Selama Masa Pandemi Corona, 12.951 Wanita Bekasi Hamil
loading...
A
A
A
BEKASI - Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi mencatat sebanyak 12.951 wanita di wilayahnya hamil selama dua bulan masa pandemi Covid-19 . Angka tersebut berdasarkan data kunjungan pertama ibu hamil ke fasilitas pelayanan kesehatan yang terhimpun sejak Maret hingga April 2020.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Sri Enny Mainiarti mengatakan, angka kehamilan tahun ini tercatat menurun dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya, meski tidak terlalu signifikan. "Ada penurunan sekitar 8,4 persen dibanding tahun lalu,” ujarnya, Selasa (9/6/2020).
Menurut dia, pandemi tidak berpengaruh besar terhadap angka kehamilan di Kabupaten Bekasi. Kunjungan pertama ibu hamil sepanjang Maret 2020 berjumlah 6.551, sementara di bulan berikutnya sebanyak 6.400 orang. Sedangkan Maret dan April tahun lalu jumlahnya masing-masing 7.075 dan 7.052.
"Kalau ditotal di dua bulan tahun lalu angka kehamilan mencapai 14.127 orang sementara dua bulan kemarin (Maret dan April) 12.951 ibu hamil," ungkapnya. (Baca juga: Kepala BKKBN: Tunda Kehamilan di Tengah Pandemi Corona)
Dinas Kesehatan melakukan upaya untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil di masa pandemi Covid-19, seperti pemetaan fasilitas kesehatan dalam rangka optimalisasi pelayanan kesehatan ibu hamil.
Selain itu, pihaknya melakukan kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan puskesmas di masing-masing kecamatan terhadap ibu hamil dan bayi katagori risiko tinggi. Kunjungan rumah ibu hamil dan bayi dilakukan dengan perjanjian lewat telepon genggam bekerjasama dengan ibu-ibu kader posyandu.
"Selain itu kami juga membuat WA (Whats App) grup ibu hamil dengan membahas materi yang ada di buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)," ucapnya. (Baca juga: PSBB Dilonggarkan, Anak-anak dan Ibu Hamil Dilarang Beraktivitas di Luar Rumah)
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Supria Dinata menambahkan, penurunan angka kehamilan tahun ini disebabkan sejumlah faktor, salah satunya kebijakan penundaan pernikahan oleh Kantor Urusan Agama (KUA).
Selain itu sejumlah ibu memutuskan untuk menunda pemeriksaan kehamilan di fasilitas pelayanan kesehatan karena kondisi pandemi Covid-19. Ada juga warga yang sengaja menunda kehamilan karena khawatir jika melahirkan di masa Covid-19.
"Jika bulan ini mulai program, akan ketahuan hamil pada dua bulan mendatang. Untuk data bulan Mei belum masuk. Paling bulan Juli dan Agustus kita baru bisa lihat meningkat apa tidak. Kalau sekarang masih naik turun," katanya. (Baca juga: Hari Ini Semua Pusat Perbelanjaan Bekasi Mulai Beroperasi)
Data kehamilan didapat dari setiap fasilitas kesehatan seperti puskesmas, klinik swasta, serta rumah sakit. Bidan koordinator di 44 puskesmas memberikan laporan berkala kepada Dinas Kesehatan. Sementara klinik dan rumah sakit melaporkan ke puskesmas di masing-masing wilayah kerjanya.
Lihat Juga: Dharma Pongrekun Sebut Pandemi Agenda Terselubung Asing, Ini Alasan Ridwan Kamil Tanya soal Covid-19
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Sri Enny Mainiarti mengatakan, angka kehamilan tahun ini tercatat menurun dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya, meski tidak terlalu signifikan. "Ada penurunan sekitar 8,4 persen dibanding tahun lalu,” ujarnya, Selasa (9/6/2020).
Menurut dia, pandemi tidak berpengaruh besar terhadap angka kehamilan di Kabupaten Bekasi. Kunjungan pertama ibu hamil sepanjang Maret 2020 berjumlah 6.551, sementara di bulan berikutnya sebanyak 6.400 orang. Sedangkan Maret dan April tahun lalu jumlahnya masing-masing 7.075 dan 7.052.
"Kalau ditotal di dua bulan tahun lalu angka kehamilan mencapai 14.127 orang sementara dua bulan kemarin (Maret dan April) 12.951 ibu hamil," ungkapnya. (Baca juga: Kepala BKKBN: Tunda Kehamilan di Tengah Pandemi Corona)
Dinas Kesehatan melakukan upaya untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil di masa pandemi Covid-19, seperti pemetaan fasilitas kesehatan dalam rangka optimalisasi pelayanan kesehatan ibu hamil.
Selain itu, pihaknya melakukan kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan puskesmas di masing-masing kecamatan terhadap ibu hamil dan bayi katagori risiko tinggi. Kunjungan rumah ibu hamil dan bayi dilakukan dengan perjanjian lewat telepon genggam bekerjasama dengan ibu-ibu kader posyandu.
"Selain itu kami juga membuat WA (Whats App) grup ibu hamil dengan membahas materi yang ada di buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)," ucapnya. (Baca juga: PSBB Dilonggarkan, Anak-anak dan Ibu Hamil Dilarang Beraktivitas di Luar Rumah)
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Supria Dinata menambahkan, penurunan angka kehamilan tahun ini disebabkan sejumlah faktor, salah satunya kebijakan penundaan pernikahan oleh Kantor Urusan Agama (KUA).
Selain itu sejumlah ibu memutuskan untuk menunda pemeriksaan kehamilan di fasilitas pelayanan kesehatan karena kondisi pandemi Covid-19. Ada juga warga yang sengaja menunda kehamilan karena khawatir jika melahirkan di masa Covid-19.
"Jika bulan ini mulai program, akan ketahuan hamil pada dua bulan mendatang. Untuk data bulan Mei belum masuk. Paling bulan Juli dan Agustus kita baru bisa lihat meningkat apa tidak. Kalau sekarang masih naik turun," katanya. (Baca juga: Hari Ini Semua Pusat Perbelanjaan Bekasi Mulai Beroperasi)
Data kehamilan didapat dari setiap fasilitas kesehatan seperti puskesmas, klinik swasta, serta rumah sakit. Bidan koordinator di 44 puskesmas memberikan laporan berkala kepada Dinas Kesehatan. Sementara klinik dan rumah sakit melaporkan ke puskesmas di masing-masing wilayah kerjanya.
Lihat Juga: Dharma Pongrekun Sebut Pandemi Agenda Terselubung Asing, Ini Alasan Ridwan Kamil Tanya soal Covid-19
(thm)