetapi banyak orang tidak mengenalnya atau melupakannya. Salah satunya,Madmuin Hasibuan, perwira gemilang dari Bekasi, salah satu tokoh penting berdirinya Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Laoet.
Nama salah satu pendiri TNI AL ini tentunya sudah tak asing lagi bagi kebanyakan warga Bekasi. Ya, sosok Mayor Madmuin Hasibuan telah diabadikan menjadi sebuah nama jalan dan menjadi nama alun-alun di Kota Bekasi.
Dalam Biografi KH. Noer Ali, Kemandirian Ulama Pejuang, Hasibuan di zaman pendudukan Jepang merupakan salah satu mandor pelabuhan Tanjung Priok. Ia pernah memimpin TKR Laoet bertempur di perbatasan Jakarta Timur hingga Bekasi.
Mayor Hasibuan memimpin pasukan bertempur melawan sekutu dalam pertempuran Sasak Kapup 29 November 1945. Hasibuan menjadi Ketua Dewan Pimpinan Rakyat Daerah Sementara (DPRDS) pertama melalui Partai Masyumi Cabang Bekasi, tahun 1950-1956.
Bersama adik iparnya, Yakub Gani, ia hadir menyaksikan pembacaan proklamasi Presiden Sukarno di Jalan Pegangsaan Timur pada 17 Agustus 1945. Yakub Gani salah satu murid KH Noer Ali, kemudian pulang ke Bekasi untuk ikut menyebarkan berita proklamasi.
Sementara, Hasibuan kembali ke pelabuhan. Setelah Badan Keamanan Rakyat (BKR) Jakarta lahir pada 27 Agustus 1945 dan dipimpin Moeffreni Moe’min, terjadi mobilisasi kalangan pemuda. Hasilnya adalah susunan seksi-seksi administratif dan tiga sektor lapangan.
Foto: Makam Madmuin Hasibuan di belakang Masjid Agung Al Barkah, Bekasi Selatan, Kota Bekasi.
Bersama Raden Eddy Martadinata, Hasibuan yang sudah hafal wilayah pelabuhan dipercaya Moeffreni memegang sektor Jakarta Utara. Pembagian wilayah dipimpin komandan sektor dari masing-masing wilayah dipegang.
Untuk Jakarta Pusat oleh Sadikin dan Soedarsono, Jakarta Timur oleh Sambas Atmadinata dan Sanusi Wirasuminta, Jakarta Utara oleh Martadinata dan Hasibuan. Pahlawan ini meninggal lantaran menderita sakit paru-paru.
Nama salah satu pendiri TNI AL ini tentunya sudah tak asing lagi bagi kebanyakan warga Bekasi. Ya, sosok Mayor Madmuin Hasibuan telah diabadikan menjadi sebuah nama jalan dan menjadi nama alun-alun di Kota Bekasi.
Dalam Biografi KH. Noer Ali, Kemandirian Ulama Pejuang, Hasibuan di zaman pendudukan Jepang merupakan salah satu mandor pelabuhan Tanjung Priok. Ia pernah memimpin TKR Laoet bertempur di perbatasan Jakarta Timur hingga Bekasi.
Mayor Hasibuan memimpin pasukan bertempur melawan sekutu dalam pertempuran Sasak Kapup 29 November 1945. Hasibuan menjadi Ketua Dewan Pimpinan Rakyat Daerah Sementara (DPRDS) pertama melalui Partai Masyumi Cabang Bekasi, tahun 1950-1956.
Baca Juga
Bersama adik iparnya, Yakub Gani, ia hadir menyaksikan pembacaan proklamasi Presiden Sukarno di Jalan Pegangsaan Timur pada 17 Agustus 1945. Yakub Gani salah satu murid KH Noer Ali, kemudian pulang ke Bekasi untuk ikut menyebarkan berita proklamasi.
Sementara, Hasibuan kembali ke pelabuhan. Setelah Badan Keamanan Rakyat (BKR) Jakarta lahir pada 27 Agustus 1945 dan dipimpin Moeffreni Moe’min, terjadi mobilisasi kalangan pemuda. Hasilnya adalah susunan seksi-seksi administratif dan tiga sektor lapangan.
Foto: Makam Madmuin Hasibuan di belakang Masjid Agung Al Barkah, Bekasi Selatan, Kota Bekasi.
Bersama Raden Eddy Martadinata, Hasibuan yang sudah hafal wilayah pelabuhan dipercaya Moeffreni memegang sektor Jakarta Utara. Pembagian wilayah dipimpin komandan sektor dari masing-masing wilayah dipegang.
Untuk Jakarta Pusat oleh Sadikin dan Soedarsono, Jakarta Timur oleh Sambas Atmadinata dan Sanusi Wirasuminta, Jakarta Utara oleh Martadinata dan Hasibuan. Pahlawan ini meninggal lantaran menderita sakit paru-paru.