Selama Pandemi Corona, Kasus DBD Kabupaten Bekasi Turun

Selasa, 23 Juni 2020 - 14:25 WIB
loading...
Selama Pandemi Corona, Kasus DBD Kabupaten Bekasi Turun
Sejak pandemi virus Corona atau COVID-199, jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Bekasi terus mengalami penurunan. Ilustrasi/SINDOnews
A A A
BEKASI - Sejak pandemi virus Corona atau COVID-19 , jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Bekasi terus mengalami penurunan. Padahal, tahun sebelumnya jumlah warga yang terkena DBD meningkat tajam.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Sri Enny Mainarti mengatakan, kasus DBD mengalami penurunan tahun ini dibandingkan pada 2019. Tercatat sepanjang Januari hingga Februari 2020 hanya ada 51 warga yang terserang DBD. (Baca juga; 97% Warga Kabupaten Bekasi Terdampak COVID-19 Terima BLT Desa )

"Penurunan cukup tinggi ya, pada 2019 itu sepanjang Januari hingga Februari ada 237 kasus, 2020 ada 51," katanya. Adapun rinciannya, kasus DBD pada 2019 selama periode Januari ada 85 dan Februari 152 kasus. Pada 2020, selama Januari ada 30 kasus dan Februari 21 kasus.

"Untuk data Maret, April, Juni belum terima. Tapi menurun kasusnya DBD ini," ujarnya. Meski demikian, Sri Enny meminta masyarakat untuk menjaga kesehatannya dengan mengedepankan protokol kesehatan agar terhindar DBD dan COVID-19. (Baca juga; Corona Kembali Mengganas di Bekasi, 18 Warga dari Zona Hijau Positif Covid-19 )

Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Irfan Maulana mengungkapkan, penurunan kasus terjadi karena tingkat kesadaran masyarakat atas kebersihan lingkungannya semakin tinggi.

Apalagi setelah ada pandemi COVID-19 ini, pola hidup bersih dan sehat (PHBS) warga sangat tinggi."Kalau sekarang kondisinya masyarakat sudah lebih peduli, karena ada COVID-19 ini PHBS makin bagus, terhadap lingkungannya makin peduli," katanya.

Adapun untuk upaya Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi dalam penanganan DBD pihaknya telah melakukan upaya-upaya penanggulangan DBD, diantaranya Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (Juru Pemantau Jentik). "Walaupun penganan fokus ke COVID-19, penanganan DBD kita juga perhatikan," ujarnya.

Kemudian penyuluhan di setiap Puskesmas terkait pemberantasan sarang nyamuk serta Gerakan 3M Plus (Menguras, Menutup, Memantau, dan Menimbun). Selain waspada terhadap COVID-19, warga juga diminta tetap waspada DBD. Utamanya gerakan 3M plus.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1539 seconds (0.1#10.140)