Sejarah Stasiun Bekasi, Dibangun Hindia Belanda Tahun 1887 untuk Jalur Ekonomi Pulau Jawa

Kamis, 01 Desember 2022 - 08:13 WIB
loading...
Sejarah Stasiun Bekasi, Dibangun Hindia Belanda Tahun 1887 untuk Jalur Ekonomi Pulau Jawa
Peta Stasiun Bekasi tahun 1896 dalam lingkaran berwarna merah, nampak tulisan (St) yang berarti stasiun. Foto/Istimewa/PT KAI
A A A
BEKASI - Stasiun Bekasi memiliki sejarah panjang. Sejarah Stasiun Bekasi dimulai sejak masa Hindia Belanda dan merupakan stasiun kereta api kelas besar tipe C yang berada di Jalan Ir H Juanda, Kelurahan Margamulya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi.

Stasiun besar ini memiliki lima jalur kereta api aktif dengan jalur 1 dan 4 sebagai sepur lurus. Sebagai stasiun yang terletak di lintas komuter Jabodetabek, stasiun ini setiap harinya melayani ribuan penumpang komuter dengan tujuan Jakarta.

Maupun ke arah timur (Cikampek sampai Purwakarta), baik menggunakan KRL maupun KRD. Di sebelah barat stasiun ini terdapat sebuah dipo yang digunakan untuk menyimpan armada KRL yang baru selesai digunakan.

Mengutip Heritage PT KAI disebutkan cikal bakalnya pembanguna Stasiun Bekasi pada masa Hindia Belanda, di Batavia (Jakarta) terdapat beberapa perusahaan kereta api baik pemerintah maupun swasta.

Perusahaan swasta Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij(NISM) merupakan perusahaan kereta api pertama kali yang membangun jalur kereta api di Jakarta pada lintas Jakarta-Bogor (lintas tengah) yang dibuka tahun 1873.

Sejarah Stasiun Bekasi, Dibangun Hindia Belanda Tahun 1887 untuk Jalur Ekonomi Pulau Jawa


Staatssporwegen (SS), perusahaan kereta api pemerintah mengoperasikann jalur barat, meliputi Jakarta-Tanjung Priok diresmikan 1886 dan Jakarta-Anyer dengan cabang Duri-Tangerang tahun 1899.

Sementara itu Bataviasche Ooster SpoorwegMaatschappij(BOS) membuka jalur timur, Jakarta-Bekasi-Krawang. Berdasarkan Undang-undang 9 Juni 1898 Stablaad 222, BOS mendapatkan ijin konsensi pembangunan jaringan kereta api di Jakarta.

Pembangunan ini dibagi menjadi empat tahap, yakni Jakarta-Bekasi, Bekasi-Cikarang, Cikarang-Kedunggede, dan Kedunggede-Karawang. Tahap awal dirampungkan sampai ke Bekasi. Bersamaan itu diresmikan Stasiun Bekasi pada tanggal 31 Maret 1887.

Awalnya operasional di Stasiun Bekasi dilaksanakan oleh BOS. Namun, sewaktu proses pembangunan ke Karawang, BOS mengalami kesulitan dana dan buruknya menejemen. Lantas BOS meminta bantuan dana kepada pemerintah Hindia Belanda.

Pemerintah pun menyepakati dengan syarat setelah pekerjaan rampung, lintas Batavia-Karawang dibeli oleh perusahaan kereta api negaraStaatssporwegen(SS), termasuk Stasiun Bekasi. Pada tahun 1900 tercatat delapan kereta yang berhenti di Stasiun Bekasi.

Sejarah Stasiun Bekasi, Dibangun Hindia Belanda Tahun 1887 untuk Jalur Ekonomi Pulau Jawa


Empat kali dari Jakarta-Karawang dan sebaliknya. Perjalanan dari Stasiun Jakarta ke Stasiun Bekasi memerlukan waktu sekitar dua jam lebih lima belas menit. Biaya perjalanan kereta api dibedakan berdasarkan kelas.

Pada tahun yang sama, untuk perjalanan dari Jakarta ke Bekasi penumpang kelas 1 (Eropa) merogoh kocek sebesar 1,7 gulden. Dengan rute yang sama, penumpang kelas 2 (timur asing: Cina, Arab) membayar tiket kereta 0,8 gulden.

Tarif penumpang kelas 3 (campuran dan pribumi) sebesar 0,45 gulden dan khusus penumpang inlanders (pribumi) cukup mengeluarkan uang 0,26 gulden. Sementara itu biaya barang per 10 kg adalah 0,10 gulden.

Tahun 1954 Djawatan Kereta Api (cikal bakal PT KAI) menetapkan Surat Keputusan DDKA No. 20493/BB/54 tanggal 16 Maret 1954 tentang klasifikasi stasiun menjadi 6 kelas, Stasiun Kelas 5.

Hal ini dimaksud guna menentukan fasilitas dan kondisi kebutuhan pengangkutan. Berdasarkan SK tersebut, Stasiun Bekasi masuk dalam kategori stasiun kelas 4. Kini, Stasiun Bekasi merupakan stasiun Besar B.
(ams)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2979 seconds (0.1#10.140)