Sosok KH Ma’mun Nawawi, Murid KH Hasyim Asy’ari Penggembleng Laskar Hizbullah di Cibarusah Bekasi
loading...
A
A
A
Di Cibarusah, mental mereka ditempa agar teguh berjuang, begitu pula dengan kemampuan membela diri dan menggunakan pelbagai persenjataan. Khususnya pada periode 1945-1949, dia berperan signifikan sebagai penasihat rohani dan kebatinan para pemuda pejuang kemerdekaan.
Tercatat, pelatihan itu diikuti sekitar 500 pemuda dan santri. Setiap pesantren se-Jawa dan Madura mengirim lima orang utusan untuk mengikuti sesi tersebut. Para santri asuhan Mama Cibogo berjumlah ratusan orang.
Mereka pun mendapat pelatihan militer sebagai bekal menghadapi tentara musuh. Kelak setelah Proklamasi 1945, musuh mereka adalah pasukan Belanda yang hendak menjajah lagi Tanah Air. Pelatihan perdana Laskar Hizbullah tersebut dilaksanakan pada 28 Februari 1945.
Momen ini dipimpin langsung Kiai Abdul Wahid Hasyim. Ada pula beberapa tokoh lain yang hadir di sana, seperti KH Zainul Arifin dan KH Noer Alie. Pembukaan pelatihan ini disaksikan Gunseikan, para perwira Jepang, pimpinan pusat Partai Masyumi, dan para Pangreh Praja.
Mama Cibogo wafat dalam usia 63 tahun. Ia kembali ke rahmatullah pada 26 Muharram 1395 atau 7 Februari 1975. Hingga akhir hayatnya, Mama Cibogo meninggalkan 40 anak dan empat orang istri. Seorang ulama besar asal Bekasi yang juga pahlawan nasional, KH Noer Ali, menjadi imam shalat jenazahnya.
Pemakaman almarhum diiringi lautan manusia yang sangat berduka atas kepergiannya. Pondok Pesantren Al-Baqiyatus Sholihat merupakan salah satu dari beberapa peninggalan KH Ma’mun Nawawi. Pesantren tertua di Bekasi ini diasuh oleh keturunan Mama Cibogo dengan umur pesantren sudah 84 tahun. Pesantren yang berdiri di atas tanah seluas 2995 m2.
Tercatat, pelatihan itu diikuti sekitar 500 pemuda dan santri. Setiap pesantren se-Jawa dan Madura mengirim lima orang utusan untuk mengikuti sesi tersebut. Para santri asuhan Mama Cibogo berjumlah ratusan orang.
Mereka pun mendapat pelatihan militer sebagai bekal menghadapi tentara musuh. Kelak setelah Proklamasi 1945, musuh mereka adalah pasukan Belanda yang hendak menjajah lagi Tanah Air. Pelatihan perdana Laskar Hizbullah tersebut dilaksanakan pada 28 Februari 1945.
Momen ini dipimpin langsung Kiai Abdul Wahid Hasyim. Ada pula beberapa tokoh lain yang hadir di sana, seperti KH Zainul Arifin dan KH Noer Alie. Pembukaan pelatihan ini disaksikan Gunseikan, para perwira Jepang, pimpinan pusat Partai Masyumi, dan para Pangreh Praja.
Mama Cibogo wafat dalam usia 63 tahun. Ia kembali ke rahmatullah pada 26 Muharram 1395 atau 7 Februari 1975. Hingga akhir hayatnya, Mama Cibogo meninggalkan 40 anak dan empat orang istri. Seorang ulama besar asal Bekasi yang juga pahlawan nasional, KH Noer Ali, menjadi imam shalat jenazahnya.
Pemakaman almarhum diiringi lautan manusia yang sangat berduka atas kepergiannya. Pondok Pesantren Al-Baqiyatus Sholihat merupakan salah satu dari beberapa peninggalan KH Ma’mun Nawawi. Pesantren tertua di Bekasi ini diasuh oleh keturunan Mama Cibogo dengan umur pesantren sudah 84 tahun. Pesantren yang berdiri di atas tanah seluas 2995 m2.
(ams)