Kisah Mayor Madmuin Hasibuan, Pahlawan Bekasi Terlupakan Pernah Jadi Target Pembunuhan PKI

Minggu, 11 Desember 2022 - 08:33 WIB
loading...
Kisah Mayor Madmuin...
Potret lawas Mayor TNI AL Madmuin Hasibuan, Pahlawan Bekasi asal Medan yang terlupakan. Foto/Istimewa
A A A
BEKASI - Banyak pahlawan kemerdekaan yang berjasa bagi Indonesia, tetapi banyak orang tidak mengenalnya atau melupakannya. Salah satunya,Madmuin Hasibuan, perwira gemilang dari Bekasi, salah satu tokoh penting berdirinya Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Laoet.

Nama salah satu pendiri TNI AL ini tentunya sudah tak asing lagi bagi kebanyakan warga Bekasi. Ya, sosok Mayor Madmuin Hasibuan telah diabadikan menjadi sebuah nama jalan dan menjadi nama alun-alun di Kota Bekasi.

Dalam Biografi KH. Noer Ali, Kemandirian Ulama Pejuang, Hasibuan di zaman pendudukan Jepang merupakan salah satu mandor pelabuhan Tanjung Priok. Ia pernah memimpin TKR Laoet bertempur di perbatasan Jakarta Timur hingga Bekasi.

Mayor Hasibuan memimpin pasukan bertempur melawan sekutu dalam pertempuran Sasak Kapup 29 November 1945. Hasibuan menjadi Ketua Dewan Pimpinan Rakyat Daerah Sementara (DPRDS) pertama melalui Partai Masyumi Cabang Bekasi, tahun 1950-1956.

Bersama adik iparnya, Yakub Gani, ia hadir menyaksikan pembacaan proklamasi Presiden Sukarno di Jalan Pegangsaan Timur pada 17 Agustus 1945. Yakub Gani salah satu murid KH Noer Ali, kemudian pulang ke Bekasi untuk ikut menyebarkan berita proklamasi.

Sementara, Hasibuan kembali ke pelabuhan. Setelah Badan Keamanan Rakyat (BKR) Jakarta lahir pada 27 Agustus 1945 dan dipimpin Moeffreni Moe’min, terjadi mobilisasi kalangan pemuda. Hasilnya adalah susunan seksi-seksi administratif dan tiga sektor lapangan.

Kisah Mayor Madmuin Hasibuan, Pahlawan Bekasi Terlupakan Pernah Jadi Target Pembunuhan PKI


Foto: Makam Madmuin Hasibuan di belakang Masjid Agung Al Barkah, Bekasi Selatan, Kota Bekasi.

Bersama Raden Eddy Martadinata, Hasibuan yang sudah hafal wilayah pelabuhan dipercaya Moeffreni memegang sektor Jakarta Utara. Pembagian wilayah dipimpin komandan sektor dari masing-masing wilayah dipegang.

Untuk Jakarta Pusat oleh Sadikin dan Soedarsono, Jakarta Timur oleh Sambas Atmadinata dan Sanusi Wirasuminta, Jakarta Utara oleh Martadinata dan Hasibuan. Pahlawan ini meninggal lantaran menderita sakit paru-paru.

Hasibuan hidup berpindah-pindah karena ditargetkan untuk dihabisi oleh PKI. Barang-barangnya juga banyak hilang atau mungkin dia hilangkan. Lagi pula, dia seorang dengan pribadi yang tidak suka menonjolkan diri.

Mayor TNI AL Matmuin Hasibuan lahir di Hutapadang, Sipirok Tapanuli Selatan, sekitar tahun 1922. Kini, kampung Hutapadang bagian dari Kecamatan Arse, Kabupaten Tapanuli Selatan Provinsi Sumatera Utara. Wafat pada tahun 1961 karena sakit paru-paru.

Makam tokoh penting Hasibuan ini ternyata tidak dimakamkan di taman makam pahlawan tapi berada di pemakaman wakaf yang letaknya di belakang Masjid Agung Al-Barkah Bekasi, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi.

Madmuin Hasibuan lahir dari pasangan H. Muhammad Yunus (Tuan Syeikh) dengan istri, Dorima Siregar memiliki enam orang anak secara berurutan, yaitu, Matrahim Hasibuan, Matnuin Hasibuan, Masai Hasibuan, Ruhut Hasibuan (prempuan).

Kemudian Sarianun Hasibuan dan Hamidah Hasibuan. Ayahnya seorang tokoh agama yang memiliki tempat suluk di desanya. Ayahnya digambarkan memiliki sikap yang keras. Suatu ketika, di bulan ramadhan, Matnuin dipergoki oleh ayahnya tidak berpuasa.

Akibatnya, Hasibuan yang masih remaja itu dihukum ayahnya tidak diberi makan selama tiga hari berturut-turut. Ibunya kasihan. Lalu diam-diam diberi makan. Rupanya selama di Medan, Matmuin remaja bekerja di Pelabuhan Belawan pada waktu zaman Jepang.
(ams)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1425 seconds (0.1#10.140)