Cacar Monyet Masuk Jakarta, Anggota DPRD DKI Ini Imbau Warga Jangan Panik dan Jaga Prokes Ketat

Senin, 29 Agustus 2022 - 11:35 WIB
loading...
Cacar Monyet Masuk Jakarta, Anggota DPRD DKI Ini Imbau Warga Jangan Panik dan Jaga Prokes Ketat
Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan Hardiyanto Kenneth mengimbau masyarakat agar tidak panik dengan temuan penyakit cacar monyet di Jakarta. Foto: SINDOnews/Dok
A A A
JAKARTA - Seorang pria warga Jakarta terkonfirmasi positif cacar monyet usai perjalanan luar negeri, dan baru tiba di Indonesia sejak 8 Agustus 2022. Meski demikian, warga diimbau jangan panik dan tetap jaga protokol kesehatan ketat (prokes)

Diketahui, pasien cacar monye ini sempat mengalami gejala demam pada 14 Agustus 2022 dan mengalami pembesaran kelenjar limfa. Selain itu, juga muncul bercak cacar di tubuh pasien.

Menanggapai hal ini, anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan Hardiyanto Kenneth mengimbau masyarakat agar tidak panik dengan temuan penyakit cacar monyet itu. Kuncinya adalah menjaga kebersihan dan patuhi protokol kesehatan, serta tidak abai dengan soal kebersihan.

"Tidak perlu panik, tidak perlu resah dan gelisah. Saya mengimbau kepada warga DKI Jakarta wajib melakukan protokol kesehatan di mana pun berada," kata Kenneth dalam keterangannya, Senin (29/8/2022).

Menurut Kent, penyebaran virus akan terhenti jika setiap masyarakat benar-benar disiplin terhadap diri sendiri. Jangan bosan dan malas dalam melakukan standar protokol kesehatan.

"Pakai masker, jaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun atau membawa hand sanitizer. Kita wajib bertanggung jawab terhadap diri kita sendiri dan orang lain," tukasnya.

Kent mengatakan, sejak awal sudah mewanti-wanti secara verbal terkait penularan wabah tersebut. Untuk itu, Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Kesehatan harus bisa mengantisipasi secara maksimal terkait penyebaran kasus cacar monyet atau monkeypox di Kota Jakarta.

"Dinkes DKI harus benar-benar bisa mengantisipasi penyebaran kasus cacar monyet supaya tidak meluas. Saya juga mengimbau kepada warga Jakarta agar mulai mengantisipasinya dari masing-masing individu," ucapnya.



Kent menegaskan, Pemprov DKI Jakarta sudah seharusnya mempersiapkan langkah antisipasi terkait virus yang penyebarannya dari hewan tersebut. Hal itu dilakukan agar kasus cacar monyet tidak semakin mewabah seperti kasus virus Covid-19.

"Pemprov DKI harus sudah membuat planning untuk pencegahan dan penanganan masalah virus ini secara massif, antisipasi sejak dini agar tidak mewabah seperti Covid-19," tandasnya.



"Kasus Covid-19 bisa menjadikan satu pelajaran, bahwa virus yang belum ada vaksinnya tidak bisa di anggap enteng dan sebelah mata, apalagi virus Covid-19 ini belum benar-benar selesai dan dengan munculnya virus cacar monyet jika tidak di tangani dengan serius dikhawatirkan bisa menambah beban baru," lanjut Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta itu.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BAGUNA) DPD PDI Perjuangan Jakarta itu mengingatkan ancaman penularan penyakit cacar monyet tidak bisa dianggap main-main. Jadi protokol kesehatan yang sering dianjurkan oleh pemerintah dalam menghindari penularan Covid-19, bisa juga dilakukan guna mengantisipasi dan menghindari penularan cacar monyet.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memprediksi penyakit Monkeypox atau cacar monyet yang teridentifikasi di Indonesia tidak akan menyebabkan pasien mengalami perburukan gejala hingga menyebabkan situasi fatal.

Berdasarkan data terkini Kemenkes RI, dari 39-40 ribu kasus konfirmasi cacar monyet di dunia, setidaknya 12 orang yang tercatat meninggal dunia pasca terinfeksi. Dengan demikian, fatality rate atau tingkat kasus kematian cacar monyet menurutnya sangat rendah atau berkisar 0,04 hingga 0,05%.

Saat ini, kata Kent, pemerintah belum bisa memastikan status atau kategori cacar monyet dari temuan pasien di Jakarta, karena masih menunggu detail data dari tes whole genome sequencing (WGS).

Oleh karena itu, Dinkes DKI harus benar-benar bisa mengantisipasi bagaimana caranya agar penyakit ini tidak menyebarluas. "Jangan mempunyai mindset baru bekerja maksimal jika muncul kasus banyak, kalau kasus hanya sedikit lantas di pandang sebelah mata. Harus diubah pola pikir seperti itu," tegas Ketua IKAL PPRA LXII Lemhannas RI ini.

Selain itu, Kent meminta kepada pemerintah agar mengetatkan sejumlah pintu masuk penyakit ini, khususnya di DKI Jakarta. Langkah ini wajib dilakukan agar penyakit tersebut statusnya tidak meningkat menjadi pandemi.

“Karena virus ini tidak berasal dari Indonesia, jadi saya berharap pintu-pintu masuk ke Indonesia harus betul betul di awasi dengan ketat terkhusus di wilayah Jakarta. Pemerintah dalam hal ini Kemenkes bisa melakukan pengecekan di sejumlah pintu masuk dengan menggunakan peralatan yang mutakhir, sehingga indikasi awalnya bisa diketahui dan terdeteksi,” tutur Kent.

Melansir dari laman WHO Internasional, Monkeypox alias cacar monyet adalah penyakit yang disebabkan oleh virus monkeypox. Ini adalah infeksi zoonosis virus, yang berarti dapat menyebar dari hewan ke manusia. Itu juga dapat menyebar dari orang ke orang.

Terdapat berbagai tanda dan gejala yang dapat muncul akibat cacar monyet. Sementara beberapa orang memiliki gejala ringan, yang lain mungkin mengalami gejala yang lebih serius dan memerlukan perawatan di fasilitas kesehatan.

Mereka yang berisiko lebih tinggi untuk penyakit parah atau komplikasi termasuk orang-orang yang sedang hamil, anak-anak dan orang-orang yang memiliki permasalahan sistem imun atau immunocompromised.

Gejala cacar monyet yang paling umum termasuk demam, sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, energi rendah, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Ini diikuti atau disertai dengan perkembangan ruam yang dapat berlangsung selama dua hingga tiga minggu.

Ruam dapat ditemukan di wajah, telapak tangan, telapak kaki, mata, mulut, tenggorokan, selangkangan, dan daerah genital atau dubur tubuh. Jumlah lesi dapat berkisar dari satu hingga beberapa ribu. Lesi mulai datar, kemudian terisi cairan sebelum mengeras, mengering dan rontok, dengan lapisan kulit baru terbentuk di bawahnya.

Cacar monyet menyebar dari orang ke orang melalui kontak sentuhan dengan seseorang yang memiliki ruam cacar monyet, termasuk melalui kontak kulit ke kulit, mulut ke mulut atau mulut ke kulit, termasuk kontak seksual.
(thm)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2501 seconds (0.1#10.140)