26 Nakes Hasil Swab Test Negatif Corona, 25 Masih Menunggu Pemeriksaan Lab
loading...
A
A
A
BOGOR - Sebanyak 26 dari 51 tenaga kesehatan dan penunjang Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor yang berstatus positif versi Rapid Test Covid-19, hasil Swab Test dinyatakan negatif. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno.
"Tadi saya sudah tanyakan ke Direktur RSUD Kota Bogor. Hasil Swab Test kemarin dilakukan dua hari terhadap 51 nakes dan penunjang. Baru 26 yang keluar hasil Swab Test nya dan hasil negatif semua. Sisanya (25 orang) yang lain belum keluar hasilnya masih menunggu (pemeriksaannya laboratorium)," kata Sri di Bogor, Jumat (24/4/2020) malam.
Sebelumnya, Sri yang juga menjabat sebagai Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Bogor sempat menanggapi terkait polemik pernyataan Direktur Utama RSUD Kota Bogor Ilham Chaidir yang menyebutkan 51 dari 800 tenaga kesehatan (nakes) dan penunjang terpapar Covid-19 hasil rapid test.
Sri menjelaskan rapid test bukan untuk memastikan seseorang positif atau negatif sebagai diagnostik Covid-19."Karena rapid test adalah tes immunologik yang mengambil darah dari ujung jari dengan memakai teknik antibodi, hanya sekedar untuk skrining awal," terangnya.
Ia menambahkan, seseorang yang terpapar oleh virus SARS-Cov-2 (penyebab Covid-19) membutuhkan waktu 6-7 hari untuk bisa positif setelah terpapar virus."Sehingga Rapid Test tidak bisa mendeteksi orang yang belum ada gejala, hasilnya bisa negatif walaupun terinfeksi (false negatif)," jelasnya.
Seseorang yang rapid test pertama hasilnya negatif, lanjutnya, harus dilanjutkan rapid test kedua pada hari ke 7. Hasil positif dari rapid test, katanya,harus dikonfirmasi dengan tes swab dengan metode Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR).
"Jadi, rapid test hanya skrining yang dibutuhkan untuk surveilans dan deteksi pencegahan awal dari Covid-19. Pasien dengan hasil rapid test positif belum tentu dia positif terinfeksi Covid-19 (false positif) harus dilakukan pemeriksaan swab dengan tes PCR untuk memastikannya. Tes PCR inilah yang memastikan apakah seseorang positif terinfeksi corona atau tidak," katanya.
Sementara itu, Dirut RSUD Kota Bogor dr Ilham Chaidir langsung mengklarifikasi misspersepsi (salah tanggap) tentang pernyataannya kepada media tentang 51 dari 800 pegawainya (nakes dan penunjang) positif Covid-19. "Jadi yang benar itu adalah hasil pemeriksaan rapid test terhadap tenaga medis tersebut adalah reaktif. Reaktif rapid test belum tentu positif covid, dan masih harus diperiksa swab PCR," ungkap Ilham.
Ia menambahkan, hasil pemeriksaan laboratorium melalui metode swab akan menentukan diagnosa positif atau negatifnya seseorang terjangkit Covid-19. "Dua hari ini telah dilakukan pemeriksaan swab untuk seluruh petugas yang rapid, dan masih menunggu hasilnya," tandasnya.
"Tadi saya sudah tanyakan ke Direktur RSUD Kota Bogor. Hasil Swab Test kemarin dilakukan dua hari terhadap 51 nakes dan penunjang. Baru 26 yang keluar hasil Swab Test nya dan hasil negatif semua. Sisanya (25 orang) yang lain belum keluar hasilnya masih menunggu (pemeriksaannya laboratorium)," kata Sri di Bogor, Jumat (24/4/2020) malam.
Sebelumnya, Sri yang juga menjabat sebagai Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Bogor sempat menanggapi terkait polemik pernyataan Direktur Utama RSUD Kota Bogor Ilham Chaidir yang menyebutkan 51 dari 800 tenaga kesehatan (nakes) dan penunjang terpapar Covid-19 hasil rapid test.
Sri menjelaskan rapid test bukan untuk memastikan seseorang positif atau negatif sebagai diagnostik Covid-19."Karena rapid test adalah tes immunologik yang mengambil darah dari ujung jari dengan memakai teknik antibodi, hanya sekedar untuk skrining awal," terangnya.
Ia menambahkan, seseorang yang terpapar oleh virus SARS-Cov-2 (penyebab Covid-19) membutuhkan waktu 6-7 hari untuk bisa positif setelah terpapar virus."Sehingga Rapid Test tidak bisa mendeteksi orang yang belum ada gejala, hasilnya bisa negatif walaupun terinfeksi (false negatif)," jelasnya.
Seseorang yang rapid test pertama hasilnya negatif, lanjutnya, harus dilanjutkan rapid test kedua pada hari ke 7. Hasil positif dari rapid test, katanya,harus dikonfirmasi dengan tes swab dengan metode Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR).
"Jadi, rapid test hanya skrining yang dibutuhkan untuk surveilans dan deteksi pencegahan awal dari Covid-19. Pasien dengan hasil rapid test positif belum tentu dia positif terinfeksi Covid-19 (false positif) harus dilakukan pemeriksaan swab dengan tes PCR untuk memastikannya. Tes PCR inilah yang memastikan apakah seseorang positif terinfeksi corona atau tidak," katanya.
Sementara itu, Dirut RSUD Kota Bogor dr Ilham Chaidir langsung mengklarifikasi misspersepsi (salah tanggap) tentang pernyataannya kepada media tentang 51 dari 800 pegawainya (nakes dan penunjang) positif Covid-19. "Jadi yang benar itu adalah hasil pemeriksaan rapid test terhadap tenaga medis tersebut adalah reaktif. Reaktif rapid test belum tentu positif covid, dan masih harus diperiksa swab PCR," ungkap Ilham.
Ia menambahkan, hasil pemeriksaan laboratorium melalui metode swab akan menentukan diagnosa positif atau negatifnya seseorang terjangkit Covid-19. "Dua hari ini telah dilakukan pemeriksaan swab untuk seluruh petugas yang rapid, dan masih menunggu hasilnya," tandasnya.
(mhd)