Sejarah Stasiun Bekasi, Dibangun Hindia Belanda Tahun 1887 untuk Jalur Ekonomi Pulau Jawa
loading...
A
A
A
BEKASI - Stasiun Bekasi memiliki sejarah panjang. Sejarah Stasiun Bekasi dimulai sejak masa Hindia Belanda dan merupakan stasiun kereta api kelas besar tipe C yang berada di Jalan Ir H Juanda, Kelurahan Margamulya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi.
Stasiun besar ini memiliki lima jalur kereta api aktif dengan jalur 1 dan 4 sebagai sepur lurus. Sebagai stasiun yang terletak di lintas komuter Jabodetabek, stasiun ini setiap harinya melayani ribuan penumpang komuter dengan tujuan Jakarta.
Maupun ke arah timur (Cikampek sampai Purwakarta), baik menggunakan KRL maupun KRD. Di sebelah barat stasiun ini terdapat sebuah dipo yang digunakan untuk menyimpan armada KRL yang baru selesai digunakan.
Mengutip Heritage PT KAI disebutkan cikal bakalnya pembanguna Stasiun Bekasi pada masa Hindia Belanda, di Batavia (Jakarta) terdapat beberapa perusahaan kereta api baik pemerintah maupun swasta.
Perusahaan swasta Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij(NISM) merupakan perusahaan kereta api pertama kali yang membangun jalur kereta api di Jakarta pada lintas Jakarta-Bogor (lintas tengah) yang dibuka tahun 1873.
Staatssporwegen (SS), perusahaan kereta api pemerintah mengoperasikann jalur barat, meliputi Jakarta-Tanjung Priok diresmikan 1886 dan Jakarta-Anyer dengan cabang Duri-Tangerang tahun 1899.
Sementara itu Bataviasche Ooster SpoorwegMaatschappij(BOS) membuka jalur timur, Jakarta-Bekasi-Krawang. Berdasarkan Undang-undang 9 Juni 1898 Stablaad 222, BOS mendapatkan ijin konsensi pembangunan jaringan kereta api di Jakarta.
Pembangunan ini dibagi menjadi empat tahap, yakni Jakarta-Bekasi, Bekasi-Cikarang, Cikarang-Kedunggede, dan Kedunggede-Karawang. Tahap awal dirampungkan sampai ke Bekasi. Bersamaan itu diresmikan Stasiun Bekasi pada tanggal 31 Maret 1887.
Awalnya operasional di Stasiun Bekasi dilaksanakan oleh BOS. Namun, sewaktu proses pembangunan ke Karawang, BOS mengalami kesulitan dana dan buruknya menejemen. Lantas BOS meminta bantuan dana kepada pemerintah Hindia Belanda.
Stasiun besar ini memiliki lima jalur kereta api aktif dengan jalur 1 dan 4 sebagai sepur lurus. Sebagai stasiun yang terletak di lintas komuter Jabodetabek, stasiun ini setiap harinya melayani ribuan penumpang komuter dengan tujuan Jakarta.
Maupun ke arah timur (Cikampek sampai Purwakarta), baik menggunakan KRL maupun KRD. Di sebelah barat stasiun ini terdapat sebuah dipo yang digunakan untuk menyimpan armada KRL yang baru selesai digunakan.
Mengutip Heritage PT KAI disebutkan cikal bakalnya pembanguna Stasiun Bekasi pada masa Hindia Belanda, di Batavia (Jakarta) terdapat beberapa perusahaan kereta api baik pemerintah maupun swasta.
Baca Juga
Perusahaan swasta Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij(NISM) merupakan perusahaan kereta api pertama kali yang membangun jalur kereta api di Jakarta pada lintas Jakarta-Bogor (lintas tengah) yang dibuka tahun 1873.
Staatssporwegen (SS), perusahaan kereta api pemerintah mengoperasikann jalur barat, meliputi Jakarta-Tanjung Priok diresmikan 1886 dan Jakarta-Anyer dengan cabang Duri-Tangerang tahun 1899.
Sementara itu Bataviasche Ooster SpoorwegMaatschappij(BOS) membuka jalur timur, Jakarta-Bekasi-Krawang. Berdasarkan Undang-undang 9 Juni 1898 Stablaad 222, BOS mendapatkan ijin konsensi pembangunan jaringan kereta api di Jakarta.
Pembangunan ini dibagi menjadi empat tahap, yakni Jakarta-Bekasi, Bekasi-Cikarang, Cikarang-Kedunggede, dan Kedunggede-Karawang. Tahap awal dirampungkan sampai ke Bekasi. Bersamaan itu diresmikan Stasiun Bekasi pada tanggal 31 Maret 1887.
Awalnya operasional di Stasiun Bekasi dilaksanakan oleh BOS. Namun, sewaktu proses pembangunan ke Karawang, BOS mengalami kesulitan dana dan buruknya menejemen. Lantas BOS meminta bantuan dana kepada pemerintah Hindia Belanda.