Makamkan Jenazah Pasien COVID-19 Sampai Malam hingga Tak Berani Peluk Anak Istri

Selasa, 23 Juni 2020 - 17:27 WIB
loading...
Makamkan Jenazah Pasien COVID-19 Sampai Malam hingga Tak Berani Peluk Anak Istri
Pandemi virus Corona atau COVID-19 di Jakarta juga menghadirkan kisah tersendiri bagi petugas pemakaman, termasuk di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tegal Alur, Jakarta Barat. SINDOnews/Yan Yusuf
A A A
JAKARTA - Pandemi virus Corona atau COVID-19 di Jakarta juga menghadirkan kisah tersendiri bagi petugas pemakaman, termasuk di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tegal Alur, Jakarta Barat. Seorang petugas makam TPU Tegal Alur, Asep, (43) mengaku, terpaksa lembur hingga pukul 21.00 WIB ketika jumlah korban meninggal cukup banyak.

“Kemarin sempat 12 (jenazah), sekarang sekitar 10, 11, kadang juga delapan,” kata Asep, Selasa (23/6/2020). Dia mengaku baru bisa tenang pulang setelah pukul 21.00 WIB, setelah malam tak ada lagi kedatangan jenazah. (Baca juga; Jelang Lebaran, 1.536 Pasien Corona di Jakarta Sembuh )

Asep mengatakan, saat ini kondisinya jauh lebih baik dibandingkan saat awal pandemi sehingga harus bekerja hingga tengah malam. Beruntung kerjanya jauh lebih ringan lantaran eskavator milik Sudin Sumber Daya Air masih disiagakan untuk melakukan penggalian liang lahat.

Biasanya, operator eskavator bekerja lebih awal, saat pagi hari. Mereka bekerja saat petugas pemakaman masih bersiap dan menunggu jenazah. Operator eskavator melakukan pengerukan dan mengali liang lahat sedalam dua meter. “Ada 10 lubang di siapkan sehari,” jelas Asep.

Pengalaman berbeda dituturkan Jimi, (30), petugas pemakaman TPU Tegal Alur lainnya. Dia mengaku,pada saat awal pandemi Corona tidak berani memeluk istri dan anaknya setiap kali pulang ke rumah. “Jadi setiap pulang saya semprot disinfektan dan langsung mandi,” katanya.

Apalagi informasi tentang COVID-19 masih simpang siur dan belum ada protap pemakaman, Jimi malah belum berani pulang. Kalau pulang, dia pun tidur sendiri di rumah tanpa didampingi istri dan anaknya. (Baca juga; Antisipasi Penyebaran Covid-19, DKI Buat Aturan Ganjil Genap di Pasar )

Setelah berselang dua bulan, dia mulai berani memeluk anaknya yang kini berusia empat bulan. Jimi mengaku senang sekali bisa mencium anaknya. Meskipun protokol terkesan kendor, namun Jimi tetap waspada. Dia tidak berani melanggar protokol kesehatan yang diterapkan pemerintah.

Penggunaan APD hanya sekali pakai dilakukan sesekali selama barang tersedia. Namun bila habis, APD lantas disemprotkan disinfektan dan dijemur sebelum di pakai. “Dari pada enggak pakai,” katanya.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1504 seconds (0.1#10.140)