MTI: Penambahan armada commuter line jadi keharusan

Minggu, 03 November 2013 - 21:03 WIB
MTI: Penambahan armada commuter line jadi keharusan
MTI: Penambahan armada commuter line jadi keharusan
A A A
Sindonews.com - Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Danang Parikesit menilai penambahan armada commuter line menjadi suatu keharusan mengingat saat ini banyak pembangunan. Dengan kata lain akan ada banyak penumpang yang akan menggunakan jasa kereta commuter line dalam jarak dekat.

"Saat ini masyarakat ibukota sudah cerdas, lebih baik berdiri sebentar dari pada duduk tapi menghabiskan waktu lebih dari dua jam ke kantor," ucap Danang ketika dihubungi, Minggu (3/11/2013).

Lebih lanjut, Danang mengatakan, dengan lonjakan penumpang yang terjadi PT KCJ harus memastikan kenyamanan tidak akan berkurang. Hal ini bertujuan untuk menarik masyarakat kelas menengah untuk mau menggunakan transportasi massal.

"Akan terjadi akumulasi penumpang commuter, kenyamanan harus menjadi prioritas," ucapnya.

Menurutnya, ada dua hal yang bisa menjaga kenyamanan penngguna commuter line yakni penambahan kereta di tiap rangkaian. Seperti diketahui saat ini dalam satu rangkaian ada delapan kereta dimana dua kereta digunakan sebagai kereta khusus wanita.

Sementara pemanjangan peron di stasiun terlihat sudah selesai, sehingga bukan sesuatu yang berat untuk menambah kereta. "Saya rasa menambah kereta merupakan hal yang harus cepat dilakukan," ucapnya.

Hal lain yang bisa menjaga kenyamanan adalah mempercepat headway commuter line dengan cara menghilangkan jalan sebidang agar perjalanan kereta bisa lebih cepat.

"Dengan demikian masyarakat tidak perlu khawatir, sebab tiap lima menit ada kereta melintas," ujarnya.

Yahya Hakim pengguna kereta mengaku gembira jika ada penambahan kereta. Menurutnya, saat ini memang keadaan commuter line tidak ubahnya seperti kereta ekonomi.

Jika pagi hari dirinya masih bisa memaklumi sebab hampir seluruh pengguna kereta hendak berangkat kerja, sehingga tidak begitu pusing. "Saat berangkat semua penumpang masih fresh, sehingga tidak begitu memberatkan," ucapnya.

Yang menjadi masalah adalah ketika jam pulang kerja. Dimana setelah lelah seharian bekerja, belum lagi ketika mendapat teguran di kantor, ditambah bau keringat dalam kereta yang menyengat, sehingga mudah menyulut emosi sesama penumpang.

Untuk itu Yahya mengaku kerap menghabiskan waktu di stasiun menunggu hingga kepadatan dalam kereta berkurang. "Semoga setelah datang armada bekas, saat pulang kerja akan banyak kereta yang beroperasi," harap pekerja swasta di kawasan Jalan Jendral Sudirman ini.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4309 seconds (0.1#10.140)