Profil Iptu dr Ria, Polwan Dokter Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Afrika yang Telah Wafat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Polwan Iptu dr Ria merupakan salah satu polisi wanita yang sempat bertugas pada misi PBB di Afrika kini telah meninggal dunia , Seni (3/10/2022). Kabar duka meninggalnya Iptu dr Ria datang dari sebuah postingan akun instagram milik Brigjen Krishna Murti yang menjabat sebagai Karomisinter Divhubinter Polri.
Dalam akun @krishnamurti_bd91 yang dikutip Selasa (4/10/2022), Brigjen Krishna memposting video berisikan ucapan bela sungkawa telah berpulangnya Dokter Polri pertama yang menginjakkan kaki di Misi PBB Afrika Tengah pada tahun 2018.
Baca juga : 4 Jenderal Polwan di Mabes Polri, Nomor 3 Bukan Jebolan Akpol Pernah Jadi Ketua Polwan Dunia
Disebutkan juga, "kembalinya dari misi beliau mengalami sakit kanker, namun polwan ini tak pernah menyerah dalam melaksanakan tugas sampai akhir hayat."
Ipda Ria sendiri merupakan dokter polwan pertama yang disiapkan untuk misi PBB tersebut. Sebelumnya dia merupakan anggota Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Sulawesi Barat.
Perempuan kelahiran 1987 di Palembang ini merupakan polwan lulusan Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) tahun 2016.
Selain cantik, polwan ini juga dikenal akan kecerdasannya. Buktinya dia cakap dalam berbahasa Inggris dan Jerman.
Dikutip dari bhayangkari.or.id, sebanyak 23 polisi wanita (polwan) untuk dilibatkan dalam pasukan penjaga perdamaian (peacekeeper) Formed Police Unit (FPU).
Menurut Brigjen Brigjen Krishna Murti, para polwan ini dilatih untuk menjadi tangguh di medan perang meski ancaman keselamatan di depan mata.
Bertugas di wilayah perdamaian PBB tentunya terdapat banyak resiko seperti ancaman wabah penyakit, bahaya perang, hingga lingkungan yang tak memadai untuk kesehatan.
Baca juga : Polwan Harus Berambut Pendek, Ini Alasannya
Bahkan tak jarang terdapat anggota FPU dari Polri pernah terkena sakit dan akhirnya meninggal. Juga pernah ada anggota Polri yang terkena wabah hingga kakinya terpaksa diamputasi.
Kontingen FPU pertama dari Indonesia menghadirkan polwan bukan sebagai tim pendukung, tapi tim taktis, SWAT, dan juga dokter polwan.
Di antara 23 Srikandi-srikandi tangguh terdapat seorang dokter polwan bernama Ipda dr. Ria. Dimana dia telah memahami berbagai resiko yang akan dihadapinya nanti.
Polwan cantik ini bahkan telah siap dengan resiko terburuk yakni kematian. Karena menurutnya kematian itu adalah takdir yang tak bisa dihindari.
Motivasinya mengikuti FPU ini adalah karena ingin menjadi pionir. Karena sebelumnya belum pernah ada dokter perempuan dalam formasi FPU. Dia juga berharap kehadirannya sebagai dokter polwan pertama FPU Polri dapat menginspirasi dokter-dokter polwan lainnya.
Dalam akun @krishnamurti_bd91 yang dikutip Selasa (4/10/2022), Brigjen Krishna memposting video berisikan ucapan bela sungkawa telah berpulangnya Dokter Polri pertama yang menginjakkan kaki di Misi PBB Afrika Tengah pada tahun 2018.
Baca juga : 4 Jenderal Polwan di Mabes Polri, Nomor 3 Bukan Jebolan Akpol Pernah Jadi Ketua Polwan Dunia
Disebutkan juga, "kembalinya dari misi beliau mengalami sakit kanker, namun polwan ini tak pernah menyerah dalam melaksanakan tugas sampai akhir hayat."
Ipda Ria sendiri merupakan dokter polwan pertama yang disiapkan untuk misi PBB tersebut. Sebelumnya dia merupakan anggota Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Sulawesi Barat.
Perempuan kelahiran 1987 di Palembang ini merupakan polwan lulusan Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) tahun 2016.
Selain cantik, polwan ini juga dikenal akan kecerdasannya. Buktinya dia cakap dalam berbahasa Inggris dan Jerman.
Dikutip dari bhayangkari.or.id, sebanyak 23 polisi wanita (polwan) untuk dilibatkan dalam pasukan penjaga perdamaian (peacekeeper) Formed Police Unit (FPU).
Menurut Brigjen Brigjen Krishna Murti, para polwan ini dilatih untuk menjadi tangguh di medan perang meski ancaman keselamatan di depan mata.
Bertugas di wilayah perdamaian PBB tentunya terdapat banyak resiko seperti ancaman wabah penyakit, bahaya perang, hingga lingkungan yang tak memadai untuk kesehatan.
Baca juga : Polwan Harus Berambut Pendek, Ini Alasannya
Bahkan tak jarang terdapat anggota FPU dari Polri pernah terkena sakit dan akhirnya meninggal. Juga pernah ada anggota Polri yang terkena wabah hingga kakinya terpaksa diamputasi.
Kontingen FPU pertama dari Indonesia menghadirkan polwan bukan sebagai tim pendukung, tapi tim taktis, SWAT, dan juga dokter polwan.
Di antara 23 Srikandi-srikandi tangguh terdapat seorang dokter polwan bernama Ipda dr. Ria. Dimana dia telah memahami berbagai resiko yang akan dihadapinya nanti.
Polwan cantik ini bahkan telah siap dengan resiko terburuk yakni kematian. Karena menurutnya kematian itu adalah takdir yang tak bisa dihindari.
Motivasinya mengikuti FPU ini adalah karena ingin menjadi pionir. Karena sebelumnya belum pernah ada dokter perempuan dalam formasi FPU. Dia juga berharap kehadirannya sebagai dokter polwan pertama FPU Polri dapat menginspirasi dokter-dokter polwan lainnya.
(bim)