Kisah Inspriratif Sujatmiko, Santri yang Sukses Jadi Pengusaha
loading...
A
A
A
BEKASI - Banyak yang beranggapan, jika santri tidak bisa sukses di bidang usaha. Tapi, hal ini dibantah Sudjatmiko, pria yang saat ini sukses berbisnis di bidang jasa konstruksi. Pria kelahiran Jakarta, 24 Mei 1979 ini, mengaku telah memiliki ketertarikan di bidang konstruksi sejak muda.
Sempat mengenyam pendidikan di salah satu pondok pesantren di Malang, Jawa Timur, banyak pelajaran yang diambil Sudjatmiko. Nasihat Kyai di Pondok Pesantren Nurul Ulum, Malang, terus diingatnya hingga saat ini. Jika hidup, adalah pilihan. Baca juga: 5 Pengusaha Properti Dunia Terkaya
”Santri tidak melulu harus jadi guru ngaji nantinya. Seperti bermain bola, ada yang bertugas menjaga gawang, ada yang bertahan, ada yang menjadi penyerang. Nah kata-kata itulah yang saya ingat, hingga akhirnya saya bulatkan tekad untuk menjadi seorang kontraktor,” kata Sudjatmiko.
Seiring berjalannya waktu, Sudjatmiko yang telah lulus SMA, memulai kuliah di Politeknik Universitas Brawijaya mengambil Jurusan Teknik Sipil. Banyak juga pengalaman yang dapat ketika masa kuliah.
Tahun 2000, Sudjatmiko pun lulus kuliah. Selanjutnya, ia mendapat pekerjaan di perusahaan NIPPON Koei, Jakarta di posisi konsultan konstruksi. Di perusahaan asal Jepang ini, Sudjatmiko bekerja kurang lebih selama delapan tahun.
Ketika bekerja di Perusahaan NIPPON Koei, Sudjatmiko juga coba-coba merintis usaha. Mulai dari percetakan, hingga usaha konstruksi kecil-kecilan. Hingga akirnya di 2008, Sudjatmiko memilih untuk keluar dari tempat kerjanya dan fokus untuk berusaha.
Ia pun kemudian mendirikan dua perusahaan, yakni jasa konsultan dengan nama Asri Perkasa Mandiri dan Asri Karya Lestari yang bergerak di jasa konstuksi. Dalam merintis usahanya, Sudjatmiko mulai fokus.
Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Sudjatmiko mulai mendapat proyek jalan tol. ”Disinilah perjalanan usahanya saya dimulai. Saya memulainya dengan perlahan. Proyek saya ini banyak di jalan tol. Hampir bisa dibilang, semua jalan tol di Jakarta ini saya ikut,” terangnya.
Bahkan bukan hanya jalan tol. Sejumlah proyek bangunan gedung pun mulai dikerjakan Sudjatmiko. Ia pun mulai merambah proyek-proyek nasional.”Prinsip saya, jangan pernah menaruh telur dalam satu keranjang. Meskipun saya banyak dapat proyek jalan tol, tetapi saya juga merambah ke gedung, bahkan hotel,” paparnya.
Bukan tanpa alasan Sudjatmiko merambah ke gedung. Menurutnya, jangan hanya berfokus di jalan tol. Yakni, ketika proyek sepi, bisa mendapatkan proyek di proyek gedung. Sudjatmiko berpesan, meskipun dalam kondisi apapun, jangan pernah lupa dengan bersedekah.
Menurutnya, dengan bersedekah, rezeki akan selalu lancar. Bahkan, kini Sudjatmiko telah membangun pesantren dan Rumah Tahfiz Quran. ”Inilah saya dedikasikan, karena ada rezeki, saya berkhidmat dengan bersedekah dengan cara membuat pesantren dan rumah tahfiz,” terangnya.
Ia juga akan bersinergi dengan kyai-kyai dalam mengembangkan pesantrennya tersebut. ”Membangun itukan tidak hanya dengan doa, tetapi juga dengan usaha. Inilah yang saya sedang fokuskan saat ini. Membangun pesantren dan ekonomi umat,” tegasnya.
Tujuan hidup Sudjatmiko adalah bermanfaat bagi orang banyak. Meskipun awalnya dari lingkup kecil, tidak menutup kemudian nantinya akan bisa lebih besar nantinya. ”Tujuan hidup saya bermanfaat buat orang banyak. Karena hidup ini, yang terpenting adalah bermanfaat bagi orang lain,” tandasnya.
Sempat mengenyam pendidikan di salah satu pondok pesantren di Malang, Jawa Timur, banyak pelajaran yang diambil Sudjatmiko. Nasihat Kyai di Pondok Pesantren Nurul Ulum, Malang, terus diingatnya hingga saat ini. Jika hidup, adalah pilihan. Baca juga: 5 Pengusaha Properti Dunia Terkaya
”Santri tidak melulu harus jadi guru ngaji nantinya. Seperti bermain bola, ada yang bertugas menjaga gawang, ada yang bertahan, ada yang menjadi penyerang. Nah kata-kata itulah yang saya ingat, hingga akhirnya saya bulatkan tekad untuk menjadi seorang kontraktor,” kata Sudjatmiko.
Seiring berjalannya waktu, Sudjatmiko yang telah lulus SMA, memulai kuliah di Politeknik Universitas Brawijaya mengambil Jurusan Teknik Sipil. Banyak juga pengalaman yang dapat ketika masa kuliah.
Tahun 2000, Sudjatmiko pun lulus kuliah. Selanjutnya, ia mendapat pekerjaan di perusahaan NIPPON Koei, Jakarta di posisi konsultan konstruksi. Di perusahaan asal Jepang ini, Sudjatmiko bekerja kurang lebih selama delapan tahun.
Ketika bekerja di Perusahaan NIPPON Koei, Sudjatmiko juga coba-coba merintis usaha. Mulai dari percetakan, hingga usaha konstruksi kecil-kecilan. Hingga akirnya di 2008, Sudjatmiko memilih untuk keluar dari tempat kerjanya dan fokus untuk berusaha.
Ia pun kemudian mendirikan dua perusahaan, yakni jasa konsultan dengan nama Asri Perkasa Mandiri dan Asri Karya Lestari yang bergerak di jasa konstuksi. Dalam merintis usahanya, Sudjatmiko mulai fokus.
Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Sudjatmiko mulai mendapat proyek jalan tol. ”Disinilah perjalanan usahanya saya dimulai. Saya memulainya dengan perlahan. Proyek saya ini banyak di jalan tol. Hampir bisa dibilang, semua jalan tol di Jakarta ini saya ikut,” terangnya.
Bahkan bukan hanya jalan tol. Sejumlah proyek bangunan gedung pun mulai dikerjakan Sudjatmiko. Ia pun mulai merambah proyek-proyek nasional.”Prinsip saya, jangan pernah menaruh telur dalam satu keranjang. Meskipun saya banyak dapat proyek jalan tol, tetapi saya juga merambah ke gedung, bahkan hotel,” paparnya.
Bukan tanpa alasan Sudjatmiko merambah ke gedung. Menurutnya, jangan hanya berfokus di jalan tol. Yakni, ketika proyek sepi, bisa mendapatkan proyek di proyek gedung. Sudjatmiko berpesan, meskipun dalam kondisi apapun, jangan pernah lupa dengan bersedekah.
Menurutnya, dengan bersedekah, rezeki akan selalu lancar. Bahkan, kini Sudjatmiko telah membangun pesantren dan Rumah Tahfiz Quran. ”Inilah saya dedikasikan, karena ada rezeki, saya berkhidmat dengan bersedekah dengan cara membuat pesantren dan rumah tahfiz,” terangnya.
Ia juga akan bersinergi dengan kyai-kyai dalam mengembangkan pesantrennya tersebut. ”Membangun itukan tidak hanya dengan doa, tetapi juga dengan usaha. Inilah yang saya sedang fokuskan saat ini. Membangun pesantren dan ekonomi umat,” tegasnya.
Tujuan hidup Sudjatmiko adalah bermanfaat bagi orang banyak. Meskipun awalnya dari lingkup kecil, tidak menutup kemudian nantinya akan bisa lebih besar nantinya. ”Tujuan hidup saya bermanfaat buat orang banyak. Karena hidup ini, yang terpenting adalah bermanfaat bagi orang lain,” tandasnya.
(ams)