Jejak Letusan Gunung Salak dari Tahun 1699-1938
loading...
A
A
A
JAKARTA - Meletusnya Gunung Semeru seolah memberikan peringatan dini kepada kita tentang bahaya yang mengintai dari ancaman erupsi gunung lainnya di Indonesia, termasuk Gunung Salak .
Gunung Salak berada di antara wilayah Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Gunung setinggi 2.211 mdpl ini merupakan salah satu gunung berapi aktif di Pulau Jawa.
Baca juga: Misteri Pesawat Jatuh di Gunung Salak dan Keangkeran Segitiga Bermuda Indonesia
Gunung Salak sudah lama tidak mengalami erupsi yakni terakhir pada tahun 1938 silam. Meskipun sebelumnya di tahun 2018 sempat beredar isu Gunung Salak mengalami erupsi, namun hal tersebut langsung dibantah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Berikut catatan jejak sejarah letusan Gunung Salak sejak tahun 1699-1938 yang dihimpun Litbang MPI, Senin (13/12/2021).
Baca juga: Kisah Pendaki Tersesat di Gunung Salak, Ketemu Hewan Aneh hingga Prajurit Zaman Dulu
1. Tahun 1699
Pada 5 Januari 1699, Gunung Salak mengalami erupsi untuk pertama kalinya. Erupsi tersebut berasal dari Gunung Salak II. Ketika itu terjadi erupsi samping dan erupsi dari kawah pusat. Akibat erupsi, hutan di kawasan sekitar rusak.
Jurnal Duta Rimba (1999) terbitan Perum Perhutani menerangkan bahwa letusan itu menghasilkan lahar dingin yang mendangkalkan sejumlah sungai di wilayah Jawa Barat yang mengalir hingga ke Batavia, termasuk Sungai Ciliwung.
Namun, riset terbaru Christopher J Harpel, peneliti dari Earth Observatory of Singapore (2015) meyakini bahwa pada tahun 1699 Gunung Salak tidak meletus melainkan hanya debris avalanche atau guguran puing. Sampai kini status Gunung Salak meletus pada tahun 1699 atau tidak masih menjadi perdebatan.
2. Tahun 1761
Erupsi yang terjadi pada tahun 1761 berupa erupsi freatik yang bersumber dari Kawah Ratu.
3. Tahun 1780
Pada tahun 1780, Gunung Salak mengalami dua kali erupsi yaitu erupsi samping dan erupsi normal di Kawah Ratu.
4. Tahun 1902-1903
Erupsi pada periode 1902-1903 menghasilkan erupsi samping bertipe freatik.
5. Tahun 1919
Tahun 1919, Gunung Salak kembali erupsi dari Kawah Ratu berupa erupsi freatik.
6. Tahun 1923
Empat tahun kemudian, Gunung Salak mengalami erupsi lumpur di Kawah Cibodas.
7. Tahun 1929
Pada tahun 1929, Kawah Cibeureum Gunung Salak mengalami erupsi freatik.
8. Tahun 1935
Februari 1935, Gunung Salak mengalami erupsi samping dan erupsi freatik di Kawah Cikuluwung Putri.
9. Tahun 1936
Setahun berselang, Gunung Salak kembali meletus dengan erupsi freatik di Kawah Perbakti.
10. Tahun 1938
Setelah 3 tahun berlalu tepatnya 31 Januari 1938 Kawah Cikuluwung Putri kembali mengalami erupsi freatik. Erupsi terjadi lantaran adanya kontak antara magma dengan air sehingga menyemburkan asap keluar dari puncak gunung berapi.
Baca juga: Seram Banget! Pendaki Gunung Salak Berubah Jadi Pocong Gara-gara Jimat Pesugihan
Gunung Salak berada di antara wilayah Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Gunung setinggi 2.211 mdpl ini merupakan salah satu gunung berapi aktif di Pulau Jawa.
Baca juga: Misteri Pesawat Jatuh di Gunung Salak dan Keangkeran Segitiga Bermuda Indonesia
Gunung Salak sudah lama tidak mengalami erupsi yakni terakhir pada tahun 1938 silam. Meskipun sebelumnya di tahun 2018 sempat beredar isu Gunung Salak mengalami erupsi, namun hal tersebut langsung dibantah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Berikut catatan jejak sejarah letusan Gunung Salak sejak tahun 1699-1938 yang dihimpun Litbang MPI, Senin (13/12/2021).
Baca juga: Kisah Pendaki Tersesat di Gunung Salak, Ketemu Hewan Aneh hingga Prajurit Zaman Dulu
1. Tahun 1699
Pada 5 Januari 1699, Gunung Salak mengalami erupsi untuk pertama kalinya. Erupsi tersebut berasal dari Gunung Salak II. Ketika itu terjadi erupsi samping dan erupsi dari kawah pusat. Akibat erupsi, hutan di kawasan sekitar rusak.
Jurnal Duta Rimba (1999) terbitan Perum Perhutani menerangkan bahwa letusan itu menghasilkan lahar dingin yang mendangkalkan sejumlah sungai di wilayah Jawa Barat yang mengalir hingga ke Batavia, termasuk Sungai Ciliwung.
Namun, riset terbaru Christopher J Harpel, peneliti dari Earth Observatory of Singapore (2015) meyakini bahwa pada tahun 1699 Gunung Salak tidak meletus melainkan hanya debris avalanche atau guguran puing. Sampai kini status Gunung Salak meletus pada tahun 1699 atau tidak masih menjadi perdebatan.
2. Tahun 1761
Erupsi yang terjadi pada tahun 1761 berupa erupsi freatik yang bersumber dari Kawah Ratu.
3. Tahun 1780
Pada tahun 1780, Gunung Salak mengalami dua kali erupsi yaitu erupsi samping dan erupsi normal di Kawah Ratu.
4. Tahun 1902-1903
Erupsi pada periode 1902-1903 menghasilkan erupsi samping bertipe freatik.
5. Tahun 1919
Tahun 1919, Gunung Salak kembali erupsi dari Kawah Ratu berupa erupsi freatik.
6. Tahun 1923
Empat tahun kemudian, Gunung Salak mengalami erupsi lumpur di Kawah Cibodas.
7. Tahun 1929
Pada tahun 1929, Kawah Cibeureum Gunung Salak mengalami erupsi freatik.
8. Tahun 1935
Februari 1935, Gunung Salak mengalami erupsi samping dan erupsi freatik di Kawah Cikuluwung Putri.
9. Tahun 1936
Setahun berselang, Gunung Salak kembali meletus dengan erupsi freatik di Kawah Perbakti.
10. Tahun 1938
Setelah 3 tahun berlalu tepatnya 31 Januari 1938 Kawah Cikuluwung Putri kembali mengalami erupsi freatik. Erupsi terjadi lantaran adanya kontak antara magma dengan air sehingga menyemburkan asap keluar dari puncak gunung berapi.
Baca juga: Seram Banget! Pendaki Gunung Salak Berubah Jadi Pocong Gara-gara Jimat Pesugihan
(jon)