Keputusan Gojek Konsolidasi Bisnis Dinilai Rasional

Kamis, 25 Juni 2020 - 07:50 WIB
loading...
Keputusan Gojek Konsolidasi...
Pengamat menilai langkah Gojek melakukan konsolidasi bisnis sebagai keputusan yang tepat. Foto: Dok SINDOnews
A A A
JAKARTA - Langkah Gojek melakukan konsolidasi bisnis sebagai keputusan yang tepat. Strategi untuk kembali fokus pada bisnis inti akan menjadikan Gojek lebih kuat dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Menurut Pengamat Bisnis yang juga Founder Rumah Perubahan Rhenald Kasali, semua sektor bisnis saat ini terdampak pandemi, apalagi sektor pariwisata. Karenanya, dia menilai wajar jika perusahaan sampai merumahkan karyawan karena dalam kondisi ini yang perlu diperhatikan adalah opex bukan capex.

“Dalam hal capex, perusahaan bisa menundanya tapi untuk opex, saat ini semua perusahaan dituntut melakukan penghematan,” katanya, Kamis (25/6/2020). (Baca juga: Proyeksi Penanganan Banjir Jabodetabek, Puncak, dan Cianjur hingga 2024)

Dia menekankan agar keputusan startup melakukan reorganisasi bisnis ini jangan didramatisir. Keputusan mereorganisasi bisnis itu bukan menjadi ukuran daya tahan suatu perusahaan.

Menurut Rhenald, daya tahan bisnis itu terletak di bidang bisnisnya dimana saat ini bidang bisnis yang terkait pariwisata dan event organizer terkena dampak paling signifikan.

“Saat perusahaan memiliki dana cukup, dia bisa eksplorasi. Tapi selanjutnya, dari hasil eksplorasi itu dia bisa menilai bisnis mana yang akan jadi fokusnya. Kemudian ketika terjadi guncangan ekonomi, semua perusahaan harus lakukan pemangkasan. Trimming,” tuturnya.

Senada dengan Rhenald, Pengamat Ekonomi Poltak Hotradero juga sepakat jika langkah Gojek untuk konsolidasi ke bisnis intinya adalah hal yang tepat. (Baca juga: Gojek Tutup Layanan GoLife dan GoFood Festival)

“Jika pada awalnya dia mungkin ekspansi dengan membuka layanan tambahan, lalu di tengah jalan dia konsolidasi, itu lebih karena dia menganalisa lini apa yang bisa tumbuh, mana yang tidak bisa. Jika akhirnya dia memutuskan memperkuat lini usaha tertentu, keputusan itu wajar,” ungkapnya.

Menurut dia, kondisi yang dialami dunia usaha saat ini tidak pernah terjadi sebelumnya dan skalanya juga global. Di tataran global sendiri juga terjadi konsolidasi yang bertujuan memperkuat bisnis inti apalagi banyak sektor yang terdampak pandemi seperti penerbangan, akomodasi, hingga pembiayaan. Sementara itu, bisnis pengantaran (delivery) di saat pandemi dinilai justru tumbuh di saat lini bisnis lainnya bertumbangan.

“Startup itu ke depannya harus lincah dan jangan hanya mengandalkan satu lini saja, apalagi jika lini itu memiliki segmen yang sangat sempit. Kalau bisnis konvensional saja bisa begitu lincah dengan membaca peluang yang ada, kenapa startup tidak?” kata Business Development Advisor Bursa Efek Indonesia (BEI) ini.
(jon)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2086 seconds (0.1#10.140)