Kisah Mayor Madmuin Hasibuan, Pahlawan Bekasi Terlupakan Pernah Jadi Target Pembunuhan PKI
loading...
A
A
A
Hasibuan hidup berpindah-pindah karena ditargetkan untuk dihabisi oleh PKI. Barang-barangnya juga banyak hilang atau mungkin dia hilangkan. Lagi pula, dia seorang dengan pribadi yang tidak suka menonjolkan diri.
Mayor TNI AL Matmuin Hasibuan lahir di Hutapadang, Sipirok Tapanuli Selatan, sekitar tahun 1922. Kini, kampung Hutapadang bagian dari Kecamatan Arse, Kabupaten Tapanuli Selatan Provinsi Sumatera Utara. Wafat pada tahun 1961 karena sakit paru-paru.
Makam tokoh penting Hasibuan ini ternyata tidak dimakamkan di taman makam pahlawan tapi berada di pemakaman wakaf yang letaknya di belakang Masjid Agung Al-Barkah Bekasi, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi.
Madmuin Hasibuan lahir dari pasangan H. Muhammad Yunus (Tuan Syeikh) dengan istri, Dorima Siregar memiliki enam orang anak secara berurutan, yaitu, Matrahim Hasibuan, Matnuin Hasibuan, Masai Hasibuan, Ruhut Hasibuan (prempuan).
Kemudian Sarianun Hasibuan dan Hamidah Hasibuan. Ayahnya seorang tokoh agama yang memiliki tempat suluk di desanya. Ayahnya digambarkan memiliki sikap yang keras. Suatu ketika, di bulan ramadhan, Matnuin dipergoki oleh ayahnya tidak berpuasa.
Akibatnya, Hasibuan yang masih remaja itu dihukum ayahnya tidak diberi makan selama tiga hari berturut-turut. Ibunya kasihan. Lalu diam-diam diberi makan. Rupanya selama di Medan, Matmuin remaja bekerja di Pelabuhan Belawan pada waktu zaman Jepang.
Mayor TNI AL Matmuin Hasibuan lahir di Hutapadang, Sipirok Tapanuli Selatan, sekitar tahun 1922. Kini, kampung Hutapadang bagian dari Kecamatan Arse, Kabupaten Tapanuli Selatan Provinsi Sumatera Utara. Wafat pada tahun 1961 karena sakit paru-paru.
Makam tokoh penting Hasibuan ini ternyata tidak dimakamkan di taman makam pahlawan tapi berada di pemakaman wakaf yang letaknya di belakang Masjid Agung Al-Barkah Bekasi, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi.
Madmuin Hasibuan lahir dari pasangan H. Muhammad Yunus (Tuan Syeikh) dengan istri, Dorima Siregar memiliki enam orang anak secara berurutan, yaitu, Matrahim Hasibuan, Matnuin Hasibuan, Masai Hasibuan, Ruhut Hasibuan (prempuan).
Kemudian Sarianun Hasibuan dan Hamidah Hasibuan. Ayahnya seorang tokoh agama yang memiliki tempat suluk di desanya. Ayahnya digambarkan memiliki sikap yang keras. Suatu ketika, di bulan ramadhan, Matnuin dipergoki oleh ayahnya tidak berpuasa.
Akibatnya, Hasibuan yang masih remaja itu dihukum ayahnya tidak diberi makan selama tiga hari berturut-turut. Ibunya kasihan. Lalu diam-diam diberi makan. Rupanya selama di Medan, Matmuin remaja bekerja di Pelabuhan Belawan pada waktu zaman Jepang.
(ams)